Pagi, Guys!
Selamat hari Minggu 🍏Boleh minta tolong follow aku wkwkwk
Mention aja buat follback
Ayo berkawan di WPJangan lupa tinggalkan komentar 💬 dan klik bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Selamat membaca 🍏
*Agatha Rinjani on mulmed
🍏
Suasana makan malam kedua keluarga itu tampak normal saja, ya, setidaknya bagi kedua orang tua remaja yang sama-sama hanya memaksakan senyumnya sedari tadi.
Baik Agatha maupun Aksaka hanya menimpali sesekali candaan yang dilontarkan untuk mereka. Mata mereka bahkan tidak saling menatap usai mengucap salam.
Agatha meraih air minumnya, makanannya sudah habis. Ia mengamati bagaimana raut bahagia yang terpancar di wajah orangtuanya tak kunjung memudar sejak kedatangan keluarga Gumilar ini. Senyum dan tawa berharga yang tidak bisa Agatha lihat setiap hari.
"Agatha di SMA jurusan apa, Nak?" tanya Lestari saat menyadari calon anggota keluarga barunya telah selesai dengan hidangannya.
Diawali dengan tersenyum, Agatha menjawab, "Agatha di jurusan IPA, Tante."
"Kok Tante sih? Biasain panggil Mama dong." Canda Lestari yang langsung diangguki antusias oleh mereka yang berada di tempat itu, kecuali Arsaka.
"Iya, Ma," ucap Agatha menurut.
"Anak kamu nurut banget sih, Din." Lestari mengusap rambut Agatha dengan lembut.
"Saka di sekolah gimana, Ta? Bilang aja sama Papa kalau dia bikin malu kamu. Pokoknya dia bakal Papa minta berubah demi kamu." Kali ini Gumilar yang bersuara.
Aksaka yang hanya menjadi pendengar sontak mengarahkan pandangannya pada gadis sebayanya. Bagaimana Agatha bisa mendeskripsikan dirinya sedangkan mereka jarang berinteraksi dan Saka juga terkenal dengan bandelnya di sekolah.
"Saka ketua futsal sekolah, dia punya banyak teman, dan Agatha yakin Saka baik orangnya," jawab Agatha seadanya.
Hanya itu informasi yang Agatha tahu tentang Aksaka, itu juga dari grup kelasnya yang terkadang ramai membicarakan sang ketua futsal itu.
"Tata gak capek?" tanya Lestari tiba-tiba.
Agatha menoleh, "Capek? Enggak kok, Ma.
Tata kan enggak ngapa-ngapain dari tadi, cuma makan doang. Masa capek," jawab Agatha tak lupa diakhiri dengan senyuman manisnya.
"Maksud Mama tuh, kamu gak capek senyum terus dan cantik setiap saat," balas Lestari.
Tawa pecah diantara mereka. Lebih tepatnya kalimat Lestari membuat empat orang dewasa itu tertawa lepas. Agatha hanya tersenyum canggung, Aksaka diam, tidak tertarik dengan obrolan ini. Aksaka lebih kasihan pada Agatha yang terus menjawab semua pertanyaan orangtuanya itu. Remaja itu tahu, Agatha terlihat canggung sejak awal.
"Kamu ini loh, Tari, bisa aja muji Tata segitunya," kata Andini di tengah sisa-sisa tawanya.
"Kamu gak mau tanya dari siapa dia dapat wajah cantik kayak gitu?" Giliran Samuel yang bersuara.
"Kalau kamu mau jawab, tentu saja dari istriku yang cantik, aku tidak mau dengar. Aku bosan mendengar kalimat bucinmu sejak dulu!" Gumilar menimpali.
"Hahaha kamu tahu saja apa yang mau aku bicarakan!" Tawa Samuel kembali terdengar.
"Maaf, Ma, Tata izin ke kamar dulu, ya." Agatha meminta izin pada Lestari lalu berdiri.
Bundanya mengeryit sekaligus bertanya, "Mau ngapain, Ta?"
"Tadikan Erlan di sini, Bun. Entar kamar Tata diberantahin lagi, Tata cek dulu ya," kata Agatha.
"Jangan lama-lama," ucap Bundanya lagi.
Agatha mengangguk.
Kaki jenjang Agatha langsung melangkah menuju lantai dua, tempat kamarnya berada. Dibukanya pintu kamar miliknya dan menemukan Erlan yang tampak asik selonjoran di kasurnya sambil tangannya mengambil camilan yang tersedia. Agatha lalu menutup pintunya dan terduduk lemas di balik pintu.
"Beneran perjodohan, Lan," kata Agatha lirih.
Erlando yang sedang asyik scrolling instragramnya langsung menoleh ke arah sepupunya. Agatha tidak pernah menunjukkan air matanya kepada Erlando barang sekalipun, tetapi malam ini air mata itu membahasi pipi sepupunya yang paling cantik.
Secepat mungkin Erlando menghampiri Agatha dan memeluk gadis itu. Tubuh Agatha bergetar, tangisnya makin menjadi. Beruntunglah kamarnya kedap suara, setidaknya tangisnya tidak akan terdengar oleh orang yang mungkin berada di depan pintunya.
"Siapa, Ta? Siapa cowoknya?" tanya Erlando sembari terus mengusap punggung Agatha, menenangkan gadis itu.
"Aksaka," jawab Agatha singkat.
"Maksud lo Saka ketua futsal? Anak IPS itu?" tanya Erlando lagi dan dibalas anggukan oleh Agatha.
"Gue gak bisa nolak perjodohan ini, kan, Lan? Malam ini mereka baru kasih tahu soal rencana perjodohan, berikutnya mungkin pertunangan, dan selanjutnya bisa jadi pernikahan. Gue minta maaf ya, Lan." Agatha masih terisak.
Erlando menyatukan alisnya, mengapa sepupunya meminta maaf?
"Maaf? Untuk apa?" tanya Erlando.
"Lo selalu PD bakal nikah muda, tapi kayaknya bakal duluan gue. Hiks hiks!" jawab Agatha.
"Ta?" Panggil Erlando.
Agatha mendongak.
"Gue pengen jitak lo, tapi lo lagi sedih gini. Gak gue jitak, lo makin ngelunjak ya sekarang!" ujar Erlando.
Agatha melepas pelukan Erlando, lalu berjalan menuju meja riasnya dan mulai memoles wajahnya dengan make up untuk menutupi bekas tangisannya.
"Lo keluar sana, lo kan anak futsal, harusnya kenal sama Saka," kata Agatha.
"Gue sama kalian beda sekolah ya, Njing!" jawab Erlando santai.
Agatha menghentikan polesan make up di wajahnya lalu menatap Erlando galak. "Lo ngatain gue anjing?" tanya Agatha.
Erlando sontak memukul mulutnya sendiri. Biasanya dia sering anjing-anjingan sama temen-temennya, dia lupa kalau Agatha sensitif sama kata-kata makian.
"Maksud gue itu, Njing, Sayang Agatha Banget Anyinggg, gitu!" jawab Erlando sekenanya.
"Ngeles aja terus sampe nikah sama Ashila!" gumam Agatha yang sebenarnya masih didengar oleh Erlando.
Diam-diam Erlando mengamini kalimat Agatha tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA | JAEMIN x HEEJIN ft. 00L
Teen FictionAKSATA; tidak terputus --- Agatha Rinjani hanya ingin menjalani kehidupan remaja yang normal, tanpa tekanan dari manapun termasuk orang tuanya. Jika harapan yang diucapkannya setiap kali meniup lilin ulang tahun, maka doa itu yang selalu ia ucapkan...