Pagi yang sangat cerah, rumah mewah yang di tempati para pemuda dari berbagai wilayah yang tergabung dalam satu grub itu seluruhnya telah bangun dan tengah bersantai bersama ataupun pulang kekediaman masing-masing mengingat jarang-jarang mereka memiliki jadwal yang kosong dalam tiga hari kedepan.
Para member yang tersisa di rumah itu hanya sedikit, termasuk Jaemin yang memang dasarnya tidak tahu di mana rumah milik keluarganya, jadi daripada hilang lebih baik ia menggunakan waktunya untuk kembali mempertahankan kemampuannya.
Jeno, Johnny, Yuta, dan Mark menatap Jaemin yang tengah berlari mengelilingi halaman samping sendirian, mereka semua bahkan satu agensi ikut kaget dengan kabar yang tiba-tiba menyeret sosok manis yang merupakan pimpinan keamanan mereka namun pelaku yanh tengah viral tersebut malah acuh dan tak peduli sama sekali, atau malah tidak tahu? Entahlah, mereka juga ikut bingung sendiri.
" BUNNYKU, ADA TELPON DARI EDWARD." Empat orang yang tadinya duduk di bangku taman samping memperhatikan Jaemin itu ikut menoleh kesumber suara yang masih tidak menyadari keberadaan mereka.
Jaemin yang tadinya berlari itu langsung berhenti dan berjalan kearah Haechan yang menggoyangkan ponselnya, memang sejak tadi ponselnya di pinjam oleh pemuda ceria itu dan Jaemin meminjamkannya dengan mudah.
" Terimakasih Chan, permisi hyung dan Jeno." Jaemin meraih ponselnya dan membungkuk sekilas pada empat pemuda yang sejak tadi masih berada di sana itu.
" Loh, sejak kapan kalian disana?" Tanya Haechan heran, Johnny sudah pasrah, sedangkan tiga lainnya memutar bola mata malas.
" Sejak kau berteriak-teriak hingga menyebabkan ketulian." Sahut Yuta ketus, tangannya meraih kopi yang ada di meja dan menyeruputnya pelan sembari menatap tajam Haechan, " Hyung ini kenapa sensi sekali denganku sih?"
" Kau ini kenapa berisik sekali sih?" Balas Yuta setengah mengejek, Haechan merengut, " Johnny hyung, lihat orang tua dari Jepang ini." Adunya pada Johnny.
" Cih, pengadu."
" Yuta."
" Sialan."
Yuta berdecak kesal saat Johnny menatapnya penuh peringatan, Mark dan Jeno hanya terkikik dengan hyung dari Jepang mereka yang langsung seketika tak berkutik karena Johnny, sedangkan sang pelaku malah tersenyum penuh kemenangan.
" Ngomong-ngomong Chan, sejak kapan kau seakrab itu dengan Jaemin? Dan siapa tadi yang kau maksud Edward?" Tanya Johnny pada Haechan yang bergabung duduk bersama mereka.
" Jaemin anak yang menggemaskan dan bisa mengimbangiku dengan baik, jadi aku mudah akrab dengannya." Haechan meraih secangkir kopi yang isinya masih banyak kemudian meneguknya dengan santai, " Untuk si penelpon tadi aku hanya tau bahwa dia rekan kerja Jaemin. Dan hyung tolong jangan bahas si Edward-Edward itu atau akan ada yang kebakaran jenggot." Canda Haechan dengan usil.
Johnny dan Yuta yang belum tau apa-apa kebingungan sedangkan Mark dan Haechan menahan tawa mereka dengan melirik Jeno yang kini berwajah masam.
" Sialan kalian." Rutuk Jeno kesal, Johnny dan Yuta seketika langsung paham.
" Ow ow ow, jadi ada yang terpikat dengan pak ketua, begitu?" Tanya Johnny jahil, Yuta hanya tertawa terbahak-bahak bersama Mark dan Haechan sembari menikmati wajah Jeno yang kian merah akibat godaan Johnny yang makin menjadi.
" Hyung, sudah hentikan, lihatlah wajahnya yang tersipu- sipu itu." Haechan mencoba menghentikan godaan Johnny sedangkan Mark masih sibuk mengontrol tawanya yang kian berderai.
KAMU SEDANG MEMBACA
☑️BEAUTIFUL GUARD [Nomin]
FanfictionKehebohan para anak asuhan SM Entertainment setelah kedatangan ketua bodyguard baru untuk idol boygrup mereka.