•° constellation 3

1.1K 166 26
                                    

bandung,march 2nd, 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bandung,
march 2nd, 2022.

disaster.

"LU gak ada takut-takutnya deh sama senior," cetus Sergio sambil menghabiskan sisa coklat batangan itu.

Altair menghela nafas, dia menunduk, menyandarkan kepalanya diatas meja dengan frustasi. "Itu gue lagi kerasukan arwah dari Bojong Gede, Gio," elaknya.

Gadis itu kembali mendongkak dengan wajah cemberut. "Lagian masa gak boleh marahin senior? Mentang-mentang senior, seenak jidat nyuruh-nyuruh orang," Altair berkilah.

Sergio menyimpan air mineral itu setelah meminumnya. "Lo bukan marah, tapi ngamuk. Di depan temen-temennya lagi," jelas Sergio sambil bangkit berdiri dan memakai jaket yang tergeletak diatas sofa. "Lagian selain kemaren, kapan lagi dia pernah nyuruh lo? Atau temen-temen lo? Atau orang-orang?" tanyanya.

Altair mengerlingkan mata kemudian mengedikkan bahunya. "We never know," cetusnya. "Yaudah iya gue salah, tapi itu karna gue lagi bete," ia menuturkan.

Sergio menghela nafas. Dia mengambil totebag Altair yang berada disampingnya, lalu memberikannya pada gadis itu. "Nah udah tau salah, minta maaf. Bukan malah menghindar dan gak mau ikut praktikum. Ayo berdiri," nasihat Sergio sambil menarik tangan Altair untuk segera bangkit berdiri.

Sambil ogah-ogahan, gadis itu terpaksa berdiri dan berjalan membuntuti Sergio yang keluar dari rumahnya. Tadi Altair meminta Sergio untuk mampir kerumahnya agar bisa ke kampus bersama—berhubung Sergio juga menjadi subjek praktikum untuk Naresh di sesi 3, sedangkan Altair di sesi 2 bersama Antares nanti. Sandrinna sudah di kampus sejak pagi karena dia ada di sesi 1 untuk menjadi subjek praktikum Jasmine, kakak mentor kelompok mereka ketika masa ospek.

Altair juga sempat menceritakan kejadian beberapa hari lalu di rooftop. Dia agak malu dan menyesal, sejujurnya. Hal itu yang membuatnya ragu untuk tetap mengikuti praktikum bersama Antares. Altair tidak tahu bagaimana lelaki itu akan memperlakukannya setelah kejadian kemarin. Bisa saja Antares balas dendam untuk mempermalukannya di depan umum 'kan? Tapi Altair tidak segila itu untuk kabur dan membuat orang lain mendapat nilai nol di praktikumnya.

Akhirnya motor Sergio berjalan menyusuri jalanan kota Bandung di siang hari. Jarak dari rumah Altair ke kampus memakan waktu sekitar 15 menit jika lalu lintas lancar. Mereka harus sampai 15 menit sebelum praktikum sesi 2 dimulai, dan waktu ini cukup sempurna untuk menepatinya.

Namun tiba-tiba saja, jalanan yang seharusnya lancar ini dipadati oleh puluhan pekerja yang sedang berdemo didepan sebuah pabrik. Lalu lalang kendaraan menjadi terhambat karena sulit untuk menerobos kerumunan itu. Lalu lintas macet, dihiasi dengan seruan para pendemo—yang tampaknya sedang mogok bekerja—itu bersahutan dengan banyaknya bunyi klakson kendaraan.

"Gimana nih? Malah kejebak macet," keluh Altair. Pasalnya mereka tidak bisa memutar arah, mereka benar-benar terjebak dan tidak bisa bergerak.

"Ini sih gak bisa nyampe kalo 15 menit," sahut Sergio sambil berusaha mencari celah agar mereka bisa bergerak maju.

she fell first, but he fell harder.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang