SEMINGGU KEMUDIAN*
Seminggu sudah Rava dan Fadel menjalin hubungan, hubungan mereka berdua menjadi lebih baik.
Perempuan yang bernama Ica sudah seminggu tidak menampakkan batang hidungnya, didepan Rava dan Fadel.
Sudah tidak ada lagi yang juga yang ingin mencelakai lelaki manis, milik Rava.
Rava juga dapat menyadari sedikit perubahan dari pacarnya itu.
Sering sekali lelaki manis itu mual dan meminta yang aneh-aneh kepadanya.
Rava gak mau positif thinking, eh negatif maksudnya.
Bisa aja si Fadel hamil, tapi nanti kalo beneran gimana caranya dia bilang ke Bu Lilah sama papanya.
Kalo Daddy-nya pasti bangga sama gue udah bisa bikin anak sendiri, pikirnya. Ngaco.
"Raja!"
"hM."
Fadel tersenyum dan berlari menghampiri Rava yang sedang berdiri memunggunginya.
Sekarang mereka berdua sedang berada diatas rooftop, Rava yang berdiri di pager rooftop sambil menghisap rokok yang ada ditangannya.
Fadel berdiri disebelah Rava, matanya melihat rokok itu, dia mendengus,"buang."
"Apanya?" Rava menoleh.
"Ya rokoknya lah! Kamu tuh keras kepala banget! Udah dibilangin berkali-kali juga!'
"Iya cantik iya." Rava melempar rokok yang sudah pendek itu kebawah.
"Ngapain kesini?"
"Gak boleh? Emangnya Raja mau ngapain sendirian disini? Lagi nunggu orang? Ha?"
"Enggak gitu."
"Ya gak usah nanya lah!"
Rava menghela nafas kecil, dia menatap Fadel menarik tengkuk belakang lelaki itu dan menyatukan kedua bibirnya dengan bibir Fadel, melumatnya sebentar.
Fadel mendorong pundak Rava,"wlek bau asep ih!"
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Fadel batuk sambil menutup mulutnya menggunakan satu tangan.
Rava gelagapan dia mengelus punggung kecil Fadel,"maaf maaf." Menariknya masuk kedalam dekapannya.
Fadel menggesekkan hidungnya ke dada bidang Rava,"Raja."
"hM." Tangannya mengelus punggung si cantik.
"Sayang."
Rava terdiam, dia melepaskan pelukannya, menatap Fadel,"apa?"
Fadel menggeleng sambil tersenyum,"enggak."
"Coba ulang."
"Apa? Raja?"
"Bukan, yang kedua."
"Yang mana?"
"Sayang, gitu."
"Say—"
Cklek
"BABY EMES!!"
Rava berdecak kesal dia mengusap wajahnya, menoleh kearah sumber suara.
Dimana ada Belva.
Belva mendelik tajam kearah Rava, dia berlari kecil menghampiri Fadel dan menarik tangan lelaki itu,"udah mao masuk masih aja ngebucin."
"Lu ganggu tau ga." Ucap Rava datar.
Belva mengangkat sebelah alisnya,"tau, sengaja."
"Udah ah ayo kekelas, kalo kelamaan disini bisa abis ntar lo dimakan singa." Lalu setelahnya dia menarik tangan Fadel pergi dari sana.
Fadel menoleh kebelakang dan melambaikan tangan,"Raja gak boleh bolos!"
Rava hanya melempar senyum gantengnya,"iya embul."
w(°o°)w
"well well bagus."
Ica memberhentikan langkahnya saat dirinya ingin masuk kedalam kelas di hadang oleh empat siswi.
Ica bersedekap dada, menatap keempat siswi itu dengan sinis,"ada.. apa ya?"
"Lo gak punya malu ya."
Ica menaikkan sebelah alisnya,"gue?"
Satu siswi yang berambut panjang melangkah mendekatinya dan,
Plak!
Ica terdiam saat pipi kanannya di tampar keras oleh siswi itu,"apa-apaan lo nampar gue ha?!"
"Lo yang apa-apaan! Lo itu gak punya hak buat pake baju gua anjing!"
Ica terdiam, memegang pipi kanannya yang memerah,"oh, itu gue pinjem."
"Bangsat! Lo itu udah bukan siapa-siapa lagi di rumah gue! Mak lo itu udah meninggal!"
"Ya terus? Bokap lu aja masih ngi-zinin gue untuk tinggal dirumah lu."
"Wah.. ANAK PEMBANTU AJA SOK KERAS LO!"
Plak!
Ica menampar pipi siswi yang berteriak kencang didepannya.
Ica menatap sekeliling dimana ada banyak yang menontonnya, sambil berbisik.
"Lo! Gak usah lemes ya!" Ica menjambak rambut panjang siswi itu.
"Apa?! Gak terima lo?! Lo itu gak punya apa-apa!" Siswi itu membalas jambakan Ica,"gue gak sudi baju gue di pake buat lu jual diri ya anjing!"
Satu siswi lainnya yang berada dibelakang maju untuk melerai aksi jambak-menjambak itu,"Sa udah." Dia menarik pelan tangan temannya.
"Chesa kan lu bisa beli baju baru, udahlah gak usah jambak-jambakan berantem kayak orang susah." Ucap satu siswi yang sibuk dengan jari-jemarinya.
"Arrgh! Gue, bakal suruh papa gue buat ngusir lu dari rumah gue! Dasar jalang!" Siswi berambut panjang yang bernama 'Chesa' itu menatap Ica.
Ica hanya rolling eyes, dia membenarkan rambutnya.
Chesa menunjuk Ica tepat didepan wajah perempuan itu,"LO ITU JALANG! GAK PANTES DISINI!"
Rava yang baru saja turun dari tangga dapat mendengar itu, dia berlari menghampiri kerumunan di tengah-tengah koridor,"ada apa?"
"Tuh liat." Salah satu murid menunjuk dimana aksi Chesa sama Ica yang lagi adu bacot.
Rava berjalan lebih dekat,"woy bubar atau gua panggilan kepsek ha?!"
Semua murid yang menonton langsung bubar.
Chesa meludah tepat dihadapan Ica,"cih lu tuh najis."
Ketiga teman Chesa tersenyum puas dan keempat siswi itu pergi dari sana.
Rava menatap Ica yang hanya berdiri sambil menunduk dan,
"Hiks." Suara isakan terdengar, Ica menangis sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
Rava menatapnya datar dan melangkah pergi meninggalkan perempuan itu tanpa mengatakan apapun.
Ica yang menyadari itu mendongak menatap kepergian Rava, dia mengepalkan tangannya,"semua gara-gara Fadel."
TBC.
Babay~
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] 仝RAVANGGA仝
Cerita Pendek‼️ CERITA TIDAK AKAN DILANJUT ‼️ 《SEQUEL DARI BOOK 'ALVARO'》 Playboy to manja plus bucin? ❝Gua robek mulut lo❞ Mode Ravangga si ketua geng ❝Embul mau peluk❞ Mode RaJa si bayi gedenya Fadel Seorang RAVANGGA KARVINO STEVEN ketua dari geng motor yang...