21

916 150 24
                                    





🥀__🥀





"Jadi kak Ana milih Abil?" Karin sudah duduk dengan nyaman di sofa yang ada didalam ruangan Nanda, abangnya itu sibuk membaca dokumen-dokumen yayasan yang harus ia pelajari.

"Gak apa, keputusan itu diambil sama Cheryl tanpa paksaan apapun dari kak Ana. Biarin mereka bahagia" Nanda menutup map nya, ia akan fokus berbicara dengan Karin. Nanda tahu kalau Karin pasti punya banyak hal yang ingin dibicarakan.

Karin menghela nafas sebentar, mukanya menjadi sendu. "Pasti keponakan kita pengen banget punya keluarga cemara Nan, sampe dia rela buat ngelepas semua yang dia punya sekarang" Nanda mengangguk setuju. Terkadang kalau membicarakan keponakan satu-satunya itu dia juga kasihan, menjadi anak Jeffery terlalu punya banyak tekanan untuk Cheryl, salah satunya ia yang harus berpikiran dewasa.

Sedari kecil Cheryl sudah diharuskan untuk bisa mengambil keputusan agar tidak selalu bergantung dengan orang lain, berhasil memang, Cheryl punya pondasi yang kuat dalam hal itu. Tapi disisi lain Cheryl juga melupakan kalau dia cuma anak kecil yang tidak masalah untuk merengek. "Gue jadi kangen itu bocah dah" Ucap Nanda disela lamunannya tentang Cheryl. Kalau Karin masih suka mencuri-curi waktu untuk bertemu dengan Cheryl maka Nanda adalah kebalikannya. Lelaki itu kesulitan menemukan waktu untuk bertemu dan bermain dengan keponakannya.


"Nanti Nan, kalau masalah mereka bertiga udah kelar baru deh kita ketemu. Atau nanti sebelum kak Ana sama Abil nikah kita culik aja dulu Cheryl buat main sama kita" Nanda mengangguk setuju. Untuk sekarang ini mereka belum bisa bertemu dengan Ana maupun Cheryl karena masalah mereka dengan Abil belum selesai, Nanda dan Karin tidak terlalu tahu apa masalahnya, tapi terlihat cukup serius.







🥀__🥀




Ruang keluarga yang seharusnya hangat malam itu terasa begitu dingin. Abil menatap Ana dan Cheryl yang kompak menundukkan kepala mereka. Sudah hampir satu jam mereka dalam posisi yang sama dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar.



"Kalian gak sakit apa lehernya?" Pertanyaan Abil pun diabaikan tanpa mendapat jawaban, tapi Abil terlalu jeli. Ia melihat Ana dan Cheryl yang saling mencubit kaki dibawah sana.


"Hufftttt, Ana.... Cheryl....."

"YAA" Keduanya mengangkat kepala dan menjawab secara bersamaan. Abil ingin sekali tertawa tapi tidak boleh, ia harus mempertahankan imagenya. Ia tidak akan melunak sebelum mendapatkan penjelasan dari keduanya.




"Jadi?? Gak ada yang mau jelasin?? Cheryl stop cubit Mamanya!!" Cheryl menghembuskan nafas berat, aksinya ketahuan.


"Apa yang mau dijelasin?? Om Abil udah baca beritakan?? Ya itu bener, om Abil sama Mama udah gak punya penghalang sekarang"


"Ryl, gak gini... Cheryl gak perlu ngorbanin apa-apa buat om Abil. Biar Om yang perjuangin kalian"



"Maaa, om Abil gak faham. Tolonginnn" Cheryl menggoyang tangan Ana sambil merengek.


"Kita udah konsul sama pak Jo Bil, gak ada yang dikorbanin. Yayasan gak jatuh ketangan orang kayak yang kamu bayangin, yayasan jadi milik Cheryl tapi nanti setelah dia lulus kuliah" Ana angkat suara, setelah berbicara dengan pak Jo kemarin akhirnya Ana dasar kenapa Abil tidak mau ia melepaskan yayasan. Bukan karena Abil mengincar posisi tinggi diyayasan tersebut, hanya saja Abil terlalu sayang kalau yayasan itu akan jatuh ketangan yang salah.

Meskipun Abil personal assistant Ana, tapi ia juga kelewat sering wara wiri bekerja dengan Jeffery. Ia tahu seluk belum yayasan, termasuk orang-orang serakah yang ingin menguasai yayasan. Orang-orang yang mendorong Ana kemarin adalah sebagian kecil yang ingin memiliki, Abil hanya tidak ingin itu terjadi. Abil tahu pengorbanan Jeffery dalam membangun yayasan itu seperti apa.



"Tapi kalian kan bisa diskusi dulu sama aku" Abil memijat keningnya, terlalu pusing menghadapi pasangan ibu dan anak ini.


"Udah sih ngapain juga dipusingin. Sementara yang ngurus om Nanda. Yang harus om Abil pikirin tuh gimana biar aku secepatnya manggil om Papa!!"







🥀__🥀










Aku mau nanyaaaaa.

Hampir 15(?) published stories aku kan nohyuck, meskipun kemarin ada yang bareng jaeren sama jaedo juga.

kalau aku bikin nohyuck + shipper lain (yang masih hyuck juga) kira-kira kalian setuju gak?? Aku tbtb pengen jadiin jeno sadboy :((
(tolongin aku kebanyakan jadi team second lead soalnya) 😭😭😭

hōmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang