•° constellation 18

698 131 25
                                    

desa rahayu,april 24th, 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

desa rahayu,
april 24th, 2022.

deep talk.

ANTARES, Jevon, Naresh, Darren, Baskara, Sergio serta beberapa anak lelaki yang lain baru pulang ke posko setelah mengecek lokasi pembuatan gapura—tepat didepan tebing dipesisir pantai—sambil menyimpan beberapa material seperti semen dan batu bata untuk pembangunan yang akan mulai dilaksanakan siang nanti bersama-sama dengan warga.

"Sandrinna kemana sih, ada yang bisa nyalain tungku gak?" seru Altair yang menyembulkan kepalanya dari bilik dapur.

Diandra menghampiri, "Kata Kak Lia sih tadi liat dia keluar, gak tau kemana," jawabnya. Ia menatap tungku api yang terbuat dari tanah liat dengan bahan bakar kayu itu dengan kebingungan. Masalahnya, sebagian volunteer sedang berada di sekolah—yang cukup jauh dari posko—untuk mengajar. Sedangkan Sandrinna yang sudah belajar bagaimana menyalakan tungku sedang keluar, entah kemana.

Kedua gadis itu menoleh ke arah Antares dan Baskara yang datang ke dapur bersamaan. Baskara melirik sekilas pada Antares, lalu mengalihkan pandangannya pada Altair, "Sini Al, gue coba nyalain," dia berujar, kemudian lelaki itu berjalan mendahului Antares dan berjongkok didepan tungku untuk mencoba menyalakan api.

Antares menatap wajah Altair yang kotor karena abu bekas bakaran kayu, "Udah cocok jadi montir," godanya sambil mengusap noda hitam dibawah mata gadis itu.

Altair berdecak, "Ck, gue pengen masak air, mau minum susu," ia menyahuti.

Antares tertawa kecil, "Dasar balita," cibirnya yang mengundang tatapan offensive side eye dari Altair. "Iya, enggak. Mana ada balita ngajakin cowok mandi bareng—aw anjir!" Antares merintih kesakitan saat gadis itu mencubit pinggangnya.

"Tau bercanda nggak?!" sungut Altair dengan kesal.

Antares semakin tertawa sambil melindungi badannya yang masih diserang gadis itu. "Iya-iya, oke bercanda," ia mengalah.

Brak!

Baskara menjatuhkan kayu-kayu itu dengan sedikit kasar. Lantas dia beranjak berdiri, "Gak bisa gue. Tunggu yang lain aja," ucapnya datar sambil melengos pergi meninggalkan dapur.

Altair menatap kepergiannya. Lalu dia menoleh pada Antares dengan tatapan jahil, "Ngambek tuh dia, elu sih gak bantuin," godanya berusaha menakut-menakuti.

Antares terdiam. Jelas dia tahu bahwa alasannya bukan seperti yang Altair pikirkan, tetapi karena Antares yang tidak menjaga perasaan lelaki itu.

Hanya saja.... hanya saja.

Kenapa juga Antares harus menjaga perasaannya?

Mereka membubarkan diri ketika tiba-tiba Zahra mengetuk pintu posko yang terbuka lebar. Penghuni posko langsung menyambutnya dengan antusias dan menghampirinya di ambang pintu.

she fell first, but he fell harder.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang