2

1.5K 332 57
                                    

Selamat membaca

"Yak ada apa dengan wajahmu itu Rosé-ssi, apa terkejut saat tahu jika yang berperan jadi kekasihmu itu Taehyung-ssi?"

Geli dan menahan senyum itulah yang dilakukan oleh sutradara begitu melihat eksepsi wajah Rosé. Kini orang-orang langsung melihat kearah dia semua.

"Aniya," menggelengkan kepalanya dan menutupi wajah dengan naskah.

"Jangan bilang kalian belum pernah berkenalan secara langsung selama ini?" Menatap Rosé dan Taehyung secara bergantian.

"Sebenarnya memang begitu kami hanya menyapa formal saja," Taehyung menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal untuk mengurangi rasa gugup.

"Wae?! Dibelakang panggung pun kalian tidak pernah saling bertukar album?"

"Tidak pernah," Rosé menjawab setelah rasa gugupnya sudah berkurang.

"Sungguh luar biasa sekali, aku pikir idol generasi kalian masih aman-aman saja untuk saling berinteraksi ternyata sampai separah itu." Menggelengkan kepala tanda tak percaya akan hal tersebut. Padahal jika dipikir lagi BTS dan Blackpink itu grup generasi ketiga. Yang mana masih belum seperti sekarang yang begitu menakutkan, tak sengaja tatapan saja bisa jadi berita.

"Tidak semua begitu memang hanya saja ada beberapa hal yang buat grup kami tidak bisa untuk dekat." Jawab Taehyung yang sudah menghilangkan rasa gugupnya.

"Wajar memang grup kalian kan begitu terkenal, kalo begitu ayo maju dan berkenalan secara langsung. Tenang ada aku yang menjadi penengah kalian, jika tetap kaku maka chemistry kalian di drama juga akan kaku."

Pak sutradara berdiri dan maju terlebih dulu, diikuti oleh Taehyung yang berjalan tanpa keraguan. Beda dengan Rosé yang terus melirik kearah manajer oppa yang masih dalam satu ruangan.

Melihat anggukan kepala sang manajer dengan pelan Rosé berjalan ke depan. Berdiri di samping kiri sutradara dan Taehyung sebelah kanan.

"Yak kalian kenapa memandangiku, berjabat tangan saling memperkenalkan diri setelah itu foto bersama. Haruskah aku juga yang membawa tangan kalian untuk saling menjabat?" Sang sutradara pura-pura memasang wajah marah dan jengkel.

"Kim Taehyung, senang berkenalan dengan anda dan semoga kita menjadi patner yang baik." Yang lebih dulu mengulurkan tangannya tak lupa memasang senyum.

"Roséanne Park senang berkenalan dengan anda juga, tentu mari bekerja keras untuk drama ini." Memasang senyum dan membalas jabat tangan dari Taehyung.

"Sudah baik hanya saja ganti kata anda jadi kamu itu akan lebih enak saat didengar. Setelah ini kalian harus berlatih lagi agar tidak canggung seperti sekarang, mari ambil foto bersama."

Mereka pun mengambil foto bersama pertama bersama dengan sang sutradara dan yang kedua hanya mereka berdua. Benar-benar canggung saat mereka harus mengambil foto hanya berdua. Begitu kaku dan entah terlihat begitu tertekan, jika Taehyung kaku maka Rosé keduanya.

**

Pembacaan naskah telah selesai, semua orang telah juga sudah membubarkan diri untuk pergi. Begitu pula dengan Rosé yang kini sedang buru-buru untuk pergi ke agensi ada rapat untuk comeback nanti dia.

Namun belum mencapai mobil yang tadi membawanya ada suara yang berhasil buat langkah dia dan manajer oppa terhenti.

"Rosé-ssi!"

Saat berbalik badan ternyata itu adalah Taehyung teman baru dan juga lawan mainnya di drama nanti. Teman baru memang begitu adanya mereka baru saja berkenalan tadi maka tak salah jika disebut sebagai teman baru.

"Iya?" Dengan wajah kebingungan setahunya acara sudah selesai atau memang masih ada lagi tapi sepertinya tidak mungkin.

"Ini airpods milikmu tadi jatuh karena sepertinya begitu buru-buru untuk pergi," mengulurkan tangannya yang terdapat benda tadi disebutkan olehnya.

"Wah terimakasih Taehyung-ssi, maaf sudah merepotkan." Membungkuk badannya sekali sebagai bentuk terimakasih dan menghormati.

"Tak apa lagipula itu bukan hal besar,"

"Emm apa masih ada hal lain karena kebetulan saya masih ada jadwal, tapi tolong jangan merasa tersinggung." Merubah ekspresinya takut-takut bila sosok didepannya tersinggung.

"Mungkin kata sutradara tadi benar kita harus mengubah kata saya dan anda agar kedepannya tidak kaku, selain itu boleh jika aku meminta nomor ponselmu?"

"Akan aku coba, emm boleh." Setelah mendapat persetujuan dari manajer oppa tentu.

"Bukan apa-apa hanya saja kita ini akan menjadi patner kerja, selain untuk mengurangi rasa canggung juga agar chemistry ini bisa mulai dibangun. Tahu sendiri bukan jika drama ini tak lama lagi akan mulai masa syuting," begitu lugas mengatakan itu semua.

"Jadi siapa yang akan mencatat?", Rosé sudah siap dengan ponsel ditangannya.

"Aku saja karena tadi yang meminta," mengeluarkan ponselnya dari kantung jaket yang dikenakan olehnya.

"Maaf Taehyung-ssi tapi aku harus segera pergi sekali lagi terimakasih untuk bantuannya," kembali membungkukkan badan.

"Kalo begitu hati-hati, tak masalah." Membungkukkan badan sebagai balasannya.

Rosé segera masuk pada mobil yang telah menunggunya sejak tadi. Begitu mobil yang ditumpangi oleh Rosé pergi Taehyung menatap sang manajer Hyung.

"Menurut hyung dia bagaimana?"

Menyeritkan dahi begitu mendengar perkataan Taehyung.

"Tentu saja dia cantik, baik dan begitu sopan. Jangan bilang kamu ingin mendekati dia?" Memicingkan matanya tajam.

"Entahlah tapi dia memang cukup menarik di mataku." Mengangkat bahu acuh dan berjalan pada mobil yang membawa dia tadi kesini.

Itu salah satu momen awal mula mereka menjadi dekat.

———TBC———

Ngga tahu diri banget aku target vote sebelumnya. Maaf ya semuanya

Kalian cukup vote sampai 200 dan 70 komentar nanti aku bakal update yang selanjutnya. Kalo segini sanggup kan atau ngga?

Gimana untuk chapter ini makin penasaran atau biasa saja?

See you in the next chapter guys!!

FAKE RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang