🥀__🥀
"Selamat pagi Mama, selamat pagi juga om Abillll" Cheryl menyapa keduanya dengan semangat dan senyuman lebar. Ana dan Abil yang sudah duluan duduk dimeja makan sampai terbuat heran oleh kelakuannya. Hari ini adalah hari libur, biasanya Cheryl akan menghabiskan paginya dengan tidur dan ogah-ogahan kalau disuruh mandi. Tapi apa ini?? Bahkan gadis cilik itu mengikat rambutnya sendiri??!
"Iyaa, pagi anak Mamaa yang paling cantik" Ana bukan tipe orangtua yang sering mempertanyakan apa yang anaknya lakukan, meskipun mengundang penasaran tapi ia tidak ingin merusak hari anaknya. Cheryl sepertinya sedang dalam suasana hati yang bagus.
"Ahh, cantikan mama kok ini. Iyakan om Abil??" "
'Uhukkk uhukk'
Sejak dua orang itu bercakap, Abil sudah kembali fokus pada laporan di tab Ana dan kopinya. Mendapat pertanyaan mendadak seperti itu apalagi diposisi dia yang baru menyeruput minumannya, membuatnya terkejut.
"Ih, om Abil salting" Cheryl menggoda dengan semangat, bahkan gadis itu sudah melupakan pancake yang dari kemarin ia minta dengan rengekan. Ana faham situasi, mungkin saja Cheryl kelewatan dan Abil merasa tidak nyaman, jadi ia mencoba untuk menengahi.
"Cheryl gak usah gitu sama om Abil, kamu lanjut makan aja. Om Abil juga mau makan"
Tapi sepertinya peringatan Ana tidak terlalu diperdulikan karena Cheryl belum mendapat jawaban yang ia mau.
"Om, jawab dong.... Mama cantik gak??" Cheryl menatap Abil, perlahan Abil mengubah arah pandangnya menjadi menatap Ana yang ternyata sudah menatap Abil duluan. Mungkin sedikit penasaran dengan jawaban Abil??
"Cantik Ryl, cantik banget"
Cheryl sudah tertawa puas mendengar jawaban Abil, yang ditertawakan Cheryl bukan hanya kalimat Abil, tapi wajah Abil yang juga ikutan memerah. Sedangkan Ana terdiam, kalimat yang Abil ucapkan itu klasik. Ia sudah banyak mendengar orang mengucapkannya. Yang tidak biasa adalah tatapan Abil. Ia sudah sering ditatap Abil seperti itu, tapi kenapa baru hari ini Ana merasakan tatapan itu begitu tulus dan dalam??
🥀__🥀
Sudah terbiasa sedari dulu, Ana akan mengunjungi orangtuanya sebulan sekali. Ia tidak ingin terlalu banyak bertemu mereka, karena kalau terlalu banyak, Ana tidak yakin umurnya akan bertahan lama.
"Kamu itu, jadi ketua yayasan karena mantan suami mu!! Jadi jangan coba-coba buat cari suami lagi Ana!! Karena kalau kamu menikah, yayasan itu otomatis akan berubah arah!! Bukan kamu lagi yang pegang, hidup mu gak bakal semewah ini lagi!!"
Ana ingin sekali mendengus dengan keras, tapi ia tidak berani. Dirinya sedang berada dikandang singa, bisa-bisa Ana akan langsung diterkam.
"Kalau pun kamu mau menikah lagi, cari yang sama kaya nya seperti Jeffery. Setidaknya kamu tidak akan menderita!!" Ibunya melanjutkan kalimatnya, hati Ana sedikit tercubit. Ana tahu kalau dizaman sekarang uang lebih penting, tapi tidak kah ada didalam hati ibunya agar Ana bahagia dengan pasangannya?? Tidakkah ibunya faham kalau menikah itu bukan hanya urusan uang??
Ibu mertuanya saja yang notabene nya adalah ibu Jeffery tidak pernah berkata seperti itu atau melarangnya untuk menikah lagi. Kenapa orang lain bisa lebih baik daripada ibu kandungnya sendiri??
"Itu juga, si Abil itu. Kalau bisa pecat ajalah!! Ngapain juga, nanti jadi fitnah kalian. Tinggal bareng padahal dia masih bujangan" Ana berusaha bersikap biasa saja saat ibunya membahas Abil, tapi sepertinya ibunya jeli. Ia tahu ada yang berbeda dengan Ana ketika dirinya mulai membahas Abil.
"Kamu jangan macam-macam Na!! Kamu siapa, Abil siapa!! Kalian gak sepadan. Kalau pun kamu sama dia, hidup mu gak akan bahagia, dia gak kaya!!"
Ana menggeleng, tapi alih-alih meledak juga, ia lebih memilih meraih tasnya dan segera berkemas untuk pulang.
"Ana pulang bu, ibu bisa ngatur hidup Ana sebelumnya. Pernikahan dengan Jeffrey, punya anak dari Jeffery, gak lanjut sekolah. Semuanya!! Tapi setelah Ana menikah dan punya anak, ibu udah gak punya hak apa-apa lagi!! Setelah ini, aku mau kayak gimana pun bukan lagi urusan ibu, karena ibu cuma mau uangnya saja kan?? Transferan ku bakal lancar perdua minggu seperti biasanya kalau ibu tetap diam kayak dulu waktu Jeffery masih hidup!!"
Ibu Ana geram, karena setelah mengucapkan kalimat itu Ana langsung meninggalkannya begitu saja. Emosi ibu Ana tidak stabil, ia susah mengendalikannya. Jadi diraihnya benda terdekat lalu dilemparkannya kearah Ana yang mulai menjauh.
🥀__🥀
Buat buku ku yang lain (re:betweet us) nanti dulu ya update nya soalnya aku belum sempat ngedraft huhu :(