20|| SABITA

9.9K 814 53
                                    

Siapa yang sekolahnya daring?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang sekolahnya daring?

***

Gizzan Vligar Alexbarta, kamu sedang melakukan kesalahan apa lagi kali ini?" Tanya pak Harto dan tersenyum paksa.

Cowok dengan wajah tampan itu kembali ke ruang bk. Dia berhadapan dengan pak Harto dan Andeka, si ketos yang menyebalkan.

"Andeka, tolong sebutkan apa yang dia lakukan kali ini," titah pak Harto.

Andeka mengangguk siap, "Dari yang saya tahu dan banyak juga yang ngomong, Gizzan melakukan perkelahian dengan salah satu temannya, Cadmus."

Pak Harto menutup mulutnya sendiri, "Gimana bisa kamu berantem sama teman kamu? Astaga Gizzan, saya tak habis pikir dengan kamu."

Gizzan memutar bola mata jengah. Semua ini berawal dari jawaban Cadmus, entah kenapa saat Cadmus menjawab pertanyaannya dengan dua kemungkinan itu dia tiba-tiba menjadi marah dan akhirnya melampiaskan pada Cadmus.

"Saya nggak bersalah Pak," tutur Gizzan, ya dia tak bersalah.

"Terus salah siapa?"

"Salah Sabita! Salahin tu cewek karena ngilang nggak ada kabar."

Andeka mengernyit bingung, Gizzan ini kenapa menjadi aneh. "Aneh lo," ucap Andeka.

Gizzan mengusap wajahnya kasar lalu menatap Andeka, "Salahnya adalah, dia buat gue emosi."

"Kan sekarang dia nggak sekolah."

"Tapi dia nggak balas pesan gue, dia ngehilang dan nggak ada kabar! Gimana gue nggak emosi?"

Andeka terdiam, sedengkan pak Harto dia memijit pelipisnya pusing. "Kamu ini suka ya sama Sabita?"

"DIH, NGGAK SUDI SAYA SUKA SAMA DIA."

"Gizzan silahkan kamu keluar dan lari keliling lapangan 10 kali putaran!"

***

"Habis itu dia lari dia langsung nyamperin gue, terus tanya lo dimana. Gitu deh ceritanya," ujar Orna.

Sabita menegakkan posisinya menjadi duduk menegak, "Kayaknya Gizzan udah mulai ingat gue, deh."

Orna menepuk-nepuk dagunya berpikir. "Menurut gue dia belum ngingat lo, tapi nggak tahu sih. Lo coba ngetest dia, deh."

Sabita memiringkan kepalanya sambil menyipitkan matanya, bingung. "Gue ngetest dia?"

Orna mengangguk-angguk. "Iya!" Serunya.

SABITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang