the everything he needs

5.9K 756 29
                                    

ASKfm | angkasaa | 6 years ago

Anonymous14: there's nothing i want more than to be with you.
angkasaa: there's nothing i want more than to know who you are.

***

     Menyadari bahwa Angkasa mengindari tatapanku tidak sesulit mempelajari hidupnya yang rumit. Aku mengaduk teh jasmine di dapur selagi meliriknya yang sedang duduk di sofa ruang tengah. Dia asyik menunduk, entah melihati apa.

     Aku berjalan menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Kuserahkan cangkir teh yang langsung dia terima. "Thanks," ucapnya.

     "Kenapa diam aja dari tadi?"

     "Nggak kok." Dia menarik senyumnya. "Kamu izin kuliah?"

     "Iya. Sekali-sekali nggak masalah. Grade is just a number."

     "Grade is just a number? Waktu itu dapat nilai kuis delapan puluh aja moody seharian."

      "Nyebelin."

      "Habisnya. Nanti kalau nggak cumlaude baru nangis."

      "Oh, udah bisa bercanda lagi?"

     Angkasa tertawa pelan, masih tidak menatapku. Aku menarik napas panjang lalu mengelus kepalanya. "Kamu pikir aku nggak sadar kalau kamu hindarin aku dari tadi?

     "Nggak ada yang hindarin kamu."

     "Jangan bohong."

     Akhirnya dia menyerah. "Aku nangis di depan kamu."

     "Terus kenapa?"

     "Kamu pasti kira aku lemah sekarang."

     "Ngomong apa sih kamu, Sa? Kamu manusia, punya perasaan. Bisa senang, bisa sedih. Bisa ketawa, ya, bisa nangis juga. Lemah gimana?"

     Senyumnya melembut. "Maaf. Aku minta maaf kamu harus tahu ini semua."

     "Angkasa, stop. Aku udah bilang kamu dan semua masalah kamu satu paket. Perlu aku ulang berapa kali, Sa?"

     "Aku tahu, Ta." Angkasa meraih pipiku dan mengelusnya. "Justru itu aku minta maaf."

     Kukecup tangannya. "Don't be."

     "Selama ini aku nggak bisa pacaran bukan tanpa alasan, Ta."

     "Karena kamu nggak bisa terbuka dan percaya orang lain?"

     "Iya, itu." Ibu jarinya mengelus sudut bibirku. "Dulu aku cerita semuanya sama Mama. Mulai dari aku suka sarapan pakai sereal apa, setiap malam aku mimpi apa, aku lagi naksir siapa, aku berantem sama siapa, aku lagi suka denger jazz punya siapa--aku cerita. Turns out she betrayed me in a worst way I could ever imagine."

      Aku terus mendengarkan ceritanya. 

      "Rasanya kayak, aku bingung mau cerita sama siapa lagi, aku nggak punya teman cerita. Papa sibuk kerja, Aura masih terlalu kecil. And then I have Atlas, tapi dia akhirnya pergi juga."

      Angkasa mengalihkan pandangannya. "Aku cukup tahu diri, Ta. Masalahku banyak. Aku tahu jadi pacar aku itu pasti berat. Mungkin aku sendiri nggak kuat. Daripada aku paksain pacaran, mereka nyerah sama aku dan bebanku, ninggalin aku, terus aku juga yang sakit, mending nggak usah."

     "Makanya kamu cari yang sementara aja?"

     Angkasa menunduk lalu mengendikkan kedua alisnya. "I think so. You know, we had fun and that was it. Nggak ada kesempatan buat saling nyakitin."

I'll Tell The Stars About You | The Stellar Shelf #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang