Selamat membaca~
.
.
.
.
.Di pagi hari terlihat satu anak laki-laki yang sudah memakai setelan seragam dan merangkul tas ransel, sedang jalan memasuki gedung sekolah.
Lelaki yang memiliki tinggi 168cm itu bernama 'Fadel'.
Kemarin waktu dia main di rumah Rava dia dianter pulang sama Rava saat Rio sama Alvaro pulang.
Jam 21.00 kedua orangtuanya Rava pulang, padahal Fadel udah diajak nginep tadi malam tapi ia nolak karna emang udah disuruh pulang sama Bu Lilah.
Fadel melangkah memasuki kelasnya yang sudah ramai, dan duduk di kursinya dimana sudah ada tas nya Belva, mereka berdua duduk di meja yang sama.
Tapi perempuan itu gak ada dibangkunya.
Fadel mengangkat bahu acuh, dia duduk di kursi pinggir bukan pojok.
"Fadel!"
Fadel menoleh kearah pintu dimana ada Belva yang baru aja masuk sambil bawa satu bungkus roti.
Belva berjalan mendekati Fadel,"dianter? Jalan?"
Dahi Fadel mengerut,"jalan?"
Belva mengangguk,"ooh.. kirain dianter Rava."
"Maksudnya?"
"Lo kemaren abis maen kan?" Fadel ngangguk.
"Ya kali aja lo dianter gitu, eh gak taunya dia malah nganter si Lala tuh dekel." Ujarnya sambil membuka bungkus rotinya dan memakannya.
Fadel cuma ngangguk,"pacarnya juga ya?"
Belva ngangkat bahu,"lo udah kenal kan sama Jay?"
Fadel ngangguk.
"Gimana? Gak kalah cakep kan?" Belva menaik turunkan alisnya.
Fadel menggaruk kepalanya,"eum.. biasa aja."
Belva berdecak,"gue gak mau lo terlalu Deket sama Rava."
"Kenapa?"
"Ya lo tau kan dia kayak gimana?"
"Iya iya aku tau, dia cowo paling most wanted disini, cowo yang paling banyak punya pacar lebih dari satu, bisa dibilang playboy?"
Belva tersenyum lebar,"nah! Lo tau kan!"
"Ya kan aku juga cuma temenan, gak salah kan?"
Belva diem mengunyah roti yang ada didalam mulutnya.
Fadel memincingkan matanya,"Bel? Kamu—"
"Sayang."
Fadel dan Belva menoleh, bukan hanya Belva dan Fadel tapi semua murid yang ada didalam kelas itu menoleh kearah sumber suara dimana ada,
Rava.
Rava melangkah masuk dengan wajah datarnya, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku dan melangkah mendekati Fadel.
"Minggir lo." Lelaki itu mendorong tubuh Belva menggunakan tubuhnya.
Belva menatapnya sinis, lalu matanya melihat di ambang pintu ada satu teman Rava,
Erino.
Belva tersenyum dia melangkah mendekati Erino,"Bebeb Erin~"
Erino mengerjap-ngerjapkan matanya lalu tersenyum kikuk,"Bel."
Saat sudah dekat dengan Erino Belva langsung bergelayut di lengan lelaki itu,"Bebeb Erin sendirian aja."
"Misi-misi air panas air panas."
Satu lelaki melangkah memasuki kelas Belva membuat lengan Belva yang ada di lengan Erino terlepas.
Belva berdecak dia menatap siapa siswa itu, temannya Rava,
Jayden.
"RIN PINJEM MOTOR LO DULU!"
Erino menoleh ke koridor dimana ada Frendy yang menunjukkan kunci motornya, dia tersenyum lalu mengangguk,"TUNGGU!!"
Erino berlari mendekati Frendy meninggalkan Belva sendiri.
Belva yang masih berdiri diambang pintu itu cengo,"BEBEB ERIN!!"
"Belva, masuk! Udah bel."
Belva diem, tiba-tiba ada Bu guru yang berdiri didepannya,"eh ibu hehe, emang udah bel?"
"Udah, gak denger kamu?"
"Lho? Gaib ya Bu bel ny—"
"JAYDEN RAVA! NGAPAIN KALIAN KESINI?! MASUK KELAS MASING-MASING!"
Jayden yang lagi nyoret-nyoret papan tulis pake spidol yang ada di meja guru itu nyengir, dia menatap murid-murid yang ada didalam kelas Fadel,"teman-teman kalian bisa gambar ini ya, ini namanya pistol."
Pistol:))
"SESAT ANJ! HAHAHA."
"GOBLOK LO JAY! HAHAHA."
Seisi kelas termasuk Rava tertawa melihat apa yang Jayden gambar sampai Bu guru masuk,
"Buat apa kamu Jayden?"
Jayden menggeleng, dia menghapus gambaran yang ia gambar menggunakan tangannya, lalu mencium tangan Bu guru dulu,"saya pamit Bu, permisi.''
Lalu Lelaki yang bernama Jayden itu keluar dari kelas Fadel.
Belva mendorong tubuh Rava kasar,"minggir lo! Balik kekelas lo!"
Rava menatap Belva sinis,"Selo dong."
Belva mengibaskan rambut panjangnya dan duduk di kursinya bersebelahan dengan Fadel.
Rava mengusap rambut Fadel dulu lalu membisikkan sesuatu ke telinga Fadel,"gue mau lo kekelas gue nanti Istirahat ya cantik."
Fadel memelototi Rava tapi itu malah membuat Rava gemas.
Tangannya mencubit hidung kecil Fadel, tadinya dia pengen banget nyipok bibir peach itu,
tapi dia tau kalo dari tadi dia udah di liatin sama Bu guru didepan.
"Rava."
"Iya Bu elah, bentaran dong."
Bu guru rolling eyes,"pacaran juga ada waktunya Rava, ini udah bel, masuk kelas."
Rava senyum ganteng,"iya ibu."
Cup
Fadel melotot saat Rava dengan tiba-tiba mengecup bibirnya sekilas dan langsung berlari keluar kelas.
Meninggalkan kelas Fadel yang langsung ricuh,
Ada yang jejeritan saat melihat itu didepan matanya sendiri, dan ada juga yang menatapnya sinis dengan pandangan jijik.
Bu guru cuma bisa nepuk jidat,"oke-oke semua harap diam! Pelajaran ibu mau dimulai!"
Fadel membenamkan wajahnya di lipatan tangan diatas meja, wajahnya memerah dia malu!
Belva sedari tadi hanya diam menatap depan ke papan tulis, dengan otak yang terus memikirkan sesuatu.
TBC.
Apa cerita ini perlu ada konplik? hM 🤔
Babay~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] 仝RAVANGGA仝
Short Story‼️ CERITA TIDAK AKAN DILANJUT ‼️ 《SEQUEL DARI BOOK 'ALVARO'》 Playboy to manja plus bucin? ❝Gua robek mulut lo❞ Mode Ravangga si ketua geng ❝Embul mau peluk❞ Mode RaJa si bayi gedenya Fadel Seorang RAVANGGA KARVINO STEVEN ketua dari geng motor yang...