empat

6 10 4
                                    

"Zena,berani beraninya ya kamu nyuruh Abbie buat ngelabrak aku"ucap Marvin papi Abbie kepada Zena mami Abbie.

"Aku udah ngelarang Abbie Pi,tapi dia tetap pergi".

"Alah nggak usah bohong kamu"satu tamparan keras yang diberikan Marvin melayang mulus di pipi Zena.

Zena yang diperlukan demikian hanya terdiam.

Dari dalam kamar Abbie merasa mendengar keributan,tanpa pikir panjang Abbie langsung menuruni tangga,apa yang Abbie pikiran benar, Marvin papi Abbie pulang dan akan membantak mami nya.

"Papi stop"teriakan keras dari Abbie menghentikan pertengkaran tersebut.

"Abbie masuk ke dalam kamar kamu,atau kamu papa usi_"Marvin belum selesai melanjutkan ucapannya seseorang yang lebih dahulu membantahnya.

"Kamu mau usir Abbie,langkahi dulu mayat ku Marvin"ucap Zena mami Abbie dengan emosi yang sudah tidak terkontrol.

"Kamu sudah berani melawan saya Zena"teriak Marvin keras.

"Jangan kamu coba membentak dia,saya sudah lelah membuat dia tersenyum dan bahagia kamu seenaknya saja membuat dia menangis"ucap Abbie yang menatap Marvin dingin.

"Siapa yang ngajarin kamu berkata kasar Abbie"ucap Marvin.

"Saya diajarkan oleh kedewasaan,karena jika saya berkata lembut dan baik saya tidak akan pernah dihargai dan hanya akan diinjak injak,jadi lebih baik saya kasar agar mudah menegur mereka"ucap Abbie yang sudah tidak takut dengan Marvin.

Mendengar ucapan Abbie tersebut, Marvin hanya terdiam lalu meninggalkan Zena dan Abbie di ruang tamu tersebut.

"Mi maafin Abbie mi, Abbie kasar tapi ini demi mami hikh"ucap Abbie dengan berlinang air mata.

"Nak,jangan ngomong gitu lagi ya sama papi kamu,kita bisa mati nak"ucap Zena sambil mengelus puncak kepala Abbie.

"Iya mi,maafin Abbie"ucap Abbie lembut.

Zena hanya mengangguk mendengar penjelasan anaknya tersebut.

***

Saat Abbie memasuki pagar rumah nya disaat pulang sekolah, Abbie terkejut melihat mobil ayahnya terparkir di halaman,tidak biasanya ayahnya pulang jam segini, tanpa pikir panjang Abbie langsung saja berlari masuk karena perasaannya sudah tidak enak.

Saat memasuki ruang tamu, Abbie terkejut bukan main saat Marvin ayah Abbie membawa seorang gadis yang ia temui dikantor kemaren,dia adalah Sonya. Tapi ada sedikit keganjilan karna Sonya dan Marvin membawa seorang gadis kecil kira kira berusia lima tahun.

"Abbie"panggil Marvin lembut.

"Iya apa Pi,mau nyakitin Abbie sama mami lagi"ucap Abbie tanpa menatap Marvin.

"Abbie,Zena kenalin ini Sonya"ucap Marvin memperkenalkan.

"Udah tau ngk usah dikenalin"jawab Abbie sambil mendekat kearah ibunya.

Sonya yang tadi hanya diam akhirnya buka suara.
"Kenalin,saya Sonya istri mas Marvin"ucap Sonya percaya diri.

Sontak Abbie dan Zena kaget dan memandang Sonya tidak percaya.

"Maksud papi,apa Pi"jawab Abbie dengan berlinang air mata.

"Maafin papi bie, papi udah nikah selama lima tahun sama Sonya dan kami sudah memiliki anak"jawab Marvin santai.

Abbiella[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang