Selamat membaca
"Taehyung!" Manajer Hyung mengejar setelah tadi bertanya pada anggota yang lain kenapa tidak jadi latihan. Tapi yang dipanggil seakan tidak mendengar dan terus saja berjalan menuju parkiran. "Kim Taehyung!" Akhirnya manajer bersuara lebih keras, dan berhasil membuat Taehyung berhenti sejenak.
"Apa?" Dengan wajah datar tapi daei mata terpancar kemarahan, "Kita perlu berbicara," ucap manajer Hyung sambil mencoba menghentikan kembali Taehyung yang lagi-lagi melajukan langkah kakinya.
"Yak Taehyung, dengarkan aku dulu." Mencekal lengan Taehyung karena itu cara yang terpikirkan oleh manajer ketimbang ditinggal pergi. "Sejak tadi kita sudah berbicara dan mendengarkan," menatap tajam pada manajer Hyung yang sepertinya siap untuk marah namun ditahan.
"Oke begini, lagu baru ini akan segera dilakukan pengambilan video musik. Untuk itu aku mohon bantuannya dan kerjasamanya, tolong jangan mancing keributan karena itu hanya akan membuat perpecahan di kelompok." Manajer Hyung menarik napas panjang, saat melihat Taehyung sambil memicingkan mata.
"Aku tidak memancing keributan, melakukan kesalahan dalam berlatih perdana kali itu wajar. Tapi Suga Hyung mengatakan seolah-olah aku ini sudah melakukan kesalahan setelah berhari-hari latihan. Mengatakan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan latihan, yakin masih aku yang memancing keributan?" Taehyung berlalu untuk menuju mobilnya ketimbang berada di agensi karena perasaannya sedang kacau sekarang.
"Suga kesal karena beberapa hari terakhir kamu memang menyebalkan, sering marah-marah. Jika alasannya karena Rosé sepertinya tidak kan, mengingat kamu tidak menyukai dia." Berhasil membuat langkah kaki Taehyung terhenti dan kini memalingkan wajahnya untuk melihat manajer Hyung. Laki-laki yang sudah menjadi manajer Taehyung itu kini sedang masang wajah mengejek.
"Suka atau itu menjadi urusanku, bukan ranah Hyung mengurusi hal tersebut." Terdengar dingin dan tajam, akhirnya Taehyung benar-benar masuk ke mobil lalu pergi. Meninggalkan manajer Hyung yang memandang kepergian artisnya itu dengan datar.
"Apa salahnya mengakui, jika nanti Rosé tahu kebenarannya bukankah dia sendiri yang akan susah?" Berdecak sebelum akhirnya manajer Hyung pergi ke ruang latihan lagi untuk melihat keadaan Suga.
Tadi memang belum sempat dicek karena para anggota meminta manajer Hyung untuk menyusul Taehyung. Ternyata hasilnya tidak ada Taehyung tetap saja pergi begitu saja tanpa adanya kejelasan. Padahal latihan ini penting dan sudah ditargetkan akan pengambilan video dalam waktu dua Minggu lagi tapi sepertinya mundur. Jangan sampai ada bekas memar juga di wajah Suga bisa menjadi pertanyaan para awak media dan pengemar.
*
Taehyung memukul bundaran kemudi mobil, dia benar-benar kesal sekarang. Belum juga ada kabar dari Rosé, latihan disaat kalut sungguh bukan kombinasi yang baik untuk Taehyung. Agak bodoh memang tapi kali ini boleh tidak Taehyung berharap kekasihnya itu sudah pulang.
Bermodalkan keberanian dan kenekatan Taehyung pergi ke apartemen Rosé. Mengharapkan sampai sana langsung disambut dengan pelukan erat. Baiklah Taehyung jujur bawah dia sekarang benar-benar merindukan kekasihnya itu, tapi tidak untuk rasa cinta dan suka hanya sekedar merindukan.
Mengeratkan jaket, masker, dan topi Taehyung turun dari mobil yang dia kendarai. Masuk ke lift dan menekan lantai delapan, untungnya di lift hanya ada dia seorang jadi tidak perlu merasa takut. Begitu sampai di lantai tempat Rosé tinggal Taehyung segera menuju unit kekasihnya.
Terdengar suara langkah dari dalam apartemen membuat Taehyung merasa senang bahkan melepas sepatunya begitu saja. Namun rasa senang dan senyum di wajah Taehyung lenyap begitu saja saat melihat siapa yang didepannya.
"Alice-ssi sedang apa?" Sebuah pertanyaan yang tidak seharusnya Taehyung ucapan, mengingat didepannya itu kakak dari kekasihnya. "Mengunjungi dan aku pikir dia sudah pulang ternyata belum, bukan kah seharusnya aku yang bertanya apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Menatap laki-laki yang dirumorkan dekat dengan Rosé. Tapi sepertinya memang dekat melihat bagaimana Taehyung bisa masuk ke apartemen saja sudah tidak wajar.
"Sama sepertimu aku juga berharap dia sudah punya tapi ternyata belum, apa Alice-ssi benar-benar tidak tahu dimana keberadaan Rosé?" Taehyung sangat ingin mendengar jawaban dari kakak kekasih itu sebuah jawaban tahu akan dimana Rosé bukan sebuah gelengan kepala seperti saat ini. "Sayangnya aku tidak tahu dia dimana, bahkan dia belum menghubungi aku lagi." Alice nampak sedih tapi untungnya ada sang tunangan yang menenangkan dia.
"Aku yakin dia baik-baik saja, tenanglah. Kita pergi saja dari sini," Jose memeluk Alice yang mulai berkaca-kaca karena mengingat Rosé belum juga memberi kabar. "Jika kamu masih ingin disini silakan, aku masih ada urusan. Kami pergi dulu," pamit Alice pada Taehyung yang masih terpaku didepannya sejak tadi.
"Um Alice-ssi boleh aku minta nomor orang tuamu?" Pertanyaan Taehyung barusan membuat langkah kaki Alice dan Jose terhenti. "Untuk apa?" Sambil menatap binggung pada Taehyung yang kini sedang menatapnya penuh harap.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mereka, apa boleh?" Sangat berharap jika Taehyung mendapatkan nomor orang tua Rosé. Menghela napas pendek sebelum akhirnya Alice mengeluarkan ponselnya dari tas tangan yang dia bawa.
"Itu nomor Mommy, tolong jangan sembarang menghubungi. Berikan penjelasan akan hubunganmu dengan adikku, karena beliau khawatir pada putrinya. Kami pergi dulu." Tanpa menunggu jawaban dari Taehyung Alice segera pergi dari apartemen adiknya. Tanpa Alice tahu seulas senyum misterius muncul dari bibir Taehyung.
TBC
Tiap chapter pendek banget ya?
Punya keinginan buat panjang setiap chapter tapi ya kok rasanya aneh karena belum terbiasa mungkin. Lain kali akan aku coba.
Kira-kira Taehyung mau melakukan apa?
Silakan tulis dugaan kalian dikolom komentar.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE RELATIONSHIP
Fanfiction©lalananadada 2022 Dalam benakku selama ini hubungan kita sesuatu yang nyata, mengingat akan bagaimana kamu memperlakukanku namun pada kenyataannya hubungan kita tidak lebih dari sebuah kepalsuan.