desa rahayu,
april 22nd, 2022.poverty.
"INI poskonya," ujar seorang lelaki paruh baya—Pak Asep, yang menjabat sebagai kepala desa disini—sambil menunjuk sebuah rumah panggung yang terbuat dari kayu dihadapan mereka.
Kedatangan mereka tadi disambut oleh aparat serta beberapa warga—yang didominasi oleh anak kecil, tepat saat mereka turun dari perahu. Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri tebing yang membentuk seperti goa, hingga setelah cukup jauh dari pesisir pantai mereka akhirnya tiba di sebuah lembah yang dikelilingi bukit hijau dengan lanskap yang sangat cantik. Pemukiman disini hanya sedikit, dengan jarak antar rumah yang cukup lebar dan menyebar tidak beraturan. Tanahnya dihiasi banyak bebatuan dan sedikit pasir pantai, serta semak belukar yang masih rindang.
"Punten ya kalau penerimaannya masih banyak kurang. Kalau ada apa-apa mah tinggal ke rumah saya aja yang tadi kelewatin," Pak Asep menambahkan. "Oh iya, pantai yang didepan tempat tadi turun perahu, saya nitip ya jangan ada yang renang disana, ombaknya gede. Kalau mau main air harus jalan ke kulon¹ sedikit," pesannya, sambil mengulas senyum yang membuat kumis putihnya sedikit naik.
Rio membalas senyum seraya menyalami Pak Asep. "Siap, Pak. Terima kasih banyak. Untuk kegiatan dan hal-hal lainnya nanti saya informasikan lagi ya, Pak," ia menyahuti.
Beliau mengangguk, "Iya A, sekarang pada istirahat aja dulu. Kalau ada yang mau di pijit, disini banyak yang bisa mijit. Atau kalau nanti kehabisan makanan tinggal bilang aja lah pokoknya," lalu Pak Asep dan beberapa warga lain mempersilahkan mereka untuk memasuki rumah yang akan menjadi posko selama dua minggu kedepan.
Semuanya berpamitan dan saling mengucapkan terima kasih. Beberapa anak kecil itu tersenyum malu-malu sambil melambaikan tangan meninggalkan tempat ini.
"Nah guys, berhubung yang cewek lebih banyak, jadi kalian bisa pake bagian depan. Buat yang cowok, kita pake bagian belakang." sahut Rio memberikan arahan.
"Oh iya, katanya kamar mandi cuma ada satu, jadi tolong besok dan seterusnya jangan ada yang bangun kesiangan karena kita bakalan lama buat siap-siapnya," Rocky menambahkan.
"Hari ini kita istirahat ya sampai sore, karena sore kita ada rapat buat bahas kegiatan besok. Buat anak konsumsi, nanti mulai masaknya malem aja ya, jadi sebelum itu semuanya bisa makan bekel masing-masing dulu," timpal Gigi, gadis dengan rambut panjang lurus yang menjabat sebagai sekretaris BEM-F.
Setelah semua mengerti, mereka mulai memasuki rumah itu. Terdengar suara decit kayu yang reyot saat mereka menaiki teras, sehingga mereka perlu berhati-hati untuk menahan langkah agar tidak menambah terlalu banyak beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
she fell first, but he fell harder.
FanfictionBerawal dari kesediaannya menjadi subjek praktikum untuk Antares, Altair tidak menyangka bahwa satu cuitannya di Twitter telah menjadi titik awal dari kehidupan barunya; kehidupan dimana Antares hadir di dalamnya. °• haechan ryujin alternative unive...