14 || SABITA

10K 895 21
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gizzan emosi. Dia menyusul Sabita masuk kedalam untuk mencari cewek itu. Bisa-bisanya dia mengatakan Gizzan setan. Gizzan harus memberikan Sabita hukuman.

Sabita berdiri di atas kasurnya. Dia menyengir tanpa dosa. "Yang aku bilang itu fakta, loh."

"Bangsat lo, sini nggak lo!" Gertak Gizzan. Dia mengambil ancang-ancang untuk menangkap Sabita.

Sabita berteriak. Dia berusaha untuk menghindar dari tangkapan Gizzan.

"AAAAAA,"

"Bangke, jangan lari, woy!"

"NGGAK! AAAA ADA SETAN,"

"Sialan."

Sabita berlari ke sisi kamar lalu ia naik di kasur lagi, dan turun lagi, lalu naik lagi. Gizzan geram, cowok itu kesal. Dia pun melompat naik ke atas kasur.

Hap

Dapat. Gizzan menangkap Sabita dengan tepat. Dia mendekap cewek itu agar tidak lari kemana lagi. Gizzan menangkap Sabita dari belakang jadi posisi mereka seperti pelukan.

"Kena 'kan lo,"

Sabita memberontak, ia berusaha untuk melepaskan tangan Gizzan dari perutnya. "Lepas nggak!"

"Bodoh. Lo harus dapat hukuman dari gue," ucap Gizzan tepat ditelinga Sabita.

Dia merasa geli. hembusan napas Gizzan bisa Sabita rasakan. Sabita bergerak gelisah. "Lepasin nggak! Geli banget tau, kak!" Gerutu Sabita.

Cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya di leher Sabita. Dia mendusel-dusel di ceruk leher Sabita.

"Lo wangi."

"Aku belum mandi dari tadi pagi."

"Bangke."

Walaupun begitu wangi Sabita membuatnya nyaman dan candu. Sialan, Gizzan benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya saat sudah memeluk Sabita. Dia baru pertama kali memeluk perempuan yang bukan mommy nya. Sedengkan Sabita, akhirnya  dia dipeluk Gizzan setelah sekian lama. Walaupun peluk dari belakang, tapi Sabita mengakuinya. Cukup nyaman.

"Balik badan," titah Gizzan.

Sabita mengernyit namun tetap mengikuti perintah laki-laki itu. "Kenapa?"

Sabita menatap Gizzan aneh.

Gizzan tak menjawab apa-apa. Dia langsung menarik Sabita untuk masuk kedalam pelukannya. Gizzan menopang dagunya di bahu Sabita.

SABITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang