│Blah│
□□□
Pintu flat itu berderit ketika Taeyeon membukanya. Tubuh kecilnya berangsur membantu Yoona untuk berbaring di sofa ruang tengah, pun dirinya sendiri ikut terduduk di sebelah wanita itu. Melirik sekilas tiap sudut kamar flat yang tidak berubah sedikit pun, selain debu yang mulai menghiasi beberapa barang.
Taeyeon mengatur nafasnya setenang mungkin. Bagian pelipisnya berdenyut pening ketika mengingat kesusahan yang ia alami sampai detik ini. Bahkan Taeyeon tidak menyadari kapan tepatnya hubungan dirinya dan Yoona merenggang. Ia hanya ingat pasal alasannya tiba-tiba saja menjauhi wanita itu. Iri, kasihan, dan merasa bersalah.
Taeyeon merasa hidupnya juga cukup memprihatinkan untuk tidak memikirkan kondisi orang lain. Tapi rupanya ia tidak bisa. Taeyeon sudah membawa Yoona pada posisi yang salah, dirinya lah yang sudah menawarkan pekerjaan kotor pada Yoona. Mengenalkan wanita itu pada Kim Junmyeon, yang sekarang berbicara seolah tak akan pernah melepas Yoona sebagai pekerjanya.
Sementara dirinya sendiri terlepas dengan mudah, setelah merasa tersiksa sejauh dan selama ini.
Merasa tak mendapat pencerahan apapun meskipun semakin dalam memikirkannya, Taeyeon memutuskan untuk membersihkan diri selagi menunggu Yoona beristirahat sebentar. Namun belum sempat ia melepas semua pakaian, bel kamar apartemen Yoona berbunyi. Membuatnya kembali memakai kemeja yang tadi sudah dilepasnya.
Lantas mendapati presensi laki-laki tinggi berkulit putih di depannya.
Melihat siapa yang datang, Taeyeon membuka pintu flat lebih lebar sehingga Sehun bisa langsung melihat kalau Yoona tengah tertidur di sofa.
"Aku akan menunggunya bangun." Ujar Sehun memberi alasan.
Tetapi Taeyeon memilih untuk bergeming dengan tangannya yang melipat di depan perut. "Biar aku saja." Sahutnya.
Sehun menunduk sebentar sembari menggigit bibir bawahnya. Kemudian menggeser tubuhnya sampai memperlihatkan tubuh Baekhyun yang berdiri tidak jauh di belakang pemuda itu. Taeyeon dibuat mengernyit heran. "Tapi kurasa kalian memiliki suatu hal untuk dibicarakan."
Sekon berikutnya Taeyeon melangkah mundur untuk kembali menutup pintu. Naas yang terjadi justru tangan Baekhyun yang terjepit ketika secara refleks menghentikan wanita itu. Dan ya, Baekhyun jelas menjerit sakit dengan Taeyeon yang buru-buru membuka pintu.
"Yak! Kenapa menghalangi?" Taeyeon memekik. Maju beberapa langkah untuk melihat kondisi tangan Baekhyun yang memprihatinkan. Kelima pangkal jarinya memerah. Sampai Taeyeon mengusapnya refleks dengan wajah paniknya. "Ish! Kau pikir masih punya cadangan kalau tanganmu putus???" imbuhnya, mendesis rendah.
Cukup untuk membuat Baekhyun tersenyum lalu berganti menggenggam tangan Taeyeon. "Kan masih ada tanganmu..." katanya mencicit. "Akan kumaafkan kalau kau mau bicara denganku."
Taeyeon mendongak siap untuk mencibir. "Maaf? Aku bahkan tidak tahu dimana letak kesalahanku." Ujarnya sarkas.
Baekhyun melirik Sehun sebentar lalu menunduk dan terkekeh pelan. "Benar... Aku juga tidak tahu dimana letak kesalahanku... tapi tetap saja, aku datang karena ingin meminta maaf."
Hal itu membuat Taeyeon tertegun. Memang benar, Taeyeon tidak memberi tahu Baekhyun dimana letak kesalahannya. Karena Taeyeon juga paham kalau ini bukan sepenuhnya kesalahan Baekhyun. Tetapi setelah tahu fakta dibalik sikap Baekhyun selama ini cukup untuk membuat Taeyeon ingin berhenti. Ia tidak mau hatinya mengharapkan hal lebih sementara Baekhyun memiliki maksud lain untuk mendekatinya.
Bagaimana mungkin Taeyeon diam saja ketika mengetahui hal ini?
Tapi dari segala hal yang memenuhi pikirannya, Taeyeon memilih untuk tersenyum dan berkata, "Kalau tidak salah ya tidak perlu minta maaf. Lagi pula aku juga tidak merasa membutuhkan maaf darimu, Byun Baekhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Hunter ✔ | YoonHun
Fanfic[M] Kematian Sehun benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Yoona. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara berpijak dengan benar. Namun pada suatu malam, Sehun kembali dengan necromancy pada tubuhnya. Sage dari White Castle menghidu...