Bab 11

1.1K 132 4
                                    


Berjalan menyusuri lorong sekolah yang panjangnya kek stadion sepak bola. Maaf becanda :)

Tio berjalan ke ruang guru sambil menggerutu, bisa-bisanya ruang guru jauh sekali dengan kelasnya ditambah nanti harus membersihkan toilet pria dan wanita. Ditambah lagi nanti kembali keparkiran pasti akan bakalan menguras tenaga dan mebuatnya kecapean.

Ayo Tio semangat ini adalah bagian dari masa remaja yang indah. –batin Tio dengan mengepalkan kedua tanganya diudara dan memukulkanya didada.

Tio mencoba menyemangati dirinya sendiri

Akhirnya sampai juga diruang guru. Berjalan memasuki ruang guru.

“Permisi pak.” Sapa Tio saat melihat seorang guru memakai baju olahraga yang sedang bersantai meminum kopinya.

“Ya, cari siapa kamu?.” Tanya pak Hendra. Yang namanya terpampang di bajunya.

“Saya lagi mencari bu Ana.” Jawab Tio

“Oh, kamu yang dimaksut sama bu Ana. Kamu sudah ditungguin di kantor kepala sekolah.” Ucap pak Hendra.

Tio mengangkat sebelah alisnya. Ia masih bingung kenapa dirinya dipanggil dan sekarang disuruh lagi ke kantor kepala sekolah. Sebenarnya ada apaan si. Ia penasaranan apakah dirinya membuat kesalahan yang fatal sehinggal disuruh kekantor kepala sekolah.

Tio menundukkan kepalanya dan menyampaikan salam sebelum pergi dari ruang guru.

Sampai dikantor kepala sekolah.

“Halo permisi.” Ucap Tio.

 “Oh, Antonio kamu sudah datang. Ayo duduk dulu.” Suruh bu Ana.

Tio dapat melihat ada 3 orang duduk disofa  saling berhadapan.

Tio mengerutkan keningnya saat melihat perempuan yang ia boceng tadi pagi ada dikantor kepala sekolah. Ada apa ini, kok wanita itu disini.

Tio mendudukkan pantatnya disampung Zura. Ya perempuan itu adalah Zura juga masih
 bingung kenapa dirinya dipanggil kesini

“Kalian pasti bingungkan, kenapa kalian dipanggil?.” Tanya bu Ana yang dinggukin oleh Tio
dan Zura.
“Kalian dipanggil kesini. Diminta untuk mewakili sekolah dalam olimpiade Sains dan Matematika ditingkat nasional.” Jelas pak Eko selaku orang yang menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah ini.

Tio dan Zura mendengarkan penjelasnan dari pak Eko seketika membulatkan matanya.
“KOK BISA!!” teriak mereka barengan.

Bukanya mereka tidak bisa mengikuti tapi mereka tidak terima kalau harus harus menjalani olimpiade itu bersama.

“Kalian tidak bisa menolak karena nama kalian sudah didaftarkan. Dan orang tua kalin juga mengijinkan.” Jelas pak Eko sekali lagi.

“Bapak, tidak bisa begitu donk. Bapak tidak menanyakan pendapat saya terlebi dahulu. Dan kenapa juga harus sama cowok ini si pak.” Tolak Zura mentah-mentah.

Zura tidak terima jika harus bersama dengan cowok aneh ini. Bagaimana tidak menolak wong cowok itu memanggil nyonya. Dan membuat moodnya hancur pas waktu dicafe.

Sedangkan Tio jelas menolak keras rencana ini. Apa mereka tidak tau cewek disampingnya ini adalah orang yang akan membunuhnya. Oh ! ia lupa kalau memang mereka tidak tahu. 

Tapi Tio masih heran kalau ia ingat-ingat tidak dijelaskan didalam novel sekolah ini bakalan ada olempiade nasional. Kebanyakan yang diceritain malahan kejadian seperti percintaan, keuwuan, dan permasalan antara pratagonis wanita dan pria.

Oh! Tio lupa kalau sekarang bukan lagi cerita dalam novel tapi kehidupan nyata yang harus ia jalani. Pasti alur cerita bakal berubah karena kematian tokoh Antonio adalah awal dari masalah. Sedangkan sekarang Antonio masih hidup.

“ANTONIO.” Teriak bu Ana saat memanggil-manggil Tio tapi tidak diresponnya.

Tio yang dipanggil seperti iti seketika terkejut.

“ Maaf, bu. Saya melamun.” Sesal Tio.

“hutf.. kamu akan mengikuti olimpiadenya dengan Azura. Kalian tidak bisa mengundurkan diri karena nama kalian sudah didaftarkan. Ibu harap kalian menerimanya ini demi nama baik sekolah.” Jelas bu Ana yang mulai kesal dengan muridnya ini.

Kenapa harus tidak mau sih, kan ini untuk sekolah.

Tio dan Zura menghela nafas bersamaan.

‘ Tidak ada pilihan lain, selain menerimanya.’ –batin Zura.

 “Saya akan menerimanya.” Ucap Zura.

“Saya juga menerimanya.” Ucap Tio juga. Ia tidak bisa menolak kalau mamanya sudah mengijinkannya.

“Yaudah kalian akan pelatihan selama seminggu dibawah bimbingan saya. Dan perlombaanya di adakan di Jakarta.” Jelas bu Ana.

“Iya, bu.” Ucap Tio.

“Sekarang kalian boleh pulang. Ingat siapkan diri kalian.” Ucap bu Ana.

“iya, bu.” Kaliin di jawab Zura.

AntonioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang