🥀__🥀
"Melamun kok sendirian" Abil menoleh kesumber suara, ada Ana berjalan menuju tempatnya duduk. Wanita itu memakai baju tidur terusan selutut berbahan satin. Abil membayangkan kalau ketika berjalan kearahnya ada angin yang meniup baju itu, tapi segera Abil mengenyahkan bayangan itu. Otaknya memang sedikit konslet kalau malam.
"Kalau ramai-ramai ya bukan melamun Ana, tapi bergossip" Abil terkekeh, sedikit takjub dengan dirinya sendiri yang cepat sekali mengendalikan diri. Ana duduk tepat disamping Abil, dan tatapannya langsung mengarah pada ikan-ikan yang tidak tahu waktu tidur padahal malam sudah semakin larut. "Aku baru sadar kalau ikan koi disini banyak banget" Ana menunjuk ikan-ikan koi didalam kolam.
Abil tidak menanggapi dengan kalimat, laki-laki itu malah kembali terkekeh. Bukan tidak tahu harus membuka kalimat seperti apa, hanya saja ia ingin menikmati waktu diam dengan Ana sebentar. Karena Abil diam, jadi Ana menoleh. Memperhatikan garis wajah Abil dalam suasana yang minim cahaya lampu. Tapi untung saja saat itu cuaca begitu cerah, sampai bulan bisa ikut bersinar terang.
"Kamu benar-benar gak punya pacar Bil??" Pikir Ana, tidak mungkin pria setampan Abil tidak punya pacar. Diluar sana, pasti banyak gadis-gadis yang mengantri untuk menjari kekasih Abil.
"Kamu penasaran sekali sih Na sama kisah cinta ku??" Abil ikut menoleh, keduanya kini bertatapan.
"Aku cuma mikir wanita yang bisa sama kamu tuh wanita beruntung Bil" Ana mengalihkan pandangannya, memutuskan tatapan mata mereka yang bertemu. "Kamu baik, kamu setia, kamu bertanggung jawab. Apalagi?? Harta?? Aku tahu, tabungan deposit kamu banyak. Kamu pinter putar uang. Kamu pintar main saham. Yaampun Abil, apasih yang kamu gak bisa??"
"Milikin kamu"
🥀__🥀
Cheryl itu tidak mudah dititipkan kesembarang orang. Anaknya gampang tidak nyaman dan kalau sudah tidak nyaman, gelagatnya akan mudah terbaca. Sedari kecil, Cheryl tidak pernah dititipkan kesana kemari selain ke pengasuhnya. Hal itu yang membuatnya sedikit berjarak dengan keluarga Jeffery maupun Delana. Jadi ketika ia mau menghabiskan waktu setengah hari bersama Karin, sudah membuat wanita itu bersyukut setengah mati.
"Ini, ada accessories yang auntie bikin khusus buat Ryl. Udah sesuai selera Ryl banget pokoknya!!" Cheryl menerima kotak berwarna merah muda itu dengan semangat. Dari kecil, Cheryl suka sekali dandan. Segala sesuatu yang bisa membuatnya terlihat cantik akan ia sukai. Karena itulah Cheryl sedikit dekat dengan Karin.
"Nanti website auntie aku pantau ya!! Awas kalau misalnya ada produk yang sama!!" Karin mengangguk sambil tertawa. Keponakannya ini sama sekali tidak mirip dengan almarhum abangnya. Kalau mirip, mungkin Cheryl tidak akan semenggemaskan ini.
"Mama sehat??"
"Sehat!! Sekarang Mama udah sering dirumah. Kerjaan juga udah lebih sering sekretarisnya yang kerjain, sesekali om Abil juga" Karin tertarik saat Cheryl menyebutkan nama terakhir dikalimatnya, sudah lama ia mengawasi Ana. Meskipun Karin tinggal diluar negeri, tapi ia tetap tahu segala hal yang berkaitan dengan Ana. Bukan mengawasi dengan maksud jahat, Karin dan Nathan hanya ingin memastikan hidup Ana aman ketika mereka tinggalkan. Karena seperti yang mereka ucapkan dulu, mau bagaimana pun Ana tetap kakak ipar mereka.
"Om Abil tuh dekat banget sama kalian??"
"Dekat!! Om Abil tuh udah kayak superhiro Cheryl tau!! Kayak serba bisa?? Pokoknya om Abil kayak solusi dari semua masalah aku sama mama. Serba bisa dia" Kalimat Cheryl santai, bahkan gadis itu bicara sambil mengunyah mie nya. Cheryl dan Karin sedang berada direstoran Jepang.
"Kalau nih, kalau misalnya Mama mau nikah lagi nyari pengganti Papa, Cheryl mau??"
"Mauu!!! Asalkan itu om Abil. Kalau bukan om Abil Cheryl gak mau!!"
🥀__🥀
Kalau kalian jeli ya... cerita ini sebenernya aku tandain mature.....
tapi sampe part 11 gaada tuh mature nya😭😭😭😭😭😭😭BTW!! want to pamer want to pamerrrrrr
(tolong abaikan capture nya soalnya aku gak ambil foto lain selain ini wkwkwk)