"Bie sini dulu sayang"panggil Zena kepada Abbie yang tengah duduk di atas sofa.
"Iya mi ada apa"jawab Abbie sopan.
"Kamu habis main ya sama vando"tanya zena hati hati.
"Iya mi,tapi ada temen temen juga"balas Abbie lembut.
"Sayang mami mau ngomong sama kamu"ucap Zena pelan.
"Mau ngomong apa mi, ngomong aja"perasaan Abbie sedikit tidak enak saat melihat gelagat Zena.
"Kamu pernah nanya agamanya vando"tanya Zena,yang langsung mendapat gelengan dari Abbie.
"Hufhh sudah mami duga,nak sebaiknya kamu tinggalkan vando sekarang sebelum kalian lebih saling cinta, bukannya mami tidak merestui hubungan kalian,tapi kini takdir yang berkehendak"ucap Zena dengan helaan nafas yang tak henti henti keluar dari mulutnya.
"Maksud mami apa mi, Abbie nggak paham"tanya Abbie mempernyit bingung.
"Seamin tapi tak seiman"ucap Zena yang langsung pergi meninggalkan Abbie.
Abbie yang langsung paham pun hanya bisa diam membeku,dunianya terasa hancur saat ini,ia merasa bodoh karena tidak menanyakan hal sepenting itu.
Abbie tidak kuasa menahan tangisnya,ia pun langsung berlari ke kamarnya.
Sonya yang melihat Abbie menangis sambil berlari merasa heran"mbak, Abbie kenapa"tanya Sonya kepada Zena.
"Seperti yang kita bicarakan waktu itu Sonya,saya sudah memberitahu Abbie kalau dia dan vando beda agama"ucap Zena menjelaskan.
Sonya yang mendengar itu pun tak dapat berkutik,ia tahu betul perasaan Abbie sekarang.Disisi lain Abbie tengah menangis sejadi-jadinya didalam kamar"high kenapa dunia tidak berpihak kepada Abbie tuhan, Abbie juga ingin bahagia,apa bisa tangan Abbie yang mengadah bisa bersatu dengan genggaman tangan vando"lirih Abbie.
"Dunia Abbie hancur, tidakkah ada keajaiban untuk cinta Abbie"ucap Abbie kepada dirinya yang sedang berdiri di depan cermin.
"Baru aja Abbie bahagia eh udah nangis aja sekarang"lirih Abbie,ia benar-benar sangat rapuh sekarang,ia sangat ingin ada orang yang memeluk nya dan mendengarkan nya bercerita.
Abbie menaiki balkon dikamar nya guna untuk menenangkan diri, rambut nya yang tergerai bebas terbang kesana kemari, beberapa detik kemudian Abbie memetik senar gitar nya,saat mulai memetik senar gitar Tersebut Abbie teringat memori memorinya bersama vando,dia teringat betul bagaimana ia saat pertama kali bertemu dengan vando,tak ingin rasanya ia berpisah, namun apa boleh buat, takdir yang telah berkehendak.
Suara gitar mulai mengalun dengan indah, disertai nyanyian sendu sari Abbie.
Ditemukan namun salah...
Cinta menyatukan kita yang tak sama..
Aku yang mengadah dan tangan kau genggam....
Berjalan salah berhenti pun tak mudah...
Apakah kita salah.....
Abbie benar benar tidak dapat lagi membendung air matanya,susah payah ia membohongi dirinya tapi nyatanya tak bisa.
Jam tengah menunjukkan pukul sebelas malam,tapi Abbie masih tengah duduk di balkon kamarnya.
Karena merasa udara lebih sedikit dingin, akhirnya Abbie memutuskan untuk menuju ke kamar nya.
Tanpa lama lama, Abbie langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya,matanya yang sayu menatap langit langit rumahnya"keluarga nggak harmonis, disekolah banyak yang nggak suka,dan sekarang udah cinta beda agama aja"ucap Abbie kepada dirinya sendiri dan beberapa lama kemudian ia pun terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abbiella[On Going]
Teen Fiction"Mau gw mati sekalipun gw tetap jaga Lo." "Kek nya kebalik deh,gw duluan yang bakal pergi." "Kalau bisa sama sama kenapa harus sendiri?" Cover:edit Start: 9 Januari 2022 Finis: belum pasti,tapi kalau bisa sih akhir Mei 2022. "Van kalau gw mati giman...