•° constellation 28

965 126 73
                                    

bandung,may 28th, 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bandung,
may 28th, 2022.

!!! trigger warning !!!
《 mention of sexual harassement 》
this chapter contains material that may be harmful or traumatizing for some audiences.

▪︎▪︎▪︎

drop the question,
want a attention.

ALTAIR keluar dari kamarnya, kebetulan hari ini dia ada jadwal kelas pagi. Mengenakan cardigan lengkap dengan sneakersnya, Altair mendekap laptop sleeve berwarna pink itu dengan satu tangannya. Ia menuruni tangga hingga sampai di lantai bawah. Ternyata, disana sudah ada tiga orang penghuni kamar lain—tentunya perempuan, yang sedang beraktivitas di dapur. Ada yang sedang mencuci piring di wastafel, memasak nasi goreng, dan satu orang lagi sedang menjemur pakaian didepan kamarnya.

Altair menghampiri mereka seraya tersenyum lebar, "Halo, Kak. Aku Altair, jurusan psikologi semester 4. Kebetulan aku baru pindah kemarin di kamar 207," sapanya, memperkenalkan diri.

Mereka terdiam dan saling melempar pandangan. Bahkan salah satu dari mereka memindai penampilan Altair dari atas sampai bawah, yang membuat Altair cukup merasa risih.

"Ah... iya," sahut gadis yang sedang menjemur pakaian itu.

Altair merasa ada yang salah, atau mungkin hanya mereka yang kurang ramah. Tak mau ambil pusing, Altair langsung pamit dan berlari kecil untuk keluar pagar.

"Dia bukannya yang waktu itu sering ke kosan depan ya?" Riani, gadis yang sedang berjemur itu langsung melontarkan pertanyaan.

"Iya, kayanya emang satu geng tuh sama si Rina," timpal gadis yang memasak nasi goreng—Jessi.

"Iya tau, kan dia yang kemaren di gosipin di base katanya pacaran sama Antares," Ghea ikut menyahuti sambil sibuk mengeringkan peralatan makannya yang baru selesai dicuci.

Riani mendengus. "Sengaja banget deh ngekos disini, paling biar deket-deket Antares tuh," cibirnya tak suka.

"Emang begitu kali tabiatnya cewek-cewek caper kaya mereka mah," sindir Jessi.

Sejak dulu mereka memang tidak pernah suka dengan teman-teman perempuan Antares, Darren, Naresh dan Jevon—terlebih pada Katarina dan Quinzee yang berstatus sebagai pacarnya. Gadis-gadis itu terlalu sering berkunjung ke kosan depan entah untuk apa, dan kehadirannya yang selalu meramaikan balkon disana sangat mengganggu pemandangan mereka. Meskipun kosan khusus lelaki itu memang tidak melarang tamu perempuan, namun menurut mereka hal itu tetap mengganggu—atau mungkin hanya mereka saja yang iri.

she fell first, but he fell harder.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang