Berawal dari kesediaannya menjadi subjek praktikum untuk Antares, Altair tidak menyangka bahwa satu cuitannya di Twitter telah menjadi titik awal dari kehidupan barunya; kehidupan dimana Antares hadir di dalamnya.
°• haechan ryujin alternative unive...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•° he fell harder °•
trailer #2
bandung, may 16th, 2022.
festive.
ALTAIR berjalan mengekori Darren yang hendak membawanya menuju ruangan peercoun untuk kegiatan komunitas Your Voices Matter yang akan segera dilaksanakan. Mentoring dengan dosen dan psikolog sudah terlaksana sejak beberapa waktu lalu, sehingga beberapa anggota yang menjadi peer counselor sudah siap untuk membuka bilik konseling paling lambat pekan depan.
"Kok kita ke sekre BEM-F, sih?" tanya Altair saat mereka berhenti tepat didepan pintu sekretariat BEM Fakultas.
"Ruangan lain udah penuh, apalagi banyak yang persiapan olimpiade jadi setiap hari pasti rame," jelas Darren, mengingat ruangan BEM ini hanya dipakai ketika forum mingguan—selain itu, mungkin hanya satu-dua orang yang mendatangi sekre untuk keperluan tertentu. Pastinya kondisi ini lebih cocok untuk suasana konseling yang sangat privasi dan perlu ketenangan. "Sementara aja kok, nanti kalau udah beres olimpiade, kalian bisa pindah ke ruangan serba guna," Darren melanjutkan.
"Tapi, lo penanggungjawabnya kan, Kak?" tanya Altair.
"Enggak, atuh. Gue kan udah megang radio. Naresh juga megang fotografi."
"Loh, terus?"
Darren tertawa, "Ya Antares, lah. Kan dia juga yang ngajuin," ujarnya.
Altair mencebik kesal. "Gak bisa sama yang lain aja, apa?" ia menggerutu.
"Yang lain juga udah megang prokernya masing-masing. Udah biarin aja, biar Antares yang pusing," sahut Darren sambil membuka pintu ruangan itu.
Disana sudah ada Antares yang sedang duduk angkat kaki disebuah kursi. Altair meringis, dia menutup kedua telinganya dan berjalan cepat mengikuti Darren yang berjalan ke arah sebuah ruangan kecil—yang biasa dipakai untuk menyimpan barang-barang seperti banner-banner bekas, sound system, dan lain-lain. Gadis itu masih menutup telinganya hingga sampai di ruangan itu. Semua ini gara-gara Antares dan kalimat anehnya kemarin yang sukses membuat Altair tidak bisa tidur semalaman.
