│Black Heart│
□□□
Entah sudah berapa kali berpindah, sepertinya Sehun kembali pada channel awal setelah sebelumnya berusaha menemukan siaran yang dapat menghilangkan rasa bosannya. Anggap Sehun tidak sopan, menaikkan satu kaki pada meja di depannya sambil bersandar seperti setengah nyawanya tertelan bunyi jarum jam. Tidak ada yang bisa mengalahkan Sehun yang sedang bosan, kecuali mungkin presensi Yoona.
Bagusnya wanita itu datang dua detik setelah televisi dimatikan.
"Oh? Sejak kapan kau bangun?" Yoona nampak biasa saja meskipun untuk kali ini, dua kaki Sehun menjulur sempurna pada meja. Dan si pemilik tidak sedikit pun berniat menurunkan kakinya, ia merasa Yoona baik-baik saja melihat itu.
"Sudah sejak negara api menyerang." Sehun membalas sambil melipat tangannya.
Yoona terkekeh lantas berjalan mengambil segelas air, "Minum dulu." Wanita itu memberikannya pada Sehun. Barulah kaki Sehun turun dari meja.
"Kau mau pergi kerja?" Sehun bertanya.
"Ada yang harus kuurus. Aku akan ke café pukul satu nanti." Jawab Yoona mengambil gelas Sehun lalu menyimpannya di pantry. "Kau tidak bekerja Sehun-ssi?" Tanyanya.
"Aku memiliki satu restoran yang baru saja membuka cabang di Itaewon. Jadi aku hanya akan datang untuk mengecek sesekali. Bagaimana? Bukankah aku sombong?"
Yoona mengangguk membenarkan.
"Oh ya, nanti malam kau akan pergi bekerja 'kan?" Sehun bertanya lagi. Untuk kali ini Yoona tidak langsung menjawab. Jika Sehun membahas malam, itu berarti bukan lagi bekerja di tempat Joohyun.
Yoona memilih duduk lebih dulu, bertumpu tangan menatap curiga ke arah Sehun.
"Memangnya kenapa?" tanya Yoona.
Dengan santai dibarengi tubuhnya yang sedikit condong Sehun menjawab, "Aku ingin bertemu Tuan-mu."
Yoona mengubah posisi duduknya, "Ingin bertemu boss? Memangnya ada apa? Kau mengenalnya?"
"Ada yang ingin kubicarakan dengannya, dan jika aku mengenalnya aku tidak akan bertanya padamu."
"Kupikir dia bukan artis yang sulit ditemui. Dia pasti ada waktu."
Sehun menggeleng, "Harus bersamamu."
Kali ini Yoona kembali menatap curiga ke arah Sehun, gelagatnya aneh sekali. "Kalau mau menyewa bilang saja. Aku memiliki nomor ponselnya yang bisa kau hubungi." Wanita itu mencoba menebak isi pikiran Sehun.
Ketika itu, jam di pergelangan tangan Sehun menyala hijau. Membuat Yoona sedikit terkejut juga terpana. "Ah, kalau begitu aku akan minta nanti saja. Aku harus pulang sekarang." Sehun berdiri membuat Yoona mendongak memperhatikannya, sesekali melirik jam Sehun yang masih menyala-nyala.
"Kalau begitu akan kutuliskan nomornya, tunggu sebentar." Yoona berlari ke dalam kamar dan kembali dengan buku kecil juga pena. Buru-buru Sehun menghentikan tangan wanita itu.
"Akan lebih baik jika kau menuliskan nomor ponselmu saja."
Yoona mengernyit bingung.
"Bukankah kita harus janjian lebih dulu sebelum menemui boss-mu nanti malam?" Timpal Sehun sembari menaik turunkan kedua alisnya.
Mengerti dengan maksud Sehun, Yoona menurut saja, menuliskan nomor ponselnya pada secarik kertas namun menahannya ketika Sehun berusaha mengambil. "Beri tahu aku kenapa aku harus ikut?"
Sehun menghembuskan nafasnya, terlihat tidak sabaran. "Aku akan meminta izin untuk menyewamu, jadi kau harus ada di sampingku karena aku membutuhkanmu malam itu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Spirit Hunter ✔ | YoonHun
Fiksi Penggemar[M] Kematian Sehun benar-benar merenggut sisa kebahagiaan yang dimiliki Yoona. Gadis itu kehilangan arah dan tak tahu cara berpijak dengan benar. Namun pada suatu malam, Sehun kembali dengan necromancy pada tubuhnya. Sage dari White Castle menghidu...