│Starry Night│
□□□
Cara terbaik ketika tengah dilanda gugup adalah diam. Seperti yang dilakukam Yoona, gadis itu berusaha menyamankan diri setelah diminta untuk duduk menunggu client-nya di sebuah lobi gedung penyiaran. Untuk pertama baginya mendatangi client secara langsung, karena biasanya mereka akan bertemu di kelab dengan si pria yang datang lebih dulu.
Dilihat dari profil yang diberikan boss-nya sore tadi, menunjukkan bahwa dia orang penting yang katanya terkenal di kalangan escort dan membuat teman-teman satu profesi bergumam iri. Anehnya, Yoona tidak kenal, jadi tidak tahu harus menanggapi seperti apa atas reaksi teman seprofesinya itu. Ia lebih bersyukur karena mendapat satu client yang memiliki wajah anak muda setelah sebelumnya hanya mendapat dua profil om-om yang terlihat seperti hidung belang.
Boss-nya bilang jika client-nya kali ini mahal, jadi Yoona harus bersikap sepatuh mungkin bahkan jika bisa tidak menolak apapun keinginannya. Dan itu membuat Yoona meneguk ludah gugup berkali-kali sembari menunggu. Sampai pada sepasang kaki yang tertangkap netranya, tubuh pemuda yang berdiri kokoh dan garis wajah tegas dengan tatapan matanya yang seakan mengintimidasi. "Im Yoona-ssi?"
Yoona buru-buru berdiri dan menunduk hormat.
Gila.
Yoona merasa bukan menjadi dirinya karena bertingkah seperti bertemu atasan yang hendak mewawancarainya. Biasanya ia adalah wanita nakal yang akan berjalan dengan seksi dan menatap penuh gairah. Salahkan boss-nya yang memberi ultimatum agar bersikap patuh. Well, meskipun mungkin yang dimaksud patuh oleh boss-nya itu bukan hal semacam ini.
"Ya, Taehyung-ssi?"
Kim Taehyung, pemuda tersebut tersenyum ramah, "Apartemen Diamond pukul sembilan malam. Kamar 3112." Tubuhnya condong semakin mempersempit jarak sampai membuat Yoona hampir gemetaran, sebenarnya benar-benar aneh. "Aku lebih suka jika kau menungguku pulang di sana, aku ada rapat mendadak." Ucapnya disertai senyuman berbinar yang Yoona dapatkan tanpa mengerti atas alasan apa pemuda itu begitu bahagia. Dia terlihat seperti anak kecil, mungkin memang begitulah adanya atau entahlah. Tidak dituliskan usia pada profil Taehyung dan mengetahui dirinya masih muda juga karena teman seprofesinya yang bergosip.
Sesuai ajaran boss-nya, Yoona mengangguk patuh.
Dia ikut mengangguk lucu tanpa membuat jarak. "Oh ya," imbuhnya seperti menyadari sesuatu. Kemudian memajukan wajah sampai hidung bangirnya berhasil menyentuh hidung Yoona. Tatapannya berubah, jadi seperti yang sering Yoona lihat ketika bertemu dengan client lainnya. "Kamar apartemenku memiliki password yang sama dengan nomor kamarku. Jangan lupa ya. Sampai bertemu nanti." Dia mengakhiri lalu beranjak pergi. Menyisakan Yoona yang mematung menyadari mereka berada di lobi dan beberapa orang di sana menatapnya penuh rasa ingin tahu.
"Wah, dia brengsek karena dia tampan." Perempuan itu mengumpat lantas menuju gedung apartemen yang dikatakan Taehyung tadi.
□□□
Hotel bintang lima dengan gaya Eropa. Yoona yakin mereka yang hidup di sana adalah orang-orang yang minim uang tunai. Dapat dipastikan isi dompetnya akan dipenuhi kartu hitam dan semacamnya. Wanita itu mendongak memusatkan perhatian pada ujung gedung yang dihiasi lampu kerlap-kerlip. Tangannya terangkat memperlihatkan jam tangan mahal hadiah dari satu client-nya, belum pukul sembilan jadi Yoona masih memiliki waktu untuk bersenang-senang. Ya, sebelum bersenang-senang dalam arti khusus di kamar apartemen Taehyung.
Langkahnya memasuki lift, membiarkan orang di sana menekan tombol lantai yang dituju. Rupanya ia masih setengah jalan untuk tiba di lantai paling atas. Yoona mengetuk-ngetukkan heels yang ia kenakan, menciptakan suara yang hanya dapat didengarnya karena orang-orang sudah lebih dulu keluar. Sampai ketika dentingan terdengar, pintu lift terbuka dan menampilkan suasana lorong sepi dengan tangga di ujung kiri.
Yoona berjalan pelan lalu membuka pintu besi yang ia yakini berakhir di atap gedung. Memang benar, dan suasana kota yang terang benderang menyapa atensi gadis itu, membuatnya sedikit tersadar bahwa dunia tidak segelap yang ia bayangkan.
Tatapannya beralih ke atas langit. Malam yang dipenuhi bintang dan bulan yang bersinar terang. Yoona menghela nafasnya, meratapi betapa hidupnya tidak semenyenangkan saat melihat bulan dan bintang di langit. Sesederhana itu tapi rasanya sulit untuk didapat.
Entah untuk alasan yang mana, tiba-tiba saja air matanya menetes lagi. Hanya berhasil menuruni pipi karena Yoona buru-buru menghapusnya. Ia menghirup udara setenang mungkin, ingin melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Sampai dirinya memutuskan untuk menjadikan Taehyung yang terakhir.
Iya, keputusan yang ia pikirkan sejak Joohyun mulai menyinggung hal ini lagi, yang sebenarnya berhasil membuat Yoona terasa hilang jati diri dan sedemikian gugupnya. Padahal hanya seorang Taehyung, tapi menjadi berbeda ketika Yoona telah memantapkam hati untuk berhenti dan menjadikannya yang terakhir.
Berada di atap gedung membuat suasana begitu sunyi, hanya bunyi kendaraan yang masih samar terdengar. Yoona mengedarkan tatapannya mencari tempat nyaman, namun tidak sengaja menangkap siluet seseorang di dekat pipa yang terhalang tabung besar. Yoona bergerak mendekat namun nyalinya menciut ketika melihat bayangan itu bergerak-gerak. Sepertinya bukan satu orang.
Wanita itu kembali mendekati pipa dan tersentak kala netranya menemukan sepasang manusia yang sedang bercumbu panas di sana. Ia bingung. Ingin pura-pura tidak lihat tapi si pria sudah lebih dulu memergokinya yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Lalu mereka berhenti, dan membuat si wanita mengikuti tatapan pria-nya ke arah Wonyoung.
"Yoona?" Orang itu mengenalinya.
Dalam suasana yang cukup gelap, Wonyoung ikut meneliti wanita itu sampai ia menyadari sesuatu, "Taeyeon?" ia tidak yakin.
"Wah, kau mengikutiku sampai sini rupanya." sang gadis, bernama Kim Taeyeon berujar lagi dengan percaya diri.
Yoona mendengus kesal karena tidak terima atas tuduhan Taeyeon. "Siapa yang mengikutimu? Tidak ada kerjaan."
"Memang benar, kau tidak ada kerjaan karena mengikutiku." Balas Taeyeon lagi.
"Sudah kubilang aku tidak mengikutimu." Sanggah Yoona cepat.
Melihat itu, si pria sepertinya merasa tidak nyaman dan segera melerai keduanya. "Kenapa harus bertengkar seperti anak kecil?" gumamnya.
Ia menarik Taeyeon untuk mendekat ke arah Yoona, maksudnya untuk berpindah tempat. Namun ia sempatkan diri untuk menyapa wanita itu. "Kau juga sedang ada client di sini?" Tanya pria itu. Yoona cukup tersentak mendengar pertanyaan yang tidak terduga. Retinanya menangkap wajah Taeyeon yang menatapnya tidak suka. "Tidak usah terkejut begitu. Aku juga seorang client di sini." Dia terkekeh. Dan Yoona semakin mendapat tatapan tajam dari Taeyeon.
"Kenalkan, namaku Baekhyun." Pemuda itu mengulurkan tangannya yang segera Yoona jabat agar dirinya cepat terlepas dari tatapan tidak suka yang diberikan Taeyeon.
"Im Yoona." Balasnya.
Tangan yang saling berjabat itu terlepas dengan cepat, sementara pemuda yang mengenalkan diri sebagai Baekhyun itu balas menatapnya dengan kekehan.
Mereka berlalu dari hadapan Yoona membuat gadis itu bernafas lega. Setidaknya ia tidak perlu repot pergi dari atap.
Tapi belum jauh dua sejoli itu melangkah, Yoona terpaksa mendengar percakapan keduanya di sana, terutama suara Baekhyun yang membuatnya hampir tertawa,
"Tidak perlu cemburu begitu, aku kan hanya ingin mengenal temanmu. Dia cantik, aku penasaran siapa client-nya."
Yoona masih melihat keduanya dari kejauhan, bahkan sampai hal kecil ketika Taeyeon mencubit pinggang Baekhyun kesal tapi juga gemas.
Apa hubungan client-server harus seromantis itu? Atau mungkin Baekhyun ini memang client tetap, seperti yang menetap di hati.
Yoona ingin tertawa rasanya.
"Dia terjebak cinta semacam itu rupanya." Yoona terkekeh, "Apa namanya? Cinta lokasi ya? Kuharap nasibku jauh dari hal sekonyol itu." lantas kembali menatap ke atas langit.
Mendadak rindu Sehun.
□□□
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Hunter ✔ | YoonHun
Fiksi Penggemar[M] Kematian Sehun benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Yoona. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara berpijak dengan benar. Namun pada suatu malam, Sehun kembali dengan necromancy pada tubuhnya. Sage dari White Castle menghidu...