Antonio

18

Tio mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata. Pasalnya gerbang sekolah lima menit lagi akan segera tertutup.

Tio kesal sendiri lebih baik home schooling dari pada setiap hari, ia harus bangun pagi dan telat seperti ini.
Sungguh merepotkan, tetapi ia harus tetap sekolah juga untuk menghindari kecurigaan.

Gerbang sekolah sudah mulai terlihat didepan, Tio melajukan motornya. akhirnya sampai juga dan ia hampir saja telat sungguh melegakan.

Tio memarkirkan motornya dan segera menuju kelas. Karena bel sudah mulai berbunyi. Aish ia belum sempat makan tadi sayang sekali. Ia harus dalam keadaan perut kosong saat pelajaran sampai istirahat nanti.

Sial !! - umpat Tio.

Tio memasuki kelasnya  yang ramai sekali. Tio menuju kursinya untuk duduk sambil menunggu guru mata pelajaran memasuki kelas.

Sedangkan Vanya yang menyaksikan keterlambatan Tio hanya menggelengkan kepalanya.

Kenapa si tembok berjalan ini selalu telat - batin Vanya.

Vanya kesal setiap bertemu dengan Tio. Karena setiap Vanya bertemu dengan Tio, Vanya selalu terkena sial. Padahal hanya beberapa kali pertemuan. Dan sekarang Vanya harus sebangku dengan Tio.

Sungguh membuat mood Vanya menjadi buruk.

Sedangkan orang yang Vanya fikirkan sedari tadi hanya duduk menghadap kedepan papan sambil menjadikan tangannya sebagai tumpuan.

Tio masih bingung apa ia harus ikut campur dengan alur novel. Apakah ia tidak perlu ikut campur. Tetapi kalau ia tidak ikut campur Zura sebagai antagonis perempuan akan mati ditangan pratagonis pria.

Memang novel  " you are mine " hanyalah sebuah novel romansa remaja yang sangat klise. Tetapi ada beberapa chapter yang tidak dijelaskan secara detail.

Misalnya kematian tokoh yang ia perankan sekarang. Antonio hanya dijelaskan mati karena pembuliayan yang ia alami. Dinovel tidak dijelaskan kenapa ia dibully. Apa si Antonio ini dibully karena menolong pratagonis perempuan.

Tapi kalau dipikirkan lagi masuk akal juga, jika kematian Antonia tidak dijelaskan secara mendetail karena hanya seorang figuran. Dan bukannya tokoh utama.

Itu bisa ditoleransi, tetapi kematian Zura si antagonis perempuan itu kematiannya tidak dijelaskan secara mendetail kronologinya. Sebenernya jika penulis ingin membuat ceritanya harus juga meliput antagonis juga. Maksutnya menulis secara rinci kematian antagonis perempuan.

Biar menambah bumbu dalam ceritannya, sehingga tidak klise dan mudah ditebak. Tio berfikir kalau si penulis cerita ini terlalu malas untuk memikirkan jalan cerita dan ingin segera selesai.

Sungguh penulis menyebalkan. Tio hanya bisa mengutuk si penulis karena membuat cerita yang tidak masuk akal. Dan sekarang ia harus masuk dalam cerita yang kurang jelas ini.

Tio menghentikan lamunannga karena guru sudah datang. Pokoknya ia harus segera menentukan langkah selanjutnya agar ia bisa hidup bahagia. Kalaupun Tio harus bertindak secara nyata atau tidak tergantung nanti. Yang terpenting para tokoh masih belum memulai aksi mereka. Dan selama tidak mengusik hidupnya juga hidup orang yang ia sayang.

Sampai mereka mengusik kehidupannya tunggu saja ia akan mengambil tindakan untuk membalas mereka dengan cara yang lebih kejam. Hatinya sudah tidak kenal rasa ampun semenjak ia berkecimpung dalam dunia militer.