•° constellation 30

1.1K 114 20
                                    

bandung,july 10th, 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bandung,
july 10th, 2022.

dynamic.

PAGI ini Antares masih bermalas-malasan dikasurnya. Pasalnya, hari ini hanya ada kelas sore dan lelaki itu terlalu malas untuk beraktivitas karena semalam dia baru bisa tidur pukul dua dini hari. Antares berkali-kali menggeliat, meregangkan badannya sambil sesekali menguap lebar. Selimutnya sudah menggulung jatuh kebawah, memperlihatkan kakinya yang hanya mengenakan celana Shinchan favoritnya.

"Ini kamarnya, Om, Tante. Silahkan,"

Terdengar suara Darren diluar kamarnya, entah sedang bicara pada siapa. Tak lama, pintu terketuk beberapa kali dan langsung terbuka. Antares menggerutu, masih sepagi ini tapi teman-temannya sudah siap merecoki ketenangannya. Lelaki itu beranjak dari kasur dan berjalan gontai—dengan muka bantal dan rambut berantakannya—untuk mengomeli mereka.

Namun, apa yang dilihatnya di ambang pintu itu membuat Antares seketika melotot kaget dan badannya seolah membeku.

Disana, Darren, Naresh dan Jevon sedang berdiri bersama orang tua Altair.

Suasana mendadak canggung. Antares tertawa getir sambil merapihkan rambutnya dengan jari-jari tangan. Yang lebih parah sih, KENAPA HARI INI ANTARES HARUS PAKAI CELANA SHINCHAN?!?!?!

"Waduh Om, Tante, apa kabar?" Antares memecah keheningan dan langsung menyalami mereka. "Maaf kamarnya masih berantakan, biar aku beresin dulu sebentar ya—"

"Gak apa Kalei, kami cuma mau mampir sebentar. Tadi ke kosan Al tapi katanya lagi di kampus," sahut tante Sonia sambil tersenyum manis.

Akhirnya Antares mempersilakan mereka untuk masuk. Dia memperlambat langkah, menunggu ketiga temannya untuk ikut masuk.

"Kenapa lo gak bilang dulu tolol," cetusnya dongkol dengan suara pelan.

"Mana gua tau anjir, tiba-tiba ketemu didepan," jawab Darren ngotot.

"Lagi gak ada jadwal, ya?"

Antares langsung mengalihkan perhatiannya saat Tante Sonia—yang sudah duduk lesehan diatas karpet itu—kembali bersuara. Dengan sigap Antares cepat-cepat menghampiri seraya menyembunyikan selimut yang berantakan itu dibalik kursi.

"Iya Tante, baru nanti sore," jawab Antares sambil menyajikan air minum dan beberapa camilan dalam toples.

"Gak perlu repot-repot, Kal. Kita kesini mau ada yang diomongin," sahut Tante Sonia. "Gimana, Yah?" lemparnya pada Om Sandy.

she fell first, but he fell harder.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang