7

1.1K 179 10
                                    




🥀__🥀



Abil sekuat tenaganya menahan Cheryl yang berlari kencang hendak menaiki tangga. Selepas Ana pingsan, Abil memang tidak membawa Ana kerumah sakit melainkan Abil menelfon dokter keluarga dan membawa Ana pulang kerumah. Ana tidak suka rumah sakit, membawanya kesana hanya akan menambah sakitnya.


"Om, Mama...." Wajah putih Cheryl kini berubah merah, matanya pun sama. Gadis kecil itu seperti sedang menahan tangisnya. Raut khawatir tidak bisa ia tahan, Abil yang faham situasi segera membawa Cheryl kedalam dekapannya.


"Mama gak apa, mama kecapekan dan dehidrasi. Mama udah diinfus, nanti abis satu botol Mama pasti seger lagi kok. Nanti kalau Mama udah seger, kita jejelin dia makanan yang banyak" Abil jelas tahu kalau Cheryl punya ketakutan berlebih. Gadis itu baru saja kehilangan Papanya, saat ini yang ia punya hanya Ana seorang, wajar sekali kalau Cheryl takut apalagi mendadak mendapat kabar kalau Ana pingsan.

"Tapi, gak parah kan om?? Mama gak punya penyakit yang disembunyiin kan??" Cheryl menatap Abil yang membalas pertanyaannya dengan gelengan pelan dan senyuman manisnya.


"Kalau Mama sakit, om Abil janji Cheryl akan jadi orang terdepan yang tahu. Jadi Cheryl jangan khawatir ya?? Cheryl kan baru pulang sekolah ni, pasti capek. Kamu udah makan??" Cheryl menggeleng pelan, ia hanya memakan sarapannya bersama Ana tadi pagi, sebenarnya ia berniat untuk makan siang setelah pulang sekolah tapi ketika mendengar berita tentang Ana, niatnya itu ia urungkan. "Yasudah, didapur ada makanan yang tadi om Abil pesan. Kamu makan dulu ya?? Abis itu istirahat dikamar. Om Abil mau ngecek Mama dulu"

Cheryl mengangguk, memilih menurut. Kalau pun ia memaksa untuk menemui Ana dalam kondisi hatinya yang sedang tidak bagus, Cheryl ragu ia tidak akan berbuat kegaduhan. Jadi lebih baik ia mengikuti apa yang disarankan Abil dan menemui Mamanya ketika Mamanya sudah pulih nanti.










🥀__🥀





"Aku bilang, jangan sampai sakit!" Gerakan tangan Abil terampil sekali menyuapi Ana, seperti lelaki itu sudah terbiasa mengurusi orang sakit. "Kamu itu terlalu maksain diri Ana. Padahal kamu yang bilang kalau kamu itu ketua, harusnya kamu terima beres!! Kalau kamu memang cuma terima beres, kamu gak bakal drop kayak gini" Abil mengomel seperti Ana bukanlah atasannya.

"Abil, aku ini sakit lho" Ana menerima suapan dari Abil sambil cemberut. Tadi kepalanya pusing, sekarang memang sudah tidak. Tapi omelan Abil membuat sakit kepalanya datang lagi.


"Aku gak mau ya Na kamu kayak gini lagi. Ada aku, kalau memang kamu gak sanggup ngurusin yang lain, minta aku aja. Jangan ngulang kesalahan yang sama Ana!! Anak kamu masih butuh sosok Mamanya!"

"Iya Abil, iyaaaa"

Selanjutnya Abil diam, tidak lagi mengomel. Tapi tangannya masih bergerak untuk menyuapi Ana, hanya saja kali ini tidak diikuti dengan tatapan. Abil tidak mau menatap Ana barang sedetik saja.


"Aku minta maaf Bil, jangan marah" Ana menarik ujung baju Abil, tidak enak juga rasanya kalau mereka diam-diaman seperti ini. Tapi, sudah minta maaf pun Ana, Abil tetap diam sampai disuapan terakhirnya.

Untungnya, semarah-marahnya Abil, ia masih bertanggung jawab. Ia tetap membantu Ana meminum obat yang tadi diberikan oleh dokter. Membantu Ana meminumnya dengan memegang gelas berisi air mineralnya. Setelah memastikan obatnya tertelan sempurna, Abil mengemasi seluruh peralatan makan Ana dan bersiap membawanya kedapur. Tapi langkahnya terhenti karena Ana menarik ujung bajunya, lagi.

"Bil, jangan gini" Suara Ana lirih, membuat Abil kalah. Diletakkannya nampan yang tadi ia pegang dan buru-buru ia memeluk Ana.

"Jangan sakit Na. Aku khawatir. Jangan gini lagi"


Saat pelukan itu berlangsung, pintu kamar Ana terbuka pelan, tapi tidak lama karena oknum yang membukanya langsung menutupnya kembali.

"Okeee, ketemu Mamanya besok aja!!" Cheryl berjalan menjauh dari kamar Ana dengan ekspresi yang berbanding jauh dengan ekspresinya tadi siang. Bahkan gadis itu berjalan sambil melompat-lompat.







🥀__🥀








Aku abis beli 4 buku, dan kayaknya sebentar lagi otak ku melepuh soalnya buku yang ku beli lumayan berat alurnya😭😭😭🤡

hōmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang