Sesakit inikah mencintai tanpa dicintai?
~Azzahra Syifa Khairunnisa~*
Beberapa hari kedepan seluruh kelas X dan XI akan belajar dirumah karena akan diadakan ujian praktek untuk kelas XII. Dirumah beberapa hari membuat Zahra bingung harus melakukan apa lagi setelah semua pekerjaan yang harus ia selesaikan sudah terselesaikan.
Dringgg...
Dringgg..."Assalamualaikum Ra, mau ikut gua ga?"
"Walaikumsalam, kemana?"
"Pondok Abi di bandung"
"Kapan?"
"Besok"
"Gua izin sama bunda dan ayah dulu ya"
"Iya, gua tunggu jawaban nya"
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Hati Zahra ragu untuk meminta izin kepada kedua orang tua nya, tapi niat yang kuat membawa langkah kaki nya mendekat ke mereka. Jika belum mencoba kita tidak akan tahu apa hasilnya.
"Bund,yah" panggil Zahra mendekat ke mereka. "Emm anu Zahra"
"Mau ngomong apa nak?" sela Abi menurunkan koran yang sedang dibaca.
"Zahra boleh ikut Aca ke Bandung ga?"
"Ngapain ke Bandung?"
"Refreshing aja hehe, sekalian pengen liat pondok Abi nya Aca"
"Kalian cuma berdua?"
"Ga, sama umi dan Abi nya Aca juga"
"Jadi gimana?" wajah Zahra penuh harap.
"Ga ayah izinin" jawab Ayah menatap intens anaknya itu. Zahra menunduk lesu. "Kalo kalian pergi nya berdua, kalo sama orang tua nya Aca Abi izinin" imbuh Ayah Zahra tersenyum.
"Makasih yahh"
"Bunda juga izinin"
"Makasih bundd" senyum Zahra mengembang ia terlihat sangat senang.
"Zahra ke kamar dulu ya mau siap-siap"
"Berangkat nya besok?" Zahra mengangguk.
Umi Aca dan Bunda Zahra merupakan teman dekat sedari mereka duduk di bangku SMP itulah mengapa hati Bunda Zahra terasa tenang jika anaknya pergi bersama mereka.
••
Alasan pertama Zahra ingin ikut ke pondok Abi nya Aca adalah ia ingin menghindari Rafi untuk beberapa hari ini. Mengingat kejadian malam itu, betapa teriris hati nya.
"Aku harus bisa move on" batin Zahra. Tangannya memasukkan beberapa baju kedalam tas yang akan ia bawa besok.
Flashback on
Diperjalanan pulang ke rumah, perut Zahra mendadak lapar karena dirumah tidak ada makanan alhasil mereka berhenti di sebuah restoran. Sampai disana mereka mencari meja yang kosong, lalu duduk disana.
"Bund, yah Zahra ke toilet dulu" dibalas anggukan oleh bunda dan ayah secara bersamaan.
Ketika sedang berjalan ke arah toilet berada tak sengaja sorot mata Zahra menangkap pemandangan tak mengenakan, semakin melangkah mendekat ke salah satu meja dan benar saja di sana ada Rafi dan Azkia di satu meja yang sama dengan keluarga masing-masing.
"Jadi gimana dengan perjodohan anak kita?"
DEGHH
Seketika hati Zahra berdesir ngilu karena tidak sengaja mendengar percakapan antara dua keluarga tersebut. Air mata nya sudah tak bisa dibendnubg lagi, perlahan tumpah membasahi pipi chubby nya, dengan cepat berlari ke toilet berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Untukku
Teen FictionCinta adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan kepada manusia. Merasakannya adalah fitrah dan menjaganya adalah ibadah. Namun tak mudah menjaga cinta itu hingga sampai halal. Sebelumnya maaf jika ada kesamaan nama tokoh, alur, judul dan lain-lain...