Dua puluh dua

1 5 2
                                    

Brak,vando menjatuhkan dirinya di atas kasur,ia memijat kepalanya yang terasa sakit. Semakin hari ia rasa kesehatannya semakin memburuk, ditambah lagi masalah yang terus menerus datang tanpa henti.

"Kalau gw pergi sekarang, mereka gimana ya" gumamnya kepada diri sendiri.

"Gw nggak boleh pergi sekarang,tugas gw belum selesai,bentar lagi, gw harus bertahan"ucapnya langsung menuju kamar mandi.

Saat dikamar mandi ia langsung menuju wastafel, tanpa lama lama,vando langsung memuntahkan isi perutnya,tidak biasanya ia muntah tapi mengapa akhir akhir ini ia terus merasa mual." Cih lemah,gitu doang udah merasa tersakiti,kurus sih tapi nggak papa tetap ganteng kok"gumamnya sambil memandang wajahnya yang makin hari makin tirus.

Selapas mandi,vando langsung menuju meja makan, terlihat Rina dan juga Wijaya yang sudah menantinya.

"Hai sayang,sini makan" sapa Rina dengan lembut, Suara tersebut selalu berhasil membuatnya tenang dan merasa nyaman.

Saat dimeja makan, semuanya terasa hening. "Vando, setelah kamu lulus nanti,papa sudah memutuskan kamu untuk melanjutkan kuliah di Rusia" ucap Wijaya memulai pembicaraan.

"Tapi,vando udah tentuin vando mau masuk universitas mana pah" balas vando mencoba membatah ucapan papa nya itu.

"Papa tidak ingin dibantah vando,kamu sudah papa Carikan universitas bagus dan terkenal,dan papa juga sudah mencarikan kamu rumah sakit untuk kamu menjalani terapi nanti"ucap Wijaya meyakinkan anaknya.

"Tapi vando nggak kenapa Napa pah, vando juga bisa ngerawat diri vando. Pah kali ini aja,izinin vando mandiri, vando udah gede" balas vando lirih.

"Baiklah papa izinkan,tapi dengan satu syarat. Nilai kamu harus tinggi dan jangan lupa jaga kesehatan kamu, papa tidak akan melarang kamu untuk bergabung dengan gang kamu itu,tapi kamu harus bisa menjaga waktu.jika kamu melanggarnya,maka kamu akan papa pindahkan ke Rusia."ucap Wijaya memutuskan, terlihat mata vando berbinar-binar,ia tidak pernah menyangka bahwa papa nya akan memperlakukan nya seperti ini. Ini adalah hari terbaik yang pernah papa nya berikan.

"Makasih pa,vando janji bakal nurutin perintah papa"balasnya sambil tersenyum senang.

Rina yang melihat anaknya dan juga suaminya yang senang pun turut merasa senang, terlihat senyuman terbit dari wajah wanita tersebut.

***

Saat ini,vando dan Abbie tengah berada ditaman dekat rumah Abbie,vando sengaja mengajak Abbie kesini. Entah mengapa disaat vando tengah tidak bersemangat ia selalu membawa Abbie ke taman, menurut nya senyum serta kebahagiaan Abbie dapat menumbuhkan semangat baginya.

"Bie kalau gw pergi gimana"tanya vando memulai pembicaraan sambil duduk di tepi danau tidak jauh dari area taman tersebut.

"Maksudnya" tanya Abbie balik yang merasa tidak paham dengan ucapan vando.

"Pergi ketempat jauh dan istirahat disana" ucap vando sambil memandangi hamparan air yang terbentang luas.

"Gw ikut"balas Abbie yang membuat vando langsung memandang ke arah gadis tersebut.

"Mau naik perahu nggak?" Tawar vando sambil melihat perahu yang tak jauh berbeda di dekat mereka.

"Emang kamu bisa"tanya Abbie was was,ya tentu saja karna air danau dalamnya bukan main.

"Kamu ngeremehin aku" ucap vando menantang.

"Nggak sih"balas Abbie sambil terkikik ke arah vando,vando yang melihat Abbie tertawa lepas merasa senang,bahkan rasa sakit ditubuhnya ia rasa sudah sedikit berkurang.

Abbiella[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang