" Chan udah selesai belum kelasnya ? "
Itu isi pesan dari Jaemin, Renjun, dan Chenle yang datang secara bersamaan di grup chat
" Sudah "
Balas Haechan, ia tatap lagi handphonenya. Tak lama balasan dari mereka masuk
Renjun
" Gue belum, masih sejam lagi "
Chenle
" Sini ke gue aja, 20 menit lagi kayaknya gue bubar "
Jaemin
" Gue masih lama, 2 jam "
Renjun
" Ya udah, Echan samperin Chenle aja ya. Tapi lewat jalur depan. Jangan jalan ke area samping gedung seni rupa itu sering di pake senior buat ngumpul "
Haechan
Iya, aku ke Chenle aja
Jaemin
" Oke "
Renjun
" Anak pintar "
Chenle
" Tungguin di kursi taman yang deket area kelas ya "
Haechan mengangguk tanpa mengetikkan balasan. Dia langsung menyimpan handphonenya di tas. Kelas sudah kosong ketika Haechan berdiri
Universitas yang Haechan pilih sekarang adalah Universitas favorit di kotanya. Besar, lengkap, luas dan terbaik. Kakaknya dulu lulusan universitas ini
Haechan sendiri memilih jurusan seni tari, Jaemin fakultas hukum, Renjun seni rupa sedangkan Chenle Seni musik
Kebetulan, Jeno satu fakultas dengan Jaemin, dan Minhyung. Guanlin dengan Renjun. Lalu Chenle dengan Mark. Tapi Haechan lebih banyak dengan satu antek-antek nya Mark. Seperti Minho, Hyunjin, Jihoon, Hyunsuk, Juyeon, Haknyeon, Wooyoung, Yeosang. Dan masih banyak lagi. Yang pasti Haechan tidak tau kalau mereka diam-diam sering memperhatikannya
Untuk berjalan ke gedung musik sebenarnya hanya lurus saja dari koridor sebelah barat ke samping gedung seni rupa. Tapi Haechan pikir kalau lewat depan itu jauh. Karena letak tiga gedung musik, seni rupa dan tari itu zigzag tidak berdampingan. Kalau lewat depan gedung seni rupa itu berarti melewati workshop mereka yang letaknya berdempetan. Seingat Haechan disana lebih banyak orang ketimbang jalur koridor barat
Kaki Haechan tiba-tiba berhenti, dia memperhatikan sekeliling. Lalu tersenyum manis pada orang-orang yang menyapanya
" Ah, koridor barat saja lah " Putusnya
Untuk hari ini biarlah Haechan tidak menuruti perkataan Renjun. Dia akan menuruti perintah otaknya saja
Memang benar, ketika Haechan berjalan kearah sana. Banyak senior yang sedang menongkrong. Entah itu duduk lesehan di rumput taman atau di sepanjang jalan koridor
Kepala Haechan terus-terusan mengangguk sopan pada senior yang menyapa atau memanggilnya dengan sengaja. Sejarahnya, siapa yang tidak kenal dengan anak manis ini
Haechan terkenal bukan hanya di perebutkan oleh dua senior kembar yang lumayan berpengaruh itu. Tapi memang sedari awal dia sudah menarik perhatian banyak orang termasuk maba seangkatannya. Katanya, seperti melihat anak SD yang kesasar
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Love Triangle
FanfictionHaechan hanya seorang pemuda biasa. Si polos yang Renjun bilang menjurus ke bodoh. Tidak terlalu introvert tapi dia lebih senang menghabiskan waktunya di dalam kamar di banding mengenal dunia luar Tidak pernah mengenal cinta atau bahkan menyukai ses...