Bab 1

2.4K 266 1
                                    

“Hah..” aku mengerejapkan mataku. Apa aku masih hidup? Apa ini disurga?

“A-ku masih hidup atau sudah mati? “ monologku.

“Tuan muda sudah sadar ?” Tanya seorang wanita tua berpakaian seperti maid.

Seketika aku menoleh ke sumber suara, aku mengernyitkan dahiku dan menatap wanita tua tersebut.   ‘kenapa bisa disini?’ batinku

“Tuan muda ? apa kepalanya sakit?”  Tanyanya lagi, tapi tunggu dulu kenapa suaraku seperti laki”?

“ Sedikit, saya dimana?” tanyaku pada wanita tersebut.

“Tuan muda, minumlah terlebih dulu. Ini akan membuat anda merasa  lebih baik.” Kurasa ia pelayan disini.

“Nyonya belum menjawab saya, katakan saya dimana dan nyonya siapa?.” Tanyaku.

Nyonya tersebut langsung terkejut dan menatapku sedikit khawatir. Ia menjawab dengan menahan isak tangisannya.

“Nama bibi Inah, Tuan muda. Bibi adalah maid disini dan tuan muda berada dikamar anda sendiri.”

Apa tadi katanya? Tuan muda? Maid? Kamar sendiri?! Ini sama sekali belum saya pahami.

Netraku memperhatikan seisi ruangan, dinding yang bercat putih bercampur hitam, interiornya perpaduan gaya eropa dan arab. Ah! Mungkin sedang dibawa oleh salah satu anak buahku. Aku masih memperhatikan ruangan dengan teliti. Tapi aku penasaran kenapa malah dibawa disini tidak dibawah kerumah sakit?.

“Kenapa saya dibawa kesini bukan kerumah sakit?” tanyaku.

“Tuan muda pingsan disekolah dan langsung di-

“Apa anakku sudah sadar bibi?” ucapan bibi itu terhenti ketika seorang wanita dewasa berpakaian formal, masuk diikuti satu orang pria yang memakai setelan hitam layaknya bodyguard.

“Nyonya, tuan muda sudah sadar dan sudah agak medingan.” Bibi itu menunduk hormat pada wanita berpakaian formal itu.

Wanita itu duduk diranjang tempatku berbaring. Ia benar sangat cantik dan berwibawa. Ada aroma lemon yang menguar dari tubuhnya.

“Sayang, apa sudah merasa lebih baik?” suaranya penuh dengan rasa kekhawatiran.

“ Iya, hanya pusing sedikit. Nyonya siapa?” aku masih berfikir mereka itu siapa? kenapa wanita ini rasanya aku begitu dekat dengannya padahal aku tak mengenalnya.

“Sayang, kau benar tidak mengingat mom?” tanyanya dengan suara terkejut.

Aku hanya menggelengkan kepala.

“ Ini mom sayang. Yang melahirkan kamu” jawabnya dengan suara bergetar.

TUNGGU! APA YANG IA BILANG  MAMA! 

“Sayang, ini mom yesa yang melahirkan kamu, apakah kamu lupa?” tanyanya sekali lagi.

Aku masih berusaha untuk tetap tenang. Tapi kenyataannya tidak bisa karena seingatku mama sudah meninggal.

“ Anda sangat kelewatan nyonya, mama saya sudah meninggal karena kecelakaan pesawat.” Jawabku dengan suara datar.

Wanita yang mengaku sebagai mamaku terlihat menahan air matanya dan memegangi dadanya.

“Apa mak-sut kamu sayang, ini mom, mom tidak meninggal.”

Aku masih bingung dan kenapa juga suaraku berubah mejadi laki’. Memang betul aku menginginkan menjadi laki’ tapi aku tidak membenarkannya, Ah! Apa jangan’

“ Apa boleh saya meminta cermin?” pintaku

Mereka mengambil cermin dan memberikanya padaku, aku pun bercermin.
Akupun syok melihat pantulan wajahku sendiri.

“Dia siapa?” tanyaku gugup sambil menunjuk cermin.

“Sayang, itu kamu. Kenapa kamu syok?” tanya wanita yang mengaku sebagai mamaku.

“Ini bukan aku?” tanyaku dan menghiraukan wanita itu.

Wanita itu seketika menangis dan memelukku dengan badan yang bergetar. Ia melepas pelukannya sambil menahan air matanya. Ia menangkup pipiku dengan kedua tangannya dapat kulihat wajahnya memerah karna menangis.

“Sayang, lihat mom. Kamu anak mom, kamu malaikat mom. Anak kesayangannya mom yesa.” Ucapnya

Yesa! Terasa familiar.

“ Nama saya siapa? “ tanyaku pada wanita itu.

Antonio G. Frans” jawabnya

AntonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang