Delapan

5 7 1
                                    

Saya pikir jika saya pintar maka saya akan disayang oleh orang tua,ternyata saya salah besar nyatanya tidak
"Dinda Reina Aldebaran"

Jika boleh dipilih saya lebih memilih untuk tidak dilahirkan daripada harus menjadi anak broken home
"Karana queen"

Impian ku sederhana
Aku ingin membahagiakan orang-orang disekitar ku,aku ingin melihat mereka tertawa dan bahagia tanpa menitikkan setetes air mata
"Devando Wijaya"

Seorang gadis remaja sedang berdiri didepan cermin sambil memandang pantulan dirinya. Dinda yang sedang berdiri di hadapan cermin terus memandangi dirinya,kini ia memakai dress selutut berwarna hitam dan merah,ia sangat terlihat cantik dan elegan ditambah rambut pendeknya yang digeraikan menambah keanggunan wanita tersebut.

Vando yang dari tadi hanya duduk sambil memainkan ponselnya tersentak kaget melihat penampilan adik sepupu ini"sumpah lu cantik Din"ucap vando takjub melihat kecantikan Dinda.

"Emang gw cantik kak,lu aja yang nggak merhatiin gw"balas Dinda kesal.

"Iya deh terserah"ucap vando dengan tangan terulur di atas kepada Dinda.
Dinda yang melihat tangan vando diatas kepadanya pun langsung menepisnya"kak jangan rusakin rambut gw,gw capek dandannya".

"Kegeeran amat lu,yok berangkat ntar telat"ucap Vando.

Setelah kurang lebih dua puluh menit akhirnya vando dan Dinda sampai di sebuah restoran mewah di tengah tengah kota,tanpa menunggu lama mereka pun langsung masuk.
Semua pasang mata kini menatap ke arah Dinda dan vando, mungkin orang orang mengiranya adalah sepasang kekasih padahal mereka merupakan saudara sepupu.

"Eh sayang udah datang"ucap Rina saat melihat kedatangan anaknya dan ponakannya.

"Ya ampun kamu cantik banget Dinda"ucap Rina terkagum-kagum melihat kecantikan Dinda.

"Makasih tan_"belum sampai Dinda berbicara, Rini saudara kembar Rina lebih tepatnya ibu dari Dinda langsung berbicara.

"Lana juga nggak kalah cantik kok na, malahan lebih cantik dari Dinda"ucap Rini sambil menunjuk Lana.
Dinda yang mendengar itu pun hanya diam,ia sangat sakit hati dengan ucapan mamanya ini,ia sangat iri dengan Lana padahal Lana hanyalah saudara angkatnya tetapi kenapa Lana  selalu di utamakan.

Vando yang melihat wajah kecewa milik Dinda langsung mengelus pundak wanita tersebut.

Selang beberapa lama datanglah seorang gadis yang tak kalah cantik, gadis tersebut hampir mirip dengan wajah Dinda bahkan potongan rambutnya pun sama,dia adalah kara sepupu Dinda dan vando kini gadis itu sedang memakai dress selutut berwarna putih,sangat cantik dan anggun.

"Halo Tante apa kabar"sapa kara kepada kedua tantenya.

"Baik sayang kalau kamu apa kabar,makin cantik aja"ucap Rini sambil memeluk kara.

"Baik kok Tan,eh ada Dinda kamu cantik banget"jawab kara.

"Makasih ya kak kara"balas Dinda.

"Hai jeng maaf ya telat datang nya"ucap salah satu tamu yang kelihatan dari keluarga berada,ya tidak heran jika Rina dipanggil Ajeng oleh teman-temannya karna itu merupakan panggilan istimewa dari mereka.

"Iya nggak papa yang penting datang, silahkan dinikmati makanannya"ucap Rina mempersilahkan dengan ramah.

"Eh ngomong-ngomong ini Lana ya, cantik banget"ucap tamu tersebut.

"Bisa aja sis,iya lh kan anak saya"balas Rini.

"Eh Rin ini siapa ya kok baru nampak"tanya tamu tersebut sambil menunjuk Dinda.

Abbiella[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang