Part 23 : Orang Lain

15 4 12
                                    

   Aku bisa saja menahan rindu
    tapi tidak dengan cemburu

      -Azzahra Syifa Khairunnisa-




Kringggg ...

Sebagian siswa berhamburan lari keluar kelas menuju kantin. Namun lain hal nya dengan Zahra ia segera berlari begitu saja ke arah toilet berada.

"Ra, Ra lo mau ke--" Aca memanggilnya namun Zahra sudah hilang dari pandangan

"Zahra ga biasa-biasa nya kayak gini" celetuk Salsa menghampiri Aca yang tengah berdiri diambang pintu kelas

"Iya, mungkin dia lagi ada something dan lagi pengen sendiri" jawab Aca menatap Salsa dengan tatapan datar

"Eh ada apa?" tanya Nadia yang menyempil di tengah-tengah mereka. Keduanya lantas menatap Nadia

"Ga ada apa apa" jawab Aca dan Salsa bersamaan

Tiba-tiba Nadia menarik tangan mereka berdua dan membawa nya kearah kantin berada, sebenarnya Aca ingin sekali menghampiri Zahra ke toilet, tapi ia ingin memberi waktu sendiri dulu untuk Zahra.

•••

Seperti biasa begitu ramai suasana kantin, ada yang sedang memesan makanan, mengobrol dengan teman nya, ada yang lahap menyantap makanan yang dipesan sampai suara piring pecah pun ada disana. Mereka bertiga segera mencari bangku kosong untuk duduk dan memesan makanan.

"Bi, bakso tiga sama es teh nya 3" ucap Salsa

"Oke"

Mereka sedang membahas Zahra yang sikap nya aneh sedaritadi pagi sambil menunggu pesanan mereka siap, tiba-tiba seorang siswa laki-laki berbadan tinggi dan tegap berada di tengah-tengah mereka.

"Ada apa sama Zahra?" tanya Rafi yang datang bersama kedua teman nya. Ia tak sengaja mendengar pembicaraan mereka bertiga mengenai Zahra.

"G-ga tau kak" jawab Aca gugup reflek karena kaget akan kehadiran Rafi

"Sekarang dimana Zahra?" Rafi melihat sekeliling kantin mencari keberadaan Zahra

"Tadi ke toilet kak" jawab Aca

Segera bangkit dari duduk nya lalu Rafi melenggang pergi begitu saja menuju toilet untuk mengecek Zahra dan meninggalkan Bagas dan Farhan di sana.

•••

"Ra, Ra, lo ada di dalem?" Rafi mengetuk keras pintu toilet perempuan, ia tidak menghiraukan jika akan dimarahi oleh siswa perempuan. Ia lebih khawatir jika Zahra kenapa-napa di dalam toilet

"Ra, jawab Ra" ucap Rafi terus mengetuk pintu toilet

"Ini aku Rafi" lanjutnya dengan raut wajah khawatir

"Ada apa kak?" ucap Zahra sembari membuka pintu toilet, sudut matanya berkerut

"Lo ga kenapa-napa kan?" Rafi cemas mata nya bergerak dari atas ke bawah mengamati Zahra dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Ga kak" jawab Zahra sembari tersenyum tipis

"Itu kenapa mata lo sembab?" tanya Rafi yang sedaritadi memperhatikan mata Zahra

"Oh ini tadi kelilipan" alibi Zahra sembari mengedip-ngedipkan mata

"Ga mungkin pasti lo habis nangis kan?" tebak Rafi

"Gak kak, ini tadi kelilipan terus perih jadinya aku kucek" Zahra mengelak lagi

"Yaudah aku anter kamu ke kelas"

"Ga usah kak, aku bisa sendiri"

"Kali ini ga ada penolakan" ucap Rafi. Lalu mereka berjalan beriringan ke kelas Zahra

Bukan UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang