🥀__🥀
"Apapun yang terjadi, jangan korbanin yayasan"
Kalimat yang Abil ucapkan itu terus menerus berputar diotak Ana, seakan untuk menghentikan segala pikiran jelek Ana.
"Setidaknya pikirkan nasib anak mu" Ana meremas tangannya dibawah meja restoran yang dikunjunginya untuk bertemu dengan ibu mertuanya. "Kamu tahu saya gak pernah mau ikut campur sama urusan kamu meskipun kamu menantu saja? Saya tidak perduli tapi Cheryl! Dia cucu saya. Apapun yang kamu lakukan tolong pikirkan efeknya untuk Cheryl"
Ana bahkan sudah tidak tahu rumor seperti apa yang beredar, yang orang-orang gosipkan tentangnya, tentang hubungannya dan Abil. Tiba-tiba ibu mertuanya yang tidak mau tahu tentang dirinya ikut berkomentar tentang hubungannya.
"Abil dan Cheryl cukup dekat—"
"Dekat saja tidak cukup!" Wanita paruh baya itu cepat memotong kalimat Ana, "Kehidupan Cheryl bagaimana? Kamu sudah baca surat warisan itu kan? Semua yang Jeffery wariskan akan beralih tangan setelah kamu menikah lagi"
"Tante" Ucap Ana pelan, sedikit terkekeh dengan panggilannya. Ia pernah mencoba memanggil wanita dihadapannya ini seperti apa Jeffery memanggilnya, tapi wanita itu menolak dan mengatakan kalau hubungan mereka tidak sedekat itu. "Cheryl sendiri yang bilang, kalau uang bukan segalanya. Saya juga gak pernah perduli sama uang—"
"Yakin kamu?" Wanita itu lagi-lagi memotong kalimat Ana, tidak lupa senyum sinisnya dan tatapannya yang semakin tipis.
Ana memejamkan matanya pelan, jujur saya, ia kesal. "Oke saya minta maaf, itu kesalahan saya dan saya tidak menyangkal pernikahan saya berdasarkan harta dan kekayaan tapi itu saya!! bukan Cheryl! Dia cuma anak kecil yang masih butuh sosok papa"
"Kamu sendiri sudah faham asam garam kehidupan Ana, bukan cuman tentang cinta dan kamu percaya diri sekali bicara tentang kebahagiaan cinta??" Ibu Jeffery terkekeh, lebih ke meremehkan sebenarnya. "Sekali lagi, saya tidak perduli dengan keputusan yang kamu ambil. Saya cuma perduli sama cucu saya!" Wanita itu langsung berkemas, bersiap meninggalkan Ana.
"Jangan berbesar hati karena Nanda dan Karin mendukung kamu Ana, bahkan sampai Jeffery menikahi kamu pun waktu saya tidak terpengaruh"
🥀__🥀
BUGH
PLAK
Ana memejamkan matanya berusaha meminimalisir rasa sakit yang ia terima. Setelah pertemuannya dengan Ibu Jeffery yang melelahkan sekarang ia dipertemukan dengan ibu kandungnya yang tidak hanya menyakiti batinnya, tapi juga fisiknya.
"Sekarang apa mau mu? Posisi mu hampir bergeser dan kamu masih santai saja? Kamu mau setelah ini hidup seperti dulu? Kita berdua jadi gelandangan?? Oh, sekarang nambah personel baru. Cheryl pun jadi gelandangan sama seperti kita?"
"Abil gak bakal biarin aku dan Cheryl ngalamin hal itu" Kalimat Ana benar, yang tidak benar adalah ia tidak sadar kalau kalimatnya mengundang emosi ibunya. Ibunya murka, ditariknya rambut Ana dengan kuat. Posisinya Ana masih duduk dilantai setelah tadi ditendang, Ana memang tidak mau melawan, dia cukup sadar ini bahaya tapi ibunya punya keterbelakangan mental, wanita itu sulit mengendalikan emosinya, melawan percuma malah semakin menempatkan diri di posisi yang buruk.
"STOP!!!!" Keduanya menoleh, ada Cheryl berdiri didepan pintu masuk. Wajah gadis kecil itu memerah.
"AKU BILANG LEPASIN MAMAKU!!!" Cheryl menyentak lengan neneknya kuat agar jambakannya lepas. "KAMU!!!!" Dengan berani gadis itu menunjuk neneknya bahkan Cheryl melupakan etika yang selalu Ana ajarkan.
"Wahh, lihat? Bahkan anak ini juga udah sama pembangkangnya kayak kamu Na"
"Nenek gak punya hak untuk hidup aku dan mama, nenek udah jual mama ke papa harusnya nenek malu!! Harusnya nenek berhenti minta-minta ke mama, harusnya nenek gak usah atur hidup mama lagi!!" Cheryl terduduk disamping Ana, air matanya bercucuran perlahan, setetes demi setetes hingga mengalir deras.
"Tolong sekali saja, biarin kami bahagia. Jangan janggu kami"
🥀__🥀
Siapa yang gak patah hati tapi galau karna lagu ini?? 🙋🏻♀️
maaf ya, book ini banyak banget halangan update nya😔😔😔