Selamat membaca
Taehyung mengusap punggung Rosé untuk menenangkan sekaligus menyembunyikan ekspresi wajahnya. Kesal tentu saja sebab Rosé telah menolak ide yang dia berikan sejatinya itu agar dispek dapat mengambil gambar mereka dan dijadikan deadline berita.
"Kita nonton saja ya?" Mengurai pelukan mereka dan tak lupa Taehyung memasang senyum manis.
"Mau nonton apa?" Dengan nada yang cukup ketus buat Taehyung berpikir jika tadi telah menyinggung Rosé.
"Mari kita lihat-lihat dulu atau yeobo ada rekomendasi?" Memeluk Rosé dari belakang dan mulai mencari-cari film apa yang harus ditonton.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Rosé, Taehyung mengklik judul dan kini posisi sang kekasih bersandar padanya. Mereka larut akan alur yang disajikan namun fokus Taehyung terpecah begitu ada telepon di ponselnya.
Begitu melihatnya ternyata nomor baru dan Taehyung malas jika meladeni bisa saja itu dari saseng.
"Angkatlah, Oppa." Rosé mulai jengah akan suara telepon Taehyung yang tidak kunjung berhenti. Konsentrasi Rosé terpecah antara film dan telepon.
"Nomor baru Oppa tidak mau mengambil resiko, ini makan cemilan?" Mengelus rambut Rosé yang terasa lebih panjang dan halus.
"Aku ingin minum yang segar saja, lihat masih ada beberapa potong pizza disini." Menunjuk pada kotak pizza yang dipesan oleh Taehyung tadi.
"Tunggu sebentar, Oppa ambilkan." Beranjak dari duduknya dan menuju pada mini bar yang tersedia di kamar hotel.
Sambil mencari apa yang sekiranya bisa menjadi minuman segar, Taehyung mengecek ponselnya dan ternyata nomor baru tadi dari pihak dispek. Rasanya sungguh Taehyung ingin sekali mengumpat.
Pihak mereka meminta Taehyung melakukan sesuatu agar bisa memperoleh gambar dia dengan Rosé. Hal ini karena pemberitaan kasus sudah semakin memanas.
Bahkan manajer Hyung juga menghubungi beberapa kali untuk melakukan sesuatu karena pihak pemerintah terus mendesak.
Taehyung memilih menghapus semua pesan dari nomor itu dan juga pesan dari manajer Hyung. Menyiapkan minuman dan segera membawanya untuk Rosé.
"Just one?" Minuman yang dibawa oleh Taehyung hanya satu gelas sedang mereka berdua.
"Untukmu saja saat pemotretan tadi aku sudah minum dua gelas minuman dingin dan manis," demi menjaga suara
"Oppa ini maksudnya..em.." bagaimana tidak sekarang Rosé jadi mudah berpikiran buruk pada orang-orang karena kejadian dulu.
"Oppa tahu maksudmu tapi demi Tuhan ini hanya minum biasa," mengambil gelas dan Taehyung meminumnya hingga setengah.
"Yak! Jika mencicipinya seharusnya sedikit saja," sekarang Rosé jadi yang kesal.
"Nanti aku buatkan lagi, minum saja dulu jika enak mungkin aku bisa membuka kedai minuman haha." Menatap gemas pada Rosé yang masih menggerutu namun tetap mencoba minumannya.
"Tidak terlalu buruk tapi juga tidak begitu enak,"
"Intinya saja jangan gunakan bahasa yang berputar Oppa jadi pusing," Rosé mengecap beberapa kali untuk lebih merasakan minuman itu.
"Tidak enak tapi masih bisa dikonsumsi," dengan jawaban yang begitu jujur belum lagi ekspresi wajahnya seperti tanpa dosa.
"Setidaknya jangan terlalu jujur Yeobo aku jadi sakit hati," dramatis dengan memegang dadanya dan mengusap ujung mata seakan Taehyung telah menangis.
"Ck Oppa saja yang berlebihan lagi pula aku sudah menjawab jujur dan tidak berputar seperti yang Oppa bilang tadi," kembali sibuk dengan filmnya dan mengabaikan Taehyung yang masih mendramatisir.
"Yeobo ya kamu buat story?" Taehyung sedang membuka aplikasi instaone dengan akun keduanya dan begitu mengecek akun Rosé terdapat story baru yang dibuat sekitar enam menit yang lalu.
"Ya Oppa bisa melihat sendiri kan," ayolah Rosé sedang begitu asyik menonton tapi Taehyung terus saja mengoceh.
"Hapus sekarang!" Nadanya begitu tegas dan Rosé tidak suka itu.
"Tidak mau, lagipula itu akun milikku kenapa juga harus menurut denganmu!" Rosé membalasnya dengan tak kalah sengit.
Foto yang dimuat Rosé memang hanya pemandangan dari kamar hotel. Tapi itu justru yang menjadi sebuah permasalahan.
"Aku buat story dengan angle foto yang hampir sama seperti punyamu, jika fans atau media tahu pasti akan ada berita lagi tentang kita." Mengusap wajahnya dengan kasar dan menunjukkan story miliknya yang belum hilang karena belum dua puluh empat jam.
"Oppa kenapa baru memberitahuku sekarang!" Kini berbalik Rosé yang panik dan segera menghapus story miliknya.
"Itu karena Oppa baru membuka aplikasinya, mana tahu jika kamu buat story."
"Aku harap tidak ada yang menyadari hal ini, pasti mereka berpikir aku menyusulmu atau kita membuat sebuah janji padahal tidak sama sekali." Wajahnya masih panik dan mematikan ponselnya sungguh Rosé merasa takut.
"Baru sebentar pasti mereka tidak akan menyadarinya, tenanglah. Ingin tidur lagi saja?" Rosé tidak menjawab karena masih panik akan kebodohannya itu.
Taehyung menenangkan dengan memeluknya dan mengusap-usap punggung Rosé agar bisa tenang juga nyaman. Benar saja lima belas menit kemudian dia Rosé tidur, dengan penuh kehati-hatian Taehyung memindahkan kekasihnya ke ranjang. Menyelimuti agar tidak kedinginan dari mesin pendingin ruangan.
Taehyung menulis sesuatu di secarik kertas dan mencium kening Rosé sebelum pergi meninggalkan kekasihnya di kamar hotel.
Manajer hyung menghubungi Taehyung jika sekarang dia ada agenda makan bersama dengan para kru pemotretan. Manajer hyung beralasan pada para kru tadi siang jika Taehyung ada urusan mendadak padahal menemui Rosé.
*
"Jadi?"
"Buat itu sebagai berita pemanasan dulu, ambil gambarnya begitu dia keluar hotel."
"Yakin dia akan keluar hotel hari ini?" Seseorang bertanya dan memberikan tatapan menyelidik untuk sosok didepannya.
"Kalo begitu tunggulah ditempat biasa dan pastikan ambil gambar dengan baik." Sosok itu berdiri dari duduknya dan sedikit merapikan letak topinya.
"Baiklah."
TBC
Masih ada yang ingat akan cerita ini?
Seperti biasa kalo lupa silakan baca lagi chapter sebelumnya.
Tiba-tiba aku ngerasa ngga pede sama cerita ini, belakangan ini juga aku berniat unpublish.
Jadi kasih komentar apakah aku unpublish atau lanjut?
![](https://img.wattpad.com/cover/300287597-288-k709019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE RELATIONSHIP
Fiksi Penggemar©lalananadada 2022 Dalam benakku selama ini hubungan kita sesuatu yang nyata, mengingat akan bagaimana kamu memperlakukanku namun pada kenyataannya hubungan kita tidak lebih dari sebuah kepalsuan.