ASKfm | angkasaa | 5 years ago
Anonymous14: what's stronger than 'i love you'?
angkasaa: 'i trust you'.***
Dering telepon membuatku terbangun. Saat aku ingin mengangkatnya, panggilan terlanjur mati. Ada dua missed calls dan dua pesan dari Arthur.
Arthur: Are you back in town?
Arthur: Hari ini main ke studio sama Aya, yuk? Aya kangen katanya.
Aku menghela napas dan menaruh ponselku di meja. Kulirik jam di dinding. Pukul sepuluh pagi. Angkasa tidak ada di sebelahku. Aku berlari ke jendela untuk melihat mobilnya, masih ada. Napasku terhela lega begitu saja. Kulirik sekitar dia tidak ada. Aku naik ke kamarnya dan kudengar suara gemericik air dari kamar mandi. Jaket, kaus, jins, bahkan pakaian dalamnya tergeletak di lantai depan pintu kamar mandi seakan-akan dia tidak melihat keranjang baju kotor di kamarnya.
Kuikat rambutku ke atas sebelum mulai memunguti pakaiannya satu persatu dan membawanya ke keranjang. Aku pergi ke walk-in closet untuk mengambil pakaian bersih Angkasa. Pintu kamar mandi terbuka ketika aku meletakkan pakaian bersih ini ke atas sofa. Angkasa keluar dengan handuk melilit di pinggang. Kedua matanya menatapku datar. Tidak menyapa, tidak tersenyum. Dia berlalu menuju walk-in closet seakan aku tidak ada di depannya.
"Aku udah ambilin baju kamu," ucapku menarik perhatiannya.
"Aku mau pakai yang lain."
Aku mengangguk. "Kampus bareng hari ini, yuk? Kelasku siang hari ini. Kamu juga?"
"Aku nggak ke kampus."
Bukan hal yang mengejutkan. Mungkin dia belum siap belajar. "Oke. Aku sama kamu aja hari ini."
Dia menoleh. "Kamu ke kampus, Ta."
"Kelasnya bukan kelas berat, bisa titip catatan sama Aya. Aku sama kamu aja."
"Then, see Aya."
"Aya di studio Arthur hari ini."
Angkasa kembali berpaling ke lemarinya lalu bergumam, "Then, go to his studio."
"Nggak mau." Aku menggeleng. "Kamu mau sarapan? Aku buat toast, ya?"
Angkasa menarik selembar kemeja dan jins. "Kamu sarapan duluan aja. Aku mau keluar."
"Oh, kita mau sarapan di luar?"
"Aku mau keluar sendiri. Kamu sarapan sendiri hari ini bisa kan?"
Aku menyeringai. "Kamu mau keluar sendiri? Mau mabok lagi? Masih kepagian."
Angkasa berdecak malas. "Bukan urusan kamu, Ta."
Dia sedang bercanda?
"Bukan urusan aku? Kamu mabok sampai hampir jatuh tadi malam bukan urusan aku? Kamu nyetir sambil mabok bukan urusan aku?"
"Aku bisa urus diriku sendiri, Amarta. Kamu nggak perlu urusin aku."
"Oh, ya? Karena kamu nggak terlihat kayak gitu tadi malam." Napasku mulai memburu. "Kamu balik lagi merusak diri kamu sendiri tadi malam, Angkasa, itu yang kamu bilang 'aku bisa urus diriku sendiri'?"
Angkasa mencebik sekali lagi. Dia tidak menjawabku dan beranjak menuju kamar mandi sambil membawa bajunya. Aku mengikutinya, membiarkan dia membanting pintu kamar mandi tepat di depanku. Ya, Tuhan, harus bagaimana lagi aku harus memahaminya? Dia terus diam, diam, dan diam. Sekalinya berbicara, dia bertingkah menyebalkan atau lari dari pembicaraan seperti ini!
![](https://img.wattpad.com/cover/151447977-288-k217856.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1
Roman d'amourA romance novel (but as a love letter) || Completed. It's the truth, they say, that whoever comes to mind every time you look at the luminous skies is who you love, and when the dimming stars ask me, "who is it?" please remember my answer: you. i'll...