17. TAWARAN AGATHA

197 30 36
                                    

Hola-hola ❤️❤️❤️

🍏

Menghabiskan waktu lebih dari dua jam bersama Aksaka membuat Agatha mendapatkan banyak clue tentang calon tunangannya itu. Aksaka yang awalnya ia kenal sebagai siswa yang cukup berandal, ternyata selera makannya sangat kekanakan. Menyebutkan kekanakan terlalu kejam, maksud Agatha selera makan Aksaka agak di luar ekspektasinya.

Si manusia yang terkadang bermulut pedas itu ternyata tidak terlalu menyukai makanan yang pedas. Kata Aksaka ketika Agatha menyodorkan sambal dan saus untuk baksonya, ia tidak bisa makan pedas apalagi ketika menunya masih panas.

“Gue pakai kecap aja,” ujar Aksaka sambil mengambil botol kecap dan menuangkannya cukup banyak.

Agatha bergidik membayangkan rasa bakso yang pasti menjadi sangat manis itu. “Beneran sebanyak itu?”

“Apanya?” tanya Aksaka tanpa berhenti menuangkan kecap.

“Bakso manis?” Agatha memastikan. Takut-takut jika ternyata siswa satu SMA nya itu tidak sadar menumpahkan kecap.

“Iya, Agatha,” jawab Aksaka. “Mau nyoba?” tawarnya.

Spontan Agatha menggeleng sambil bergidik melihat kuah bakso yang kini berwarna coklat kehitaman itu.

Makan di sekitar lapangan sepak bola yang tak jauh dari kompleks perumahan memang jarang sekali Agatha lakukan. Bahkan, gadis yang kini memakai hoodie dan mengucir rambutnya itu sama sekali tidak tahu jika lapangan ini selalu ramai. Maklum, Agatha jarang sekali melewati daerah ini, kecuali jika pergi bersama Ashila yang memang gemar menerobos jalan-jalan baru untuk dilewati.

 Maklum, Agatha jarang sekali melewati daerah ini, kecuali jika pergi bersama Ashila yang memang gemar menerobos jalan-jalan baru untuk dilewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Biar hapal jalan katanya.

Dari tempat duduknya ini, Agatha dapat melihat anak-anak yang berlarian, pedagang kaki lima yang mondar-mandir mengantarkan pesanan pembeli ke tikar yang digelar di tengah lapangan, hingga melihat balon gelembung sabun yang menghiasi area.

“Ini menyenangkan,” batin Agatha.

Mangkok Agatha kini sudah kosong. Begitu pula dengan mangkok Aksaka yang menyisakan kuah kecapnya.

“Kuahnya sisa sebanyak itu?” tanya Agatha setelah mengingat betapa semangatnya Aksaka menuangkan kecap, tetapi ternyata tidak diseduhnya bersama bakso.

Aksaka menggosok leher belakangnya. “Ya... Emang gitu. Dimakan isiannya aja.”

“Aneh!” balas Agatha.

“Iya, tapi ganteng.” Aksaka membalasnya dengan cengiran khasnya.

Sial! Jantung Agatha menjadi berantakan ritmenya.

“Abis ngaca di mana, Pak? PD amat kalo cakep!” bantah Agatha.

Tidak menjawab langsung, Aksaka malah menunjuk ke arah kedua mata Agatha. “Dari mata Agatha Rinjani,” ujarnya.

AKSATA | JAEMIN x HEEJIN ft. 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang