Halo guys!!!!
Ketemu lagi sama author yang hobinya ghosting :))Dah, langsung aja cas cis cus
Kita lanjut kisah mereka 🙂🍏
Aksaka tergesa-gesa memasuki area sekolahnya saat menyadari upacara baru saja dimulai. Prinsip Aksaka semenjak sekolah adalah jangan datang terlambat atau sekalian bolos saja. Hanya karena mengantarkan Lintang ke sekolah tadi, ia harus menjadi terlambat mengikuti upacara.
Tas yang Aksaka gendong, ia lemparkan asal masuk ke kelas lain dan dengan cepat ia masuk ke barisan sebelum guru BK berpatroli di barisan. Dengan napas yang masih tidak beraturan, Aksaka akhirnya dapat mengikuti upacara.
Dengan tinggi badannya yang sedikit di atas rata-rata, meskipun berdiri di barisan belakang, Aksaka dapat melihat ke arah depan dengan jelas. Pun dengan eksistensi Agatha yang bertugas sebagai dirigen tim paduan suara hari itu. Aksaka dapat melihat bagaimana gadis itu naik ke podium dan memandu peserta upacara saat menyanyikan lagu wajib.
Upacara yang berjalan selama empat puluh lima menit itu akhirnya selesai. Aksaka melangkah ke kelas tempat ia menitipkan tas tadi. Setelah itu, ia langsung menuju toilet untuk mengganti seragam karena hari ini kelasnya akan melaksanakan olahraga.
“Badan lo kecilan, Ta?”
Samar-samar Aksaka mendengar kalimat setelah keluar dari toilet laki-laki yang entah mengapa membuatnya tertarik. Jarak toilet laki-laki dengan perempuan hanya sekitar 5 meter saja. Aksaka melewatinya saat hendak kembali ke kelas.
“Nyonya besar bilang gue harus nurunin berat badan. Gue kelihatan gendut cuma karena ke gap ngemil sambil rebahan pas nonton drakor,” jawab seseorang yang Aksaka yakin adalah suara Agatha.
“Badan lo sekecil ini disuruh diet? Haduh.... Gak kebayang kalau diet lo berhasil. Bisa-bisa baju SD gue muat di badan lo kali, ya?”
“Gak gitu juga, Adara. Udah deh, gue cuma perlu ganti makan siang dari bakso dan soto tercinta, jadi ke salad buah. Gak seburuk yang lo pikir,” jawab Agatha.
“Yah, berarti lo gak pergi ke kantin nanti? Ya udah deh, gue sama Ashila makan bareng lo di kelas aja.” Adara menjawab dengan lesu.
Agatha terdengar memukul lengan sahabatnya itu karena tak lama ada suara erangan Adara. “Lo mau makan di kelas gue beneran nemenin gue makan atau modus ketemu si burung?”
“Burung?” tanya Adara memastikan. “Kelas lo pelihara burung sekarang? Gila memang anak-anak IPA tuh di luar imajinasi gue!”
Erangan Adara terdengar lagi, mungkin Agatha kembali memukulnya. “Elang! Maksud gue Elang! Lo mau modus ketemu dia di kelas gue?”
“Big no! Gue lagi marahan sama dia!” sahut Adara dengan nada kesal.
“Bukannya kemarin baru rayain ulang tahun dia?” tanya Agatha heran. Padahal tadi malam snap instagram Adara masih penuh dengan foto Elang. Tiba-tiba pagi ini mereka sudah tidak akur.
Pertanyaannya adalah pada pukul berapa mereka mulai marahan?
Aksaka langsung pergi setelah mendengar langkah kaki menuju pintu keluar. Namun, sebelum ia benar-benar pergi, sebuah ide melintas di otaknya. Segera ia mengetikkan pesan kepada gadis itu.
“Ta, temenin olahraga nanti sore, bisa?”
🍏
Angkasa dengan motornya menunggu di gerbang sekolah. Sedari tadi, ia tidak melihat Agatha, jadi ia ingin melihat gadis itu walau sebentar. Setengah jam Angkasa menunggu, Agatha tidak juga muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSATA | JAEMIN x HEEJIN ft. 00L
Teen FictionAKSATA; tidak terputus --- Agatha Rinjani hanya ingin menjalani kehidupan remaja yang normal, tanpa tekanan dari manapun termasuk orang tuanya. Jika harapan yang diucapkannya setiap kali meniup lilin ulang tahun, maka doa itu yang selalu ia ucapkan...