"Arrgh, engap!"
Mark berseru keras sambil mendorong perempuan yang tiba-tiba memeluknya sambil menangis.
"Engap, anjing." Umpatnya dan menatap tajam Mina, perempuan yang kini sedang menangis sesegukan.
"Elo kok hikkss gitu banget sama guee.." Mina merengek, menghentak-hentakkan kakinya kencang.
"Sialan, lo. Ngapain malah nyamperin gue, sih." Katanya kesal, Mark mengedarkan pandangan. Koridor tengah sepi, dia berdecak. Pasti Haechan udah keruang latihan. Pikirnya.
"Gara-gara lo rencana gue berantakan." Tunjuk Mark. Masih dengan segenap kekesalannya. Padahal sewaktu Hyunjin telepon dia sudah akan melangkah pergi tapi tertahan karena tiba-tiba Mina memeluknya sambil menangis.
"Rencana apaan?" Mina menghentikan tangisannya, menatap Mark penasaran.
"Gue mau nemuin si Haechan." Mark akan melangkah pergi tapi Mina menahannya.
"Eits, lo punya hutang sama gue. Jangan pura-pura lupa ingatan lo."
Mark berdecak menepis tangan Mina, moodnya sudah hancur. Mungkin Haechan sedang kebingungan karena Minho yang jadi korban nama tidak ada ditempat.
"Iya, iya. Sue bener sih lo. Ganggu gue aja. Lagian ngapain mesti meluk nangis-nangis segala? Lo pikir gue tiang listrik?"
Mina terkekeh pelan, dia mengusap air matanya dengan gaya centil.
"Gue di php.in. Sialan tuh orang. Brengsek banget."
"Makanya jangan keganjenan."
Mina mencibir Mark, dia melipat tangannya didada.
"Lagian gue heran, ngapain lo mesti macarin orang yang sama yang disuka Minhyung. Kreatif dikit dong jadi orang jangan ngikut kakak lo."
Mark mendesis sebal, "gue yang lebih dulu nemuin si Haechan, ya. Yang ngikutin tuh si Minhyung."
Mina meremehkan dengan tawanya. "Ya udah cepetan. Lo mau lunasin kagak?"
Mark berdecak lagi, kali ini menatap malas teman gilanya ini.
"Ya udah entar malem aja, lagian ngapain juga mesti pura-pura jadi kakak lo."
"Heh, masih untung gue gak minta pura-pura jadi suami."
"Ya, ya, ya." Mark mengibaskan tangannya.
"Pokoknya gue mau lo tonjokin tuh orang sampe bonyok. Gue pengen wajah ganteng dia gak berbentuk lagi."
"Iya bawel."
Mina terkekeh lagi, "oh, dan gue pikir lo mesti berjuang lebih keras."
Mark menoleh, dia sudah melangkah agak jauh dari Mina.
"Maksud lo?" Tanyanya heran.
Mina tertawa. Dia mengangkat kedua bahunya santai.
"Haechan mu yang manis dan lucu itu udah lewat tadi." Mina tertawa makin kencang, "sambil nangis yang pasti." Lalu bertepuk tangan saat Mark melotot kaget.
Pemuda yang tadi ia peluk kini lari seperti dikejar setan. Air wajahnya panik dan umpatan terus-terusan mengudara.
"Arrghh. Mina brengsek!" Seru keras. Yang diumpat malah tertawa saja. Tak apa lah, menjahili temannya itu sekali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love Triangle
FanfictionHaechan hanya seorang pemuda biasa. Si polos yang Renjun bilang menjurus ke bodoh. Tidak terlalu introvert tapi dia lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar di banding mengenal dunia luar Tidak pernah mengenal cinta atau bahkan menyukai ses...