29

2.6K 408 22
                                    

Naruto mengikuti langkah istrinya memasuki bangunan mewah dengan nuansa tradisional berlantai satu milik keluarga Hyuuga. Naruto belum pernah menginjakan kakinya di sayap kanan mansion ini sebelumnya karena sejak dulu dia selalu dijamu di mansion utama, bahkan setelah menikah mereka sempat tinggal di mansion utama beberapa hari.

"Tempat ini sudah dibersihkan oleh Pelayan, kau bisa beristirahat." Hinata menyalakan lampu dan penghangat ruangan begitu masuk ke kamar besar di sana.

Sayap kanan mansion sebenarnya tidak ditinggali oleh anggota keluarga inti, ini hanya digunakan untuk menjamu tamu apabila ada acara besar, ada empat kamar tamu beserta beberapa ruangan lain yang cukup jarang digunakan.

Tapi tempat ini selalu bersih, Pelayan rutin membersihkannya. Mungkin hanya agak sedikit sepi sebab semua anggota keluarga ada di sayap kiri mansion dan mansion utama tapi Hinata rasa tempat ini cocok untuk proses pemulihan suaminya agar dia bisa tenang.

"Terima kasih, Hinata." Naruto lalu meletakan kopernya di sudut ruangan dan menghampiri wanita itu. "Di mana ayahmu, aku ingin bicara."

"Tou-sama hari ini berangkat ke Osaka karena ada pekerjaan, dia akan kembali dalam tiga hari." Hinata sedikit mendongak untuk menatap suaminya. "Kau bisa bicara dengannya nanti saat dia kembali."

Naruto mengangguk "baiklah." Dia lalu menatap wajah istrinya, membelai helaian indigo wanita itu dengan lembut lalu menyelipkannya ke belakang telinga "aku mencintaimu, Hinata."

Hinata tersenyum sendu, tak seharusnya pria itu menyatakan cinta secara tiba-tiba. "Tidak seharusnya membahas itu sekarang."

"Kenapa?" Naruto meraih tangan kanan waita itu dan menggenggamnya.

"Fokuslah pada pemulihanmu, hanya itu yang penting saat ini." Hinata tidak ingin terburu-buru membahas soal hubungan pernikahan sedini ini, benang kusut itu harus diurai satu persatu. "Kita punya banyak waktu."

Naruto kemudian menarik pinggul wanita itu dan mendekapnya dengan lengan kanan "beri aku kesempatan sekali lagi untuk perbaiki segalanya."

Hinata meletakan tangannya di atas dada pria itu, entah kenapa dia senang melakukan itu. "Untuk kita kembali seperti dulu, apakah mungkin?" Hubungan mereka begitu kaku, tak selayaknya pasangan suami-istri kebanyakan.

Naruto menggeleng "lebih baik daripada dulu." Dia tidak ingin kembali ke masa lalu menyakitkan itu. "Kita mulai yang baru."

Hinata mengusap rahang tegas pria itu "selalu ada kesempatan untukmu."

Naruto meraih tengkuk Hinata dan perlahan mendaratkan sebuah ciuman di atas bibir wanita itu, dia rindu sekali.

Hinata memejamkan mata dan meletakan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri tubuh pria itu, sapuan bibir suaminya hari ini terasa berbeda seperti dulu yang selalu menggebu dan menuntut tapi hari ini dia begitu lembut meyampaikan ketulusannya.

Keduanya berpangutan, perlahan lidah satu sama lain merambah ingin ciuman yang lebih intim, nyaris lima tahun tak bertemu, tak saling menyentuh, and yes they're craving for this.

Naruto kini menahan punggung dan pinggul ramping istrinya dan memperdalam ciuman itu.

Hinata mengusap lembut leher pria itu sebelum mengakhiri ciuman yang sarat akan rindu tersebut.

Naruto tersenyum lembut saat istrinya mendorong pelan lehernya untuk berhenti, wanita itu mungkin kualahan. Dia lalu mengecup puncak kepala wanita itu.

Keduanya tidak bicara apa-apa setelah itu, Hinata menyamankan diri dalam pelukan suaminya.

...

PlatonicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang