8. ALASAN

146 33 14
                                    

Hai 🥰
Ternyata terakhir update tanggal 24 dan baru sekarang sempat buka-buka file lagi. Padahal baru bab awal-awal, tapi udah mulai enggak konsisten :(

Enggak papa, Bismillahirrahmanirrahim
Aku mulai lagi

Jangan lupa follow aku ya, Gais 💙
Masukin cerita ini ke perpustakaan kalian (GRATISSSSS)
LIKE DAN KOMENTAR JUGA GRATISSS 🥰🥰🥰

HAPPY READING!!!

🍏

Agatha tiba di rumah Aksaka setengah jam setelah kedua orang tuanya pulang. Ayahnya mendadak ada pertemuan dengan klien sehingga membuat mereka pulang terlebih dulu. Agatha yang tiba di sana langsung disambut oleh Lestari dan Gumilar. Pasangan itu memeluk Agatha sekilas ketika gadis itu melangkah masuk ke rumah.

Tujuan Agatha sekarang adalah ke kamar Aksaka. Dilihatnya tidak ada cedera yang serius selain kaki kiri Aksaka yang dibalut dengan gips. Katanya tadi kaki itu sempat tertindih motornya.

“Hai,” sapa Agatha lalu duduk di kursi yang ada di samping ranjang Agatha.

“Ta, ngapain ke sini?” tanya Aksaka.

Agatha mengangkat kedua bahunya. “Apa lagi? Jenguk calon suami lah,” jawabnya dengan santai. “Kenapa bisa kecelakaan?”

“Disuruh ayah ya, Ta? Padahal gak usah repot-repot ke sini. Gue baik-baik aja kok,” jawab Aksaka. “Tadi jalanan agak licin, gue kehilangan keseimbangan gitu. Jadi deh jatuh gini.”

“Sakit banget?” Agatha melihat Aksaka yang tidak menggerakkan kakinya sejak tadi.

Aksaka menggelengkan kepalanya. “Enggak sesakit itu, tapi gue gak bisa main futsal. Padahal dua hari lagi ada pertandingan yang kalau jadi pemenang bisa berkesempatan dapat beasiswa ke perguruan tinggi.”

“Gue gak tau lo seambis ini,” balas Agatha. “Selain futsal, ada lomba lain kok yang bisa lo ikuti. Gak usah memaksakan diri, fokus sembuh dulu aja,” lanjutnya.

“Enggak bisa, Agatha. Gue pengen dapet beasiswa ini. Lo tau info tentang lomba apa yang bakal dilaksanakan selain futsal?” tanya Aksaka penasaran. Seharusnya ia juga ikut mendengarkan sosialisasi OSIS di kelasnya tadi sehingga tidak ketinggalan informasi lain seperti ini.

“Fotografi. Mama bilang lo suka fotografi dari dulu. Tadi sempat diajak lihat-lihat foto di ruang tengah, katanya itu hasil jepretan kamera lo,” ucap Agatha.

“Kamera gue lagi rusak, males beli lagi.” Aksaka menjawab dengan tidak bersemangat.

Agatha mengeluarkan kamera dari tas ranselnya. “Pakai aja dulu. Gue suka dipotret kalau lo mau tau.”

Aksaka menerimanya sambil tertawa. “Aneh tau, Ta, tiba-tiba kita ngobrol santai gini.”

“Emang.” Agatha menjawab dengan santai. “Gue enggak niat PDKT ke lo ya, Ka. Cuma memang gue mau lebih dekat aja sama lo. Kita bakal sering ketemu dan gue gak peduli kalaupun lo jadi benci sama gue. Tujuan gue cuma satu, yaitu gue enggak mau bikin orang tua gue kecewa. Gue bakal sangat berterima kasih kalau lo mau bekerja sama untuk hal itu.”

“Makasih ya, Ta. Makasih buat semuanya. Gue bakal berubah buat lo,” jawab Aksaka sambil menunjukkan senyum manisnya.

Melihat hal itu, tidak membuat Agatha lega. Justru ia menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. “Gue enggak minta lo berubah, Saka. Ini hidup lo, gue enggak mau jadi pihak yang menentukan hidup seseorang. Kalau mau berubah, itu buat diri lo sendiri.”

“Iya, Agatha. Makasih, ya,” balas Aksaka dengan senyumnya yang tidak luntur sejak tadi.

🍏

AKSATA | JAEMIN x HEEJIN ft. 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang