1

5.4K 309 5
                                    


🥀__🥀

Pagi hari yang heboh dimulai dengan berita meninggalnya ketua yayasan perduli bangsa. Yayasan besar yang melingkupi bidang pendidikan. Sekolah dan kampus mereka menjadi salah satu tempat belajar elit yang harga daftarnya saja bisa mencapai ratusan juta. Media sibuk menyoroti keluarga yang berkabung dan para tetua yang sibuk tentang siapa yang akan memegang yayasan itu selanjutnya.


"Saya dengar, yayasan akan dipindah tangankan kepada istri beliau"

"Bagaimana bisa, perempuan itu masih sangat muda. Apa yang akan terjadi dengan yayasan ini kedepannya?"

"Pak Jeffrey benar-benar meninggalkan surat wasiat seperti itu??"

Gadis kecil yang tadinya menguping melangkahkan kakinya menjauh dari sekumpulan orang-orang serakah disana. Hatinya masih kelabu, hari ini ia dan Mamanya dipaksa untuk menyambut orang-orang yang ingin menemui Papanya untuk terakhir kali.

"Ryl udah mam?" Gadis berusia sepuluh tahun itu menggeleng. Ia tadi lapar, tapi nafsu makannya hilang begitu saja karena percakapan yang sangat tidak layak.

"Mama, kenapa Papa selama hidup mau berteman sama mereka Ma?? Waktu Papa kayak gini, bukannya kehilangan mereka malah bilang Papa serakah karena nyerahin yayasan ke Mama" Delana, perempuan yang dipanggil Mama oleh Cheryl menanggapi dengan senyum paksa. Raut lelah tidak bisa disembunyikan dari wajahnya, sejak tadi subuh ia sibuk menyiapkan ini itu, kebutuhan untuk pemakaman. Seolah ia tidak diizinkan untuk bersedih, orang-orang kepercayaan suaminya semasa hidup malah sibuk membicarakan tentang yayasan.

"Ryl, kadang uang gak bisa bikin kita tulus. Cheryl gak usah kemana-mana lagi ya? Kita disini saja, nemenin Papa" Mereka tidak memerlukan apapun, tidak perlu menjilat siapapun, tidak perlu berbicara apapun tentang yayasan itu. Saham terbesar setelah suaminya adalah miliknya, meski harus dilakukan rapat direksi, tapi keputusan wasiat suaminya tidak akan bisa diganggu gugat.




🥀__🥀



"Mama, kata om Abil kita besok aja bersihin ruangan rumah sakit Papa" Media masih ribut, yang menjadi sorotan adalah Delana. Sosok yang menikahi suaminya dua belas tahun lalu. Gadis yang saat itu baru saja lulus sekolah menengah atas dan langsung disunting oleh putra old money. Orang-orang menyebutnya Nia Ramadhani nomor dua. Tatapan mencomooh selalu didapatnya, tapi orang tidak berani secara terang-gerangan karena Delana selalu ada disamping Jeffrey, jelas mereka takut. Tapi sekarang, ketika Jeffrey sudah meninggal dan rumor tentang ia akan dijadikan ketua yayasan selanjutnya, orang-orang mulai berani menyerang dirinya kembali.


"Bilang om Abil, makasih ya?" Dielusnya kepala Cheryl dengan sayang, anak itu sedang memakan ayam dengan lahap. Pemakaman sudah selesai dan keduanya sekarang sudah kembali kekediaman mereka. Cheryl Dirgantara, lahir ditahun kedua pernikahan Delana dan Jeffrey. Anak cantik dengan kulit putih bersih, tumbuh dengan baik dari kasih sayang keduanya.


"Besok aku ikut ya?? Please, aku gamau sekolah dulu" Delana mengangguk.

"Abis mam langsung ke kamar ya?? Mama mau ngobrol sama om Abil sebentar"





🥀__🥀



The characters :

1. Jeffery Dirgantara '49

 Jeffery Dirgantara '49

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Delana '30

 Delana '30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3. Cheryl Dirgantara '10

 Cheryl Dirgantara '10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4. Jabil / Om Abilll '29

Personal asistennya Ana yang dipilihin langsung sama pak Jeffrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Personal asistennya Ana yang dipilihin langsung sama pak Jeffrey

hōmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang