Flashback on
"Tunggu!"
Adelio yang hendak saja akan masuk ke dalam mobilnya itu mengeram pelan saat suara wanita yang baru beberapa saat lalu ia temui menyapa indera pendengarannya.
Dengan berat hati, Adelio berbalik dan membanting pintu mobilnya cukup keras "Apa lagi?" Ujarnya geram.
"Kamu harus tau ini."
"Apa lagi, heh? Kebusukan apa lagi yang mau lo ungkap?"
Indah membuang wajahnya sebentar, lalu kembali menatap Adelio "Natan bukan papa kandungmu."
Bagaimana tersambar petir, tungkai Adelio terasa lemas seketika. Lelaki itu menggeleng cepat dengan mata yang sudah berkaca-kaca "L-lo kalo ngomong jangan asal-asalan deh." Ujarnya dengan senyuman getir. Lelaki itu berusaha tak percaya dengan apa yang sang ibu katakan.
"Terserah kamu mau percaya atau nggak, tapi itulah kenyataannya."
Flashback off
Adelio menatap sosok Natan dengan sorot mata yang menyiratkan luka.
Setelah berhasil meminta Irene pulang lebih dulu, lelaki itu akhirnya turun ke bawah dan berpapasan dengan Natan yang baru saja masuk ke dalam rumah.
"Kamu kenapa, nak?" Natan segera menghampiri Adelio dengan pandangan khawatir.
"Papa bener papa aku, kan?"
Natan menatap tak mengerti Adelio, dan segera mengangguk mengiyakan ucapan lelaki itu "Iyalah. Kok kamu ngomongnya gitu sih?"
Adelio menggeleng cepat dengan air mata yang lagi-lagi menyapa pipinya.
Malam ini, lelaki itu benar-benar banyak menangis. Menangisi takdir tuhan yang telah mempermainkannya
"Papa bukan papa ku." Ujar Adelio semakin terisak.
"Papa ini memang papa kamu, Lio. Kamu ini kenapa?" Natan mulai terlihat kalut menatap Adelio yang sudah tak terkontrol dengan tangisnya.
"Wanita itu bilang papa bukan papa aku. Terus aku anak siapa, Pa? Anak haram wanita itu sama laki-laki lain? IYA?"
Natan seketika mematung mendengar ucapan Adelio yang kini sudah terduduk di lantai dengan tangisan yang semakin pecah.
Saat kesadarannya kembali, Natan segera berjongkok dan memegang kedua bahu Adelio "Nggak, Lio. Kamu anak papa, Nak. Apapun yang wanita itu katakan, kamu tetap anak papa. Putra papa satu-satunya."
Adelio menggeleng keras "Aku ini anak haram wanita itu. Kenapa papa nyusahin diri ngurusin aku? Aku ini pembawa sial kayak dia, Pa. Aku ini beban. Aku..."
"Adelio, liat papa!" Natan berusaha menyadarkan sang anak yang sudah mulai ngelantur kemana-mana.
"Dari kamu lahir, papa yang pertama gendong kamu. Papa yang setiap malam begadang waktu kamu rewel. Papa yang selalu ganti popok mu. Papa yang selalu ngurus kamu. Papa yang selalu lihat tumbuh kembang kamu." Natan menjeda ucapannya, sambil menghapus jejak air mata Adelio.
"Apapun yang orang bilang, kamu tetap anak papa. Semangat papa. Papa nggak bisa kalo nggak ada kamu, Lio. Kamu alasan papa kuat sampe sekarang." Lanjutnya, lalu langsung memeluk sang putra dengan erat. Pria itu tahu bahwa ibu Adelio sudah mengatakan yang sebenarnya. Karena itulah ia takut hal tersebut akan mengubah hubungannya dengan Adelio.
🌷🌷🌷🌷
Tok... Ttokk....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbreakable love (Vrene)
Teen FictionJatuh cinta? Yah, itu adalah perasaan luar biasa yang setiap manusia dapat merasakannya. Namun bagaimana jika rasa itu disebabkan oleh seseorang yang bahkan tidak dapat kita gapai? Apalagi jika penyebab paling utamanya itu adalah keyakinan yang berb...