the pinky touch

9.3K 1.2K 125
                                    

ASKfm | angkasaa | 7 years ago

Anonymous14: pernah nonton Aladdin nggak?
angkasaa: kadit

***

     "Lo mau di situ aja atau mau tuker sama gue biar jadi di samping isle?"

     "Nggak apa-apa. Ini samping gue kosong kok kayaknya," balasku kepada Arthur lalu menunjuk deretan kursi yang kosong dan meletakkan tasku di kursi sebelah.

     "Oke." Arthur mengangguk. 

     "Lo beneran nggak apa-apa nonton sama gue jam segini? Kerjaan lo aman nggak?" tanyaku saat layar bioskop masih menampilkan iklan-iklan. 

     Arthur harusnya ada di studio foto saat ini, bukan di studio bioskop. Dia punya studio foto dan di sana dia jadi fotografer utama. Sebenarnya, dia mengajak nonton nanti malam. Namun, karena besok aku ada presentasi, jadi malamnya mau aku pakai belajar. Kemudian si Arthur setuju kita nonton siang-siang begini, padahal aku tahu dia jadwal pemotretan di studio. 

     "Nggak apa-apa. Ada anak-anak lain yang handle model gue," katanya sambil mengunyah popcorn. "Tadi ngobrol apa aja sama Mas Aksa?" 

     Flirting around. Aku berdeham. "Proposal aja. Dia cerita yang tahun lalu gimana."

     Kemudian aku ingat kejadian kemarin malam, jadi aku bertanya, "Kemarin malam Angkasa ada chat lo gitu nggak? Atau telfon?"

     Arthur menautkan alisnya. "Hah? Nggak ada apa-apa. Gue padahal bangun sampe jam satu pagi. Emang kenapa?"

     Sialan! ANGKASA! 

     "Oh, nggak," Aku melambaikan tangan dan pura-pura tertawa. 

     "Tadi dia bilang si Arthur ditelfon pas malem nggak angkat. Mungkin nggak masuk kali ya telfonnya." Kepalaku mengarang bebas. 

     "Oh, iya? Kok tadi dia nggak bilang ke gue sih? Perlu gue tanya ke Mas Aksa sekarang nggak?Takutnya penting," kata Arthur sebelum meraih ponselnya di saku jeans, tapi cepat-cepat aku tahan.

     "Ih, udah telat. Lupa bilang kali dia tadi. Udah beres kok pas ngobrol sama gue. Kata dia tadinya mau nanya rapat kita siang tadi jam berapa."

     Beruntung Arthur tidak banyak tanya dan hanya mengangguk-angguk. Angkasa pembohong! Berarti saat aku bilang aku pulang dijemput Arthur di book cafe-nya, dia tidak benar-benar menelepon Arthur! Aku menggeram dengan mata terpejam, merutuki kebodohanku sendiri. Ini bodoh sekali. Aku ketahuan berbohong lalu jatuh pada kebohongan Angkasa. Dia bilang apa kemarin? 'Tadi gue udah telfon Arthur. Katanya lo nggak minta jemput.' Pret! 

     "Misi."

    Oh, Tuhan... Harus banget? Sekarang banget?

    Aku ingin sekali mencekik orang yang baru saja bilang 'permisi' untuk duduk di kursi sebelahku karena orang itu adalah Angkasa! Dia membalas tatapan kesalku dengan senyuman menyebalkannya dan menatapku seperti orang tidak berdosa. Aku menarik napasku panjang-panjang lalu menarik tasku dengan sebal.

    "Loh, Mas Aksa? Nonton juga?" Arthur menyembulkan wajahnya dari sisi kiriku. Wajahnya kaget, tapi tipe kaget senang. Kenapa dia malah tersenyum lebar melihat Angkasa di sini?

    "Iya. Gue lupa bilang ya tadi?" tanya Angkasa lalu tertawa. Cuih.

    Aku yang berada di tengah-tengah Angkasa dan Arthur hanya bisa memasang wajah datar sedatar-datarnya. Ingin berteriak, "KELUAR!" ke Angkasa, tapi tidak mungkin karena bioskopnya sudah ramai. Justru yang ada aku akan diusir satpam karena bikin kegaduhan.

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang