Twenty

3.2K 280 5
                                    

Renjun menahan Jaemin yang sudah akan berdiri dengan kesal, dia menggeleng dan mengkode temannya itu untuk diam. Mereka dibuat geram oleh si kembar yang tiba-tiba nyamperin mereka yang lagi ngobrol, ditambah sama kedua pengikut yang sekarang kedip-kedip genit ke mereka. Chenle sendiri udah pergi dari 15 menit yang lalu karena udah mau masuk.

Yang bikin geramnya itu si kembar enak banget nyium-nyium si Haechan. Renjun dan Jaemin udah melotot kesal, tapi Haechan malah anteng di pangku Minhyung.

Jeno yang melihat kedua teman Haechan malah terkekeh geli, dia diam-diam nyamperin Jaemin dan berdiri dibelakangnya sambil berbisik.

"Ayo, sama gue main pangku-pangkuannya, lebih enak."

Jaemin mendelik sangar, dia mendesis dan menyikut perut Jeno sampai orangnya meringis dan membungkuk.

"Duh, manis. Sakit, abangnya jangan disikut."

Renjun menoleh lalu tertawa, Jaemin seakan mengeluarkan asap dari wajahnya. Merahnya benar-benar merah karena kesal yang sekarang menjadi double.

"Ketawanya manis banget."

Renjun mendadak langsung datar saat suara disebelah kirinya terdengar. Dia mendesis sebal, si tiang China.

"Yuk, kita bentar lagi ada kelas." Guanlin meraih tangan Renjun dan menyeret si mungil tanpa memperdulikan rontaannya.

"Guanlin!! Lepasin, kelas gue setengah jam lagi."

"Tapi kelas gue lima menit lagi."

Renjun melotot, "itu urusan elo!" Serunya kesal.

"Gue pengen dianter pacar."

Renjun langsung nendang bokongnya Guanlin kencang, Guanlin mengaduh tapi tak sampai berguling jatuh. Dia menoleh lalu memasang ekspresi sedih.

"Kok aku ditendang, sakit sayang."

"Sayang, sayang, dasar sinting. Jauh-jauh dari gue." Renjun berusaha melepaskan cekalan tangan Guanlin.

"Gak bisa, lo harus anterin gue ke kelas, gue mau bareng sama ayang gue."

"Arrghhh, SIAPA YANG PENGEN JADI AYANG LOOO."

Jaemin, Jeno, Haechan, dan si kembar menoleh mendengar teriakan Renjun. Sekaligus beberapa orang yang lagi ada disana.

"Injunie kenapa? Kakak, tolongin Injun." Haechan menoleh kearah Minhyung dengan khawatir, dia melihat Renjun yang lagi diseret-seret.

"Biarin aja, pudu. Renjun aman sama Guanlin." Jawab Minhyung tenang, dia benerin rambut Haechan yang digerakin angin.

"Tapi.."

Mark yang duduk disebelah kiri Minhyung mengecup bibir Haechan dengan cepat, membuat kalimat Haechan tidak jadi keluar.

"Gak masalah, manis. Sekarang kamu ada jadwal gak?"

Haechan mengerjap sebentar sebelum mengangguk, "ada, kak. Sampe sore. Mmm 10 menit lagi."

Mark dan Minhyung mengangguk berbarengan, menyuruh Haechan berdiri dan mereka menuntun masing-masing tangan Haechan ke arah fakultas tari.

"Kita anterin sekarang, nanti kamu malah telat."

Haechan sedikit mengangakan mulutnya, bergantian menatap si kembar sambil mendongak lalu mengangguk kecil, dia arahin padangannya sama Jaemin yang sedang menunjuk kearah muka Jeno.

"Nana, Echan ke kelas, ya. Dadah.." katanya melambai beberapa kali sampai Minhyung meraih tangannya lagi.

Meninggalkan Jaemin yang tengah menoleh kesal, lalu berdecak dan berkacak pinggang melotot pada Jeno.

Sweet Love TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang