Rencana mereka menculik Haechan berhasil. Agak gila sebenarnya tapi mau bagaimana lagi. Mereka sudah kehabisan akal mendekati Haechan. Lagipula mereka tidak sabar untuk memiliki anak polos itu. Memiliki dalam artian memiliki, kau tahu
Mark sedang sibuk mengetikkan pesan pada Jeno yang bertanya dimana dia. Jeno bilang kalau Jaemin dan kedua temannya sedang menangis di depan toilet sedari satu jam yang lalu. Chenle yang datang untuk menghampiri Haechan di toilet menjadi panik karena anaknya sudah menghilang dan toilet benar-benar kosong, padahal dia hanya mengantarkan seorang perempuan kedepan kampus dan itupun hanya sebentar. Lalu dengan panik dan mata yang berkaca-kaca dia berlari menghampiri Jaemin dan Renjun yang ternyata masih saja berdebat. Setelah selesai menceritakan kejadian tadi, Chenle, Jaemin dan Renjun segera bergegas mencari Haechan
Jeno dan Guanlin ikut mencari karena mereka tidak tega dengan wajah khawatir ketiganya. Tapi dari sudah satu jam mereka tidak menemukan Haechan dimanapun. Mereka kembali lagi mengecek toilet kalau-kalau ada barang Haechan yang tertinggal. Tapi nihil. Dan akhirnya mereka menangis di sana
Dengan santai Mark bilang kalau Haechan sedang bersamanya dan Minhyung. Lalu ada panggilan masuk
" pokoknya jangan pada khawatir, gue bakalan balikin Haechan kerumahnya sebelum sore "
" heh sinting lo, mau di apain tu anak "
" ya kagak di apa-apain. Orang Haechan pingsan di toilet. Gue sama Minhyung bawa dia ke tempat aman buat di periksa. Tapi syukurnya kagak kenapa-napa. Bilangin sama temen-temennya gak usah panik. Haechan sekarang masih tidur nanti kalo udah bangun gue suruh buat telepon mereka "
" mereka pasti maksa buat tau Haechan dimana bego. Terus gue harus bilang apaan dong "
" lo atur-atur aja pokoknya. Yang pasti Haechan sama kita aman "
" sinting lo berdua, gue yakin tu anak kagak pingsan tapi di bikin pingsan "
Mark terkekeh, " lah tumben pinter "
" gue tau otak kriminal lo. Dasar edan "
Dan Mark menutup teleponnya. Dia terkekeh sebentar sebelum beranjak dari balkon. Di sofa ada Minhyung yang sedang santai menonton tivi. Mark menghampirinya lalu duduk di sebelah kanan Minhyung
" temen-temennya panik " kata Mark membuka percakapan
Minghyung hanya mengangguk
" kenapa Haechan lama sadarnya ? Lo gak masukin obat bius banyak-banyak kan ? "
" enggak, cuma setengahnya.." Minhyung mengganti chanel tivi, ".. tapi Haechan malah ngabisin susunya "
Mark terkekeh kecil, dia beranjak lalu menghampiri kamar Minhyung. Di sana, di atas tempat tidur luas itu ada sosok Haechan yang masih terlelap. Mark tersenyum gemas, kalau bukan ultimatum Minhyung yang menyuruhnya agar tidak mendekati Haechan, dari tadi pasti wajah Haechan sudah habis ia ciumi. Gemas sekali yeoroubun
Mark menghela napasnya, dia menutup pintu kamar dan menghampiri Minhyung lagi
" Bang, pesen makan kali ya. Entar kalo Haechan bangun kita sogok pake makanan biar gak nangis " Kata Mark sambil berdiri menatap handphone nya
Minhyung mengangguk sekilas. " jangan lupa susunya juga "
" oke "
Mark berjalan ke dapur, dia duduk di kursi makan dan masih memilih makanan yang sekiranya Haechan suka. Tapi karena dia bingung. Dia malah menekan semua makanan yang ia liat. Tak lupa juga makanan manis serta susu berbagai rasa
Di rasa sudah, Mark mengangguk pelan serta tersenyum bangga. Daripada kakaknya yang diam saja menonton tivi. Lebih baik ia yang terpikirkan membeli makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love Triangle
FanfictionHaechan hanya seorang pemuda biasa. Si polos yang Renjun bilang menjurus ke bodoh. Tidak terlalu introvert tapi dia lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar di banding mengenal dunia luar Tidak pernah mengenal cinta atau bahkan menyukai ses...