Turnamen basket yang akan diselenggarakan sebentar lagi antara Mandala University sang tuan rumah, dengan penantang dari Binas University begitu menjadi ajang yang ditunggu-tunggu.Para penonton berbondong-bondong menempati bangku tribun dan tak lupa dengan perlengkapan pendukung mereka.
Para dosen dari Mandala maupun kampus lawan juga sudah mengisi tempat yang sudah disediakan.
Tiga gadis cantik dari fakultas bisnis juga turut bergabung dengan penonton lain di tribun.
"Kok malah aku yang deg-degan sih ini?" Ujar Luqi saat melihat para pemain dari kampusnya dan kampus lawan mulai memasuki lapangan.
"Santai aja kali. Liat aja Adelio! Dia sebagai kapten aja keliatan tenang gitu padahal Binas kan musuh bebuyutan mereka." Jelas Elina melihat bagaimana cakapnya Adelio, si kapten basket tengah menjelaskan beberapa hal pada teman setimnya.
"Aku kayaknya gak bisa lama deh nontonnya."
Elina dan Luqi seketika menatap Irene yang kebetulan tengah duduk di tengah.
"Lah, emangnya kenapa?"
"Kamu punya agenda lain, Bae?"
Irene mengangguk mengiyakan "Aku mau ngasih draft laporan ke pak Taendra. Beliau minta laporannya yang udah di print biar enak direvisi katanya."
Luqi membuang nafasnya malas "Kan itu bisa nanti, Bae Irene. Lagian lo gak liat disana? Dospem lo yang ganteng itu juga mau nonton pertandingan."
Irene dan Elina spontan menatap ke arah jari telunjuk Luqi yang tengah menunjuk tempat duduk Taendra di ujung sana.
Lelaki yang tengah menjadi bahan pembicaraan para gadis itu tengah duduk diam menantikan pertandingan yang sebentar lagi akan berlangsung.
Jika tadi tidak dipaksa oleh pak Handi, mungkin lelaki itu hanya akan berdiam diri di ruangan dosen.
"Eh, Pak Taendra juga suka nonton pertandingan basket, ya?"
Taendra tersenyum sekilas "Tidak terlalu. Tadi Pak Handi yang mengajak saya."
"Sekalian mau ngasih liat sama Pak Taendra gimana kampus kita kalo lagi ada acara, Bu." Timpal Pak Handi yang kebetulan duduk di samping Taendra.
"Bagus itu. Biar Pak Taendra bisa tau banyak tentang kampus kita ini."
Taendra mengangguk pelan "Iya."
"Ini untuk Pak Taendra."
Seorang wanita menyodorkan sebotol air mineral, hingga membuat Taendra terdiam sebentar menatap bergantian botol dengan orang yang memberi.
"Terimakasih. Tapi saya tidak haus." Tolak Taendra dengan halus.
Wanita itupun hanya dapat tersenyum masam, lalu kembali duduk di kursinya setelah mendapatkan penolakan secara halus dari Taendra.
Suitttt...
Suara peluit panjang wasit yang menandakan jika pertandingan dimulai akhirnya berbunyi nyaring.
Para pemain di dalam lapangan pun begitu gesit mendribel dan memainkan bole basket.
Apalagi Adelio.
Sosok jangkung itu begitu cekatan merampas bola dari lawan dan melemparnya menuju rink lawan dengan tepat.
Sorak-sorai penonton memenuhi gedung saat Mandala University berhasil mencetak skor dengan Adelio sebagai pencetak itu.
"Lio keren banget. Ya, gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable love (Vrene)
Teen FictionJatuh cinta? Yah, itu adalah perasaan luar biasa yang setiap manusia dapat merasakannya. Namun bagaimana jika rasa itu disebabkan oleh seseorang yang bahkan tidak dapat kita gapai? Apalagi jika penyebab paling utamanya itu adalah keyakinan yang berb...