|Let's Not Fall In Love|
◻◻◻
Analogi yang sempurna sepertinya berhasil membuat Sam Sillery berubah pikiran. Sehun pun bersungguh-sungguh saat berkata akan menemani Mingyu setelah pembangkitannya.
Sekarang sudah hari ke-tiga Sehun mengantar pria itu untuk bertemu neneknya. Tentu saja, Mingyu tak ingat apapun, ingatannya dihapuskan seluruhnya, dimana Sam Sillery mengizinkan Sehun untuk mengarahkan pria itu sekaligus mengawasinya.
Sehun sama sekali tidak keberatan. Terlebih melihat bagaimana sayangnya sang nenek pada laki-laki itu, membuat Sehun mendadak rindu keluarga. Entah dimana dan bagaimana keluarganya sekarang, yang jelas Sehun tidak sekali pun bertemu orang lain yang membuatnya berdebar, selain Yoona tentunya.
Nenek Mingyu tentu sangat sedih mendengar jika cucunya mengalami kecelakaan sampai harus kehilangan ingatannya. Ia berulang kali merapalkan maaf pada Mingyu berpikir jika dirinya sangatlah merepotkan. Mingyu pun hanya bisa tersenyum menanggapi, sembari ikut menguatkan, karena ia tidak ingat apa-apa.
Selain perkataan Sehun, Mingyu tak percaya siapapun lagi.
Nyatanya, Sehun berusaha keras di balik itu semua. Merangkai macam-macam alasan yang bisa menguatkan pernyataannya bahwa Mingyu mengalami kecelakaan dan hilang ingatan.
Nasib baik karena sepertinya Mingyu ini tidak banyak memiliki kenalan. Dari cerita sang nenek pun, Mingyu hanya tinggal sendiri dan bekerja serabutan untuk membiayai hidup keduanya.
Meskipun untuk bagian itu, Sehun jelas lebih tahu. Mingyu bekerja sebagai orang sewaan, dan orang-orang menyewanya untuk membunuh.
Sekelam itu.
Dan Sehun bisa mengerti ketika neneknya tak tahu apapun soal ini.
Hari ini kunjungan mereka bukan tanpa agenda. Mingyu mengabari Sehun bahwa pihak panti menelponnya, memberi tahu jika kondisi neneknya lagi-lagi drop akibat asma. Untuk kali ini keduanya memasuki area rumah sakit dan menuju ruang VVIP setelah Sehun mereservasi.
Tentu, Sehun yang membayar seluruh biayanya.
Tiba di tempat tujuan pun, Sehun hanya menunggu di luar, membiarkan Mingyu masuk seorang diri sementara dirinya hanya berani mengintip melalui celah pintu.
Sehun hanya tidak ingin isi kepalanya berkecamuk memikirkan keluarganya. Ia terkadang menuruti kata-kata Chanyeol untuk fokus saja pada tugas mereka sebagai hunter. Ingatan itu akan membebani, lagipula itu akan tetap kembali pelan-pelan, jadi ketika prosesnya masih berjalan, nikmati saja tanpa perlu memaksa untuk mengingat.
Dan di sini, sebenarnya Sehun pun ketakutan. Terkadang ia memiliki rasa tidak siap mengenai masa lalunya. Karena sudah pasti, orang di kehidupan pertamanya bukan hanya Yoona.
Sehun hanya takut jika dulu dirinya adalah orang yang jahat, pembunuh, pendusta, atau apapun itu. Terlebih sekarang ia dihadapkan dengan Mingyu, yang menatap neneknya penuh kasih, membuat Sehun nyaris lupa jika pria itu adalah orang yang sama yang berkisah tentang berapa manusia yang mati di tangannya.
Mingyu membunuh orang lain untuk mendapatkan uang, dan hidup dari hasil itu bersama neneknya.
Sekitar tiga puluh menit Mingyu berada di dalam, dan sepertinya Sehun harus pamit karena Baekhyun menelponnya untuk tiba di lokasi yang sudah ia kirim.
Awalnya Sehun hendak pergi sendiri, namun saat melihat Mingyu menatapnya bingung dan hanya mengangguk saat Sehun izin pergi sebentar dan berjanji akan kembali, Sehun pun memutuskan untuk mengajaknya.
Tatapan lugu itu benar-benar membuatnya tak tega.
Pada akhirnya, sore hari ini, keduanya pergi dari kawasan rumah sakit menuju lokasi Baekhyun saat ini. Lagipula, Mingyu pun seorang hunter sekarang, mungkin ia bisa lebih paham akan tugasnya jika terus didampingi untuk beberapa waktu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Hunter ✔ | YoonHun
Fanfic[M] Kematian Sehun benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Yoona. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara berpijak dengan benar. Namun pada suatu malam, Sehun kembali dengan necromancy pada tubuhnya. Sage dari White Castle menghidu...