Chapter 17

1.3K 230 41
                                    

Main cast : Kim Jisoo, Jennie Kim.
Sub cast : Lalisa Manoban, Tiffany Young, Kim Taeyeon, Park Chae Young, Kang Seulgi, Choi Seung Hyun (TOP), Kwon Ji Yong (as. Kim Ji Yong).
Genre : GxG, Drama, Thriler, Romance.
Rated : 18+
Author : Lean.GG.

Warning!!

Jensoo area. This story is a fiction not a true story, pure creation itself so please understand if there are many deficiencies both in terms of writing, or the plot of the story. Typo everywhere, please support with follow, votes and comments.

***

Author POV

Berjalan..

Kakinya bergerak melangkah namun pikirannya tampak jauh tak ditempat. Ya, terlihat jelas dari tatapannya yang menatap kedepan namun kosong. 

Hahh~” ia benar-benar merasa prustasi karena suatu alasan.

Jisoo POV

Sekarang ingatanku sudah pulih, pada akhirnya aku akan kembali kedunia gelap itu. Kembali menyakiti orang-orang.

Kutatap kedua tanganku, bisa kuingat banyak nyawa yang melayang karena tangan ini. Aku.. seorang pembunuh.

Drrtt

Sebuah pesan masuk menyadarkanku, seketika hati ini merasa hangat ketika nama Jennielah yang tertera disana, kubuka pesan itu.

Aku merindukanmu, semangati aku agar aku bisa kuliah dengan baik!

Akupun memutuskan untuk meneleponnya.

“Hai, tidurmu nyenyak?” sapaku.

“Em, aku bahkan memimpikanmu”

“Kalau begitu seharusnya kau tidak merindukanku, kau sudah bertemu denganku”

“Mwo ahaha, justru karena bertemu denganmu dalam mimpi aku jadi sangat merindukanmu ketika bangun”

Jennie.. 

Sampai saat ini dia tidak tahu siapa aku, itu rahasia yang takkan pernah bisa kukatakan padanya. Bukankah sudah jelas, dia akan lari ketakutan dan membenciku, karena kelompok kamilah yang membunuh ibunya. Aku sungguh tidak ingin kehilangannya, kami sudah berada ditahap ini, tahap yang tak pernah bisa aku bayangkan dan sangka-sangka. Memilikinya seperti mimpi bagiku. Padahal aku sangat bahagia tapi mengetahui kenyataan yang sesungguhnya mengenai diriku membuatku tak percaya diri.

Perasaan ini, inilah perasaan Jisoo yang sesungguhnya, mengapa sejak dulu ia tak pernah berani melewati batas dan hanya memandang dari jauh. Karena dunia kami jauh berbeda, bagaikan langit dan bumi. 

“Hallo, kau masih disana?”

“Nado bogoshipeo” ucapku.

“Kalau begitu ayo bertemu sore nanti ditempat kita”

“Em”

“Sampai jumpa sore nanti”

“Jennie-ah” panggilku.

“Ya?”

“Saranghae, keurigo mianhae”

“Kenapa maaf, kau tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Aku justru sangat berterimakasih karenamu aku bisa merasakan kebahagiaan yang tak pernah ku rasakan sebelumnya, Nado Saranghae Kim Jisoo, aku sangat-sangat mencintaimu”

Bagaimana bisa aku menghadapnya setelah aku kembali keduniaku? Bagaimana bisa aku percaya diri menatapnya, tersenyum, bahkan menggenggam tangannya dengan tangan yang membunuh puluhan orang?

BLACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang