17

849 140 11
                                    




🥀__🥀



Hidup itu perihal mendapatkan dan melepaskan. Kalau kita mendapat sesuatu yang besar, yang begitu kita sukai maka secara tidak sadar kita pun akan kehilangan sesuatu. Seperti halnya Ana yang kehilangan suaminya lalu ia mendapat tahta tertinggi diyayasan yang dibangun suaminya tersebut, kemudian beberapa bulan setelahnya Ana menemukan seorang yang memberitahunya apa itu cinta, dan mau tidak mau Ana harus menukarkan sesuatu untuk itu.

"Saya dari awal gak pernah mau yayasan ini dipegang oleh kamu!!" Pak Gibran, orang kesekian yang punya andil dalam mengembangkan yayasan mulai mengutarakan pertemuan mereka malam ini. Bahkan mereka tidak mau membuang-buang waktu sampai besok pagi hanya untuk menyampaikan hal semacam ini.


"Kamu!!" Jarinya terangkat menunjuk Ana, "Kalau bukan karna surat wasiat Jeffery yang tertulis kalau kamu yang bakal gantiin posisi dia, saya gak akan sudi! Sekarang, sudah punya jabatan, uang semakin berlipat ganda, kamu mulai seperti wanita jalang diluar sana yang haus akan belaian laki-laki!!"

"Maksud anda ini apa ya pak Gibran?! Kenapa anda kasar sekali" Telinga Ana panas mendengarnya. Kalimat yang diucapkan oleh pria tua bangka itu benar-benar menusuk tepat dijantungnya! Emosi Ana tiba-tiba saja melonjak.

"Kami sudah lama mengendus hubungan yang tidak wajar antara kamu dan asisten mu. Kami tidak melarang kamu untuk punya pacar atau pasangan yang lebih serius. Hanya saja, sebagai posisi mu yang sekarang menjabat sebagai ketua yayasan kami tidak bisa terlalu memberi kebebasan itu" Dimas yang sedari tadi diam kini menyahut, entah sedang cari perhatian atau bagaimana tapi bicaranya pelan sekali, seperti dirinya adalah orang paling baik sedunia.




"Kami beri pilihan, putuskan dan pecat Abil itu maka posisi mu aman atau kamu bisa terus bersama Abil mu itu tapi dengan berat hati kami akan mencari pengganti mu. Kami tidak ingin yayasan ini dikuasai oleh orang yang tidak punya andil sama sekali dalam membangunnya"


Itulah hal yang harus Ana tukar :)












🥀__🥀






“Bayangkan betapa cantik dan lucunya
Gemuruh petir ini
Disanding rintik-rintik yang gemas
Dan merayakan
Amin paling serius seluruh dunia”




Ana bertepuk tangan heboh padahal Abil belum selesai dengan lagunya, masih ada bait lain yang tidak kalah meremas hati kalau tahu maknanya. "Aku baru tahu kamu bisa gitaran??" Ana tidak bohong, padahal waktunya dan Abil tinggal dirumah ini tidak jauh berbeda, tapi bisa-bisanya dia baru mengetahui fakta sekeren ini.

"Padahal aku setiap malam selalu gitaran disini sambil liatin jendela kamar orang"

"Ohh!! Pantesan aku ngerasa tidur ku nyenyak banget, ada yang ngawasin ternyata~~" Abil terkekeh, semenjak keduanya punya hubungan yang lebih dekat Ana jadi seribu kalk lebih sering menggodanya.


"Tadi rapat apa sih?? Kok malem mulainya?? Sama client?" Ana menggeleng, enggan menjawab. Wanita itu memeluk lengan Abil dan menyandarkan kepalanya dipundak Abil, tatapannya satu tujuan dengan Abil, menatap ikan-ikan yang bahkan Ana tidak tahu ada berapa jumlahnya, ikan koi itu tidak pernah dipanen sejak pertama kali membelinya.



Entah sejak kapan halaman belakang khususnya gazebo diatas kolam ikan ini menjadi tempat favourite mereka. Sepertinya, jika sedang berada dirumah, keduanya akan quality time disini.


"Abil??"


"Hm??"


"Kamu benar-benar mencintai aku apa adanya??" Abil cukup kaget dengan pertanyaan itu, tapi melihat sorot mata Ana, ia merasa faham kearah mana pembicaraan ini.


"Na, ketika aku bilang kalau aku cinta kamu, maka aku benar-benar cinta sama kamu. Dan tolong, jangan korbankan apa pun untuk aku. Aku gak masalah hubungan kita cuma disini-sini aja, aku juga gak masalah kalau yang tahu hubungan kita cuma orang-orang didalam rumah ini. Aku gak tahu apa yang para petinggi itu tawarkan kekamu, tapi kalau memang itu berhubungan dengan aku, tolong jangan diambil"


Ana menatap Abil, lelaki itu penuh dengan sorot kepercayaan diri. Abil seolang mengatakan kalau dirinya tidak masalah tidak diakui secara publik oleh Ana. Abil hanya tidak ingin apa yang menjadi milik Ana menjadi hilang karena dirinya. Dengan pola pikir Abil yang seperti itu, bukankah harusnya Ana merasa lega??










🥀__🥀





Jadi, aku tuh lagi sakit leher. Kayak keseleo(?) gituuu :(
saaaaaddd, aku udah kayak zombi soalnya leher aku jadi kaku banget dan sakit banget😭😭😭😭😭

hōmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang