26. Perbaiki atau Pergi

1.7K 196 60
                                    

Ga mau tau, aku maksa kalian buat voment dari  part awal sampai akhir😣
Voment sekarang!

Bai de wei, makasih ya karena review cerita ini mencapai 10k. Aku pernah bilang di ig dan pernah berjanji pada diriku sendiri semisal Ceritaku yg judulnya Restart dan Ainun ga mencapai 10k view sampai end, aku akan berhenti nulis. Sekarang udah tembus 10k. Tapi aku ga tau mau lanjut apa engga🤣

Semangat untuk kalian semua! Aku tau hidup ini berat, tapi gapapa. Kita harus tetap happy kiyowo😊

Makasih semua!

Cactusnrj
29/03/22

Nizyam memasuki kamarnya setelah selesai bertelefon dengan Angel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nizyam memasuki kamarnya setelah selesai bertelefon dengan Angel. Dia menutup kembali pintu yang menghubungkan teras samping rumah dengan kamar mendiang papanya yang kini menjadi kamarnya. Nizyam melempar asal ponselnya ke ranjang sebelum menjatuhkan bokongnya di kotak empuk itu. Helaan nafas keluar dari Nizyam sebelum seutas senyum terbit. Besok adalah hari Sabtu dan Nizyam berencana menghabiskan waktu bersama Angel. Angel mengajaknya ke mall sekedar jalan-jalan katanya. Namun, dari pengalaman Nizyam, tak mungkin Angel hanya akan jalan-jalan, pasti pada akhirnya akan berbelanja.

Nizyam menjatuhkan dirinya ke ranjang dan menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba saja perutnya menggelitik ketika membayangkan kencan pertama dengan Angel. Astaga, dia seperti remaja saja. Namun, lamunannya buyar ketika pintu kamarnya diketuk. Dengan langkah malas dan sambil menggerutu kesal, dia pun membuka pintu itu. Yah, ada dua kemungkinan siapa yang di depan. Kalau bukan Bi Wati, pasti Ainun.

Benar saja, ada sosok gadis berambut sebahu yang berdiri sambil tersenyum kecil di depan pintunya. Jangan lupa tatapannya yang tak terarah khas orang buta. "Kenapa?" tanya Nizyam.

"Maaf ganggu, Kak. Cuma mau ngasih tau. Umi, Abi, sama Kak Rizwan besok datang. Boleh, kan?"

Nizyam menghembuskan nafas perlahan. Rencananya tidak mungkin dibatalkan untuk mereka, kan? Tapi kalau dia tidak di rumah ketika weekend, bagaimana pendapat keluarga Ainun tentang dirinya nanti?

"Gak papa, sih. Tapi, gue besok ada janji dan gak bisa dibatalin," ucap Nizyam setengah jujur.

Ainun tersenyum dan mengangguk. "Gak papa, Kak. Kakak bisa pergi kemanapun. Perjanjian kita gak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing, kan? Itu urusan pribadi Kakak. Yang penting, Ainun bisa ketemu sama Umi sama Abi, apalagi sama Kak Rizwan."

Nizyam bergumam pelan. Rizwan ya... kalau ada Rizwan...

"Ada Labib," ucap Nizyam dengan nada yang terkesan sedang bertanya.

Ainun kontan menggeleng. "Gak ada. Kenapa Kak Labib harus ikut?"

"Oh," jawab Nizyam singkat.

"Ya udah, Kak. Ainun ke kamar, ya? Kak Nizyam sudah shalat isya'? Ainun sudah belikan baju kok dan sarung, kok gak pernah dipakai ke masjid?"

Ainun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang